Sponsored
Home
/
Travel

Menziarahi Kisah Kesultanan di Tiga Keraton di Cirebon Ini

Menziarahi Kisah Kesultanan di Tiga Keraton di Cirebon Ini
Preview
Advertorial02 October 2017
Bagikan :

Setiap tempat punya cerita. Sebagai negara yang dulunya terdiri atas beberapa kerajaan, beragam cerita peninggalan dari periode tersebut pun masih dapat ditemui. Anda bisa menemukannya pada prasasti, candi, museum, dan keraton.

Bicara soal keraton, selain di Yogyakarta dan Solo, Anda juga bisa berkunjung ke keraton di Cirebon. Di Kota Udang ini, Anda bisa menyimak sejarah nusantara dari ratusan tahun yang telah berlalu.

Seperti halnya Yogyakarta atau Solo, Cirebon juga mempunyai keraton. Di sana, pelanong bisa menyimak sejarah nusantara dari ratusan tahun yang lalu.

Setiap tempat punya cerita. Sebagai negara yang dulunya terdiri atas beberapa kerajaan, beragam cerita peninggalan dari periode tersebut pun masih dapat ditemui. Anda bisa menemukannya pada prasasti, candi, museum, dan keraton.

Bicara soal keraton, selain di Yogyakarta dan Solo, Anda juga bisa berkunjung ke keraton di Cirebon. Di Kota Udang ini, Anda bisa menyimak sejarah nusantara dari ratusan tahun yang telah berlalu.

Hingga kini, ada tiga keraton yang masih aktif di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Masing-masing cagar budaya ini mempertahankan keunikan arsitekturnya yang merupakan akulturasi Islam, Belanda, dan Cina.

Di samping itu, setiap keraton juga selalu menghadap ke utara dengan sebuah masjid yang terletak tidak jauh.
Meski memiliki beberapa kesamaan dari segi fisik, setiap keraton memiliki histori yang berbeda. Lokasinya pun berpencar, sehingga Anda bisa lebih luas menjelajahi asal daerah Nasi Jamblang ini.

Keraton Kasepuhan


Memasuki Keraton Kasepuhan akan membuat Anda merasakan atmosfer yang begitu kaya dan unik. Gerbang keraton ini akan mengingatkan Anda pada pura-pura sakral di Bali, sementara ukiran pada gapuranya menampilkan gaya Eropa yang khas.

Preview

Di bagian pagar Siti Hingil, sentuhan budaya Tiongkok kentara pada bahan keramik yang digunakan dan tembok yang mengelilingi keraton dibuat dari bata merah—khas bangunan Jawa.

Keraton Kasepuhan merupakan keraton tertua, terluas, sekaligus paling terawat di Cirebon. Generasi keempat Sunan Gunung Jati, Pangeran Mas Mochammad Arifin, mendirikan keraton ini pada tahun 1529. Dulunya, Keraton Kasepuhan bernama Keraton Pakungwati yang diambil dari gelar sang pangeran, yakni Panembahan Pakungwati I.

Keraton Kanoman


Pusat peradaban Kesultanan Cirebon berada di Keraton Kanoman sebelum akhirnya terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keratin Kacirebonan, Keraton Keprabon, dan Keraton Kasepuhan. Resmi berdiri di tahun 1679, Kanoman dipimpin oleh Sultan Anom I Pangeran Muhammad Badrudin Kartawijaya.

Preview

Seperti Keraton Kasepuhan yang menyimpan berbagai macam pusaka berusia ratusan tahun dari Mesir, Mongol, hingga Portugis pada museumnya, Kanoman juga menyimpan benda-benda bersejarah yang tak kalah mengagumkan. Jejak Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati pun tersimpan dengan rapi di dalam keraton ini.

Anda dapat menemukan kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang berbentuk menyerupai buraq sebagai kendaraan Sultan kala itu. Selain itu, piring-piring porselen asli dari Tiongkok yang menjadi penghias dinding juga merupakan daya tarik tersendiri.

Keraton Kacirebonan

Keraton ini baru berdiri di sekitar tahun 1808. Secara arsitektur, Keraton Kacirebonan lebih didominasi oleh gaya Eropa. Bahkan jika dijelajahi lebih jauh, bangunan ini terlihat seperti bangunan milik para pembesar di era kolonial. Kendati demikian, percampuran budaya tradisional dan Cina juga terlihat dari beberapa bagiannya.

Keraton Kacirebonan sebenarnya merupakan pemekaran dari Keraton Kaniman. Setelah perjalanan yang cukup panjang, Sultan Cabon I kemudian menjadi Sultan Keraton Kacirebonan yang pertama. Adapun Sultan Cabon I sendiri sesungguhnya adalah Pangeran Raja Kanoman yang bergabung dengan rakyat Cirebon untuk menolak pajak yang diterapkan Belanda.

Preview

Dianggap sebagai pemberontak, Pangeran pun diasingkan ke Benteng Viktoria, lalu dikembalikan ke Cirebon karena perlawanan rakyat Cirebon yang kian mengganas.

Nah, itulah tiga keraton yang patut Anda kunjungi untuk menziarahi kehidupan di tanah Cirebon di masa lampau. Meski letak tiga hunian para raja ini terpisah, jaraknya pun tidak terlalu jauh.

Untuk kenyamanan beristirahat setelah menjelajahi destinasi wisata di kota ini, serahkan pada Airy Rooms. . Ada banyak pilihan hotel murah di Cirebon dengan lokasi strategis yang bisa Anda dapatkan.

Preview

Tujuh fasilitas dasar pun lengkap tersedia di sini, mulai dari tempat tidur bersih, AC, TV layar datar, toiletries, shower air hangat, WiFi gratis, hingga air minum gratis. Dengan pemesanan hotel murah di Cirebon via web atau mobile app, maksimalkan keseruan bertualang Anda bersama Airy Rooms.

populerRelated Article