icon-category Lifestyle

\'Belum Lima Menit\', Mitos atau Fakta?

  • 17 Oct 2017 WIB
Bagikan :

Ungkapan ‘belum lima menit’ untuk makanan yang jatuh ke lantai ternyata bukan isapan jempol belaka.

Sebuah penelitian di Manchester Metropolitan University (MMU) menyelidiki teori tersebut dan menyatakan beberapa makanan yang jatuh ke lantai masih aman dikonsumsi.

Tim peneliti menguji lima makanan, diantaranya roti dengan selai, pasta, daging ham, biskuit polos, dan buah kering. Kelimanya dijatuhkan ke lantai dan dibiarkan selama interval tiga, lima, dan sepuluh detik.

Alasan dipilihnya kelima makanan tersebut adalah memiliki tingkat aktivitas air yang berbeda. Kadar air merupakan kunci untuk melihat pertumbuhan bakteri dalam durasi tiga detik. Selain itu karena makanan-makanan ini familiar dan biasa dikonsumsi kebanyakan orang.

Makanan itu lalu diperiksa untuk memastikan apakah bakteri berbahaya pada lantai ikut masuk ke dalam makanan selama minimal tiga detik. Hasilnya, makanan yang memiliki kadar garam dan gula yang cukup tinggi relatif aman dimakan setelah jatuh ke lantai karena tidak adanya kesempatan bakteri untuk tumbuh.

Adapun buah kering dan pasta yang dimasak menunjukkan tanda-tanda klabsiella setelah diambil kembali dalam jangka waktu tiga detik. Klabsiella adalah bakteri yang berpotensi menyebabkan penyakit pneumonia, infeksi saluran kemih, dan gangguan pada jaringan lunak. Sedangkan biskuit adalah makanan yang paling aman dikonsumsi kembali setelah jatuh lebih dari sepuluh detik karena kadar air yang rendah.

"Tidak ada organisme spesifik yang terdeteksi pada biskuit. Ham yang diawetkan dengan garam juga aman. Roti dengan selai pun tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri karena kandungan gula yang tidak memungkinkan perkembangan mikroba," kata Technical Officer Manchester Metropoilitan University Kathy Lees seperti dikutip Dailymail, Selasa (17/10). 

Untuk mencegah timbulnya bakteri pada lantai, Lees menyarankan agar setiap lantai rumah tangga dibersihkan dengan cairan desinfektan  secara teratur. Bakteri yang paling sering hinggap di lantai adalah E. Coli dan Pseidomonas. Kedua bakteri tersebut merupakan bakteri opurtunistik penyebab utama gangguan pencernaan dan pernafasan.

"Idealnya, lantai dipel satu kali sehari. Namun, sepertiga dari orang Inggris hanya melakukannya seminggu sekali," ujarnya.

Hampir semua studi kasus di Inggris menyatakan bahwa peserta penelitian menganut prinsip ‘belum lima menit’ ketika berada dalam rumah. Tapi, membuang apapun yang dijatuhkan ke lantai saat mereka ada di ruangan terbuka.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini