icon-category Technology

Akhirnya, Bagian Otak yang Picu Mimpi Berhasil Ditemukan

  • 11 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Para ilmuwan mengklaim berhasil menemukan bagian otak yang membuat kita bermimpi saat sedang tidur. Temuan ini diyakini sangat penting dalam memahami apa itu mimpi dan apa tujuannya.

Sebelumnya para ilmuwan meyakini bahwa manusia bermimpi ketika memasuki fase rapid eye-movement (REM) saat tidur. Pada fase ini aktivitas otak sangat cepat, sama ketika manusia sedang terbangun.

Yang membuat para ilmuwan bingung, beberapa hasil riset lain menunjukkan bahwa manusia juga bermimpi di luar fase REM.

"Ini seperti sebuah misteri," kata Francesca Siclari, ilmuwan dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, yang terlibat dalam studi ini.

Tetapi kini, misteri itu sudah terpecahkan.

Siclari bersama beberapa ilmuwan dari Swiss dan Italia, yang membeberkan riset mereka dalam jurnal Nature Neuroscience, mengungkap misteri ini dengan melakukan sejumlah eksperimen terhadap 32 orang sukarelawan.

Aktivitas otak para sukarelawan ini direkam saat sedang tidur menggunakan electroencephalogram (EEG) - sebuah teknik untuk memantau aktivitas otak dengan memasang 256 elektroda di batok kepala dan wajah. Dengan teknik ini para ilmuwan bisa memonitor jumlah dan ukuran sinyal gelombang otak, dalam berbagai kecepatan.

Selama eksperimen, ketika aktivitas otak mereka sedang dipantau, para sukarelawan juga dibangunkan tiba-tiba untuk menceritakan dan menggambarkan mimpi mereka.

"Secara keseluruhan, kami membangunkan mereka lebih dari 1000 kali," jeas Siclari.

Setelah bangun, para sukarelawan ditanyai tentang tentang apa saja yang mereka ingat dari mimpi itu, apakah dalam mimpi mereka melihat wajah, melihat pergerakan tubuh, atau berpikir.

Dari hasil rekaman EEG, para ilmuwan melihat bahwa ketika bermimpi ada perubahan aktivitas pada sebuah bagian otak yang dinamai "posterior cortical hot zone". Bagian ini terletak di belakang otak dan yang bertanggung jawab untuk mengolah informasi visual dan terlibat dalam proses pengintegrasian indera manusia.

Mereka melihat bahwa saat bermimpi, baik dalam fase REM atau tidak, akan ada penurunan aktivitas berfrekuensi rendah di posterior cortical hot zone.

Tetapi khusus pada mimpi yang berlangsung di luar fase REM, para peneliti melihat ada peningkatan aktivitas berfrekuensi tinggi di posterior cortical hot zone.

Lebih jauh, tim peneliti juga berhasil mengidentifikasi bagian otak yang membantu manusia mengingat mimpi. Untuk jenis mimpi ini akan ada peningkatan aktivitas berfrekuensi tinggi di bagian depan otak.

Dengan temuan ini para peneliti mengaku bisa memprediksi apakah seseorang sedang bermimpi saat tidur dengan tingkat ketepatan hingga 87 persen.

Para peneliti mengatakan studi ini bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi pada otak manusia ketika tidur, ketika manusia beralih dari kondisi sadar ke tidak sadar.

Meski demikian para peneliti mengatakan bahwa butuh penelitian lebih jauh terhadap posterior cortical hot zone untuk mengetahui apa fungsi dan tujuan mimpi. (The Guardian)

 

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini