icon-category Travel

60 Persen Wisatawan ke Bali Manfaatkan Jasa Daring

  • 14 Dec 2017 WIB
Bagikan :

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Provinsi Bali I Ketut Ardana mengatakan 60 persen wisatawan datang ke Bali menggunakan jasa akomodasi perjalanan wisata daring (travel online). Hanya 40 persen wisatawan yang datang menggunakan jasa biro perjalanan wisata (travel agent).

"Dalam kasus Gunung Agung, wisatawan yang perlu dipikirkan adalah yang 60 persen ini," kata Ardana di Denpasar, Kamis (14/12).

Ardana mencontohkan kasus penumpukan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat penutupan bandara selama 2,5 hari beberapa waktu lalu. Wisatawan mancanegara yang menggunakan biro perjalanan wisata relatif lebih tenang, sebab perusahaan bertanggung jawab dengan kliennya.

Perusahaan yang akan mencarikan solusi terbaik bagi kliennya, misalnya mengganti transportasi dengan bus ke bandara terdekat atau menyiapkan kamar hotel sementara. Ardana mengatakan data ini bisa menjadi pegangan para pelaku wisata dalam rangka mengantisipasi kondisi Gunung Agung meletus di tengah kunjungan wisatawan.

Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali, I Gusti Kade Sutawa menambahkan kepastian transportasi merupakan hal vital yang diperlukan wisatawan di tengah bencana alam. Ia meminta pemerintah Provinsi Bali untuk menyiapkan terminal layak dan sumber informasi cukup di sejumlah terminal bus di Bali.

"Pusat informasi di terminal juga dibutuhkan untuk mengantisipasi kepanikan wisatawan, bukan hanya di bandara saja," katanya.

Sutawa mencontohkan kondisi Terminal Mengwi yang sampai saat ini belum berstandar internasional. Terminal yang berada di Kabupaten Badung itu dinilai kurang memadai untuk wisatawan mancanegara.

Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika memastikan wisatawan aman berkunjung ke Bali meski erupsi Gunung Agung masih fluktuatif. Status awas atau level empat yang diberlakukan untuk Sang Giri Tohlangkir hanya berdampak pada 22 desa dalam radius delapan hingga 10 kilometer (km) dari puncak kawah.

Ini berarti jika suatu hari gunung suci umat Hindu Bali tersebut meletus eksplosif, maka destinasi pariwisata di luar zona merah tidak akan terganggu. Pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan pelaku pariwisata terkait juga telah siap dengan rencana kontingensi.

"Saya jamin wisatawan aman datang ke Bali. Hanya 22 desa terdampak dari total 716 desa yang ada di seluruh Bali. Itu pun baru berlaku jika letusannya sedahsyat 1963," kata Pastika dijumpai terpisah.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Daring Online 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini