Home
/
Sport

Atlet-atlet yang Menggigit Medalinya

Atlet-atlet yang Menggigit Medalinya
Nurul Hidayati30 August 2017
Bagikan :

Owi dan Butet juara dunia di ajang BWF 2017! Dan setelah pengalungan medali emas, keduanya berpose dengan menggigit medali mereka dengan wajah ceria.

Di arena SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, banyak atlet juga berpose dengan menggigit medali emas yang mereka raih. Seperti Sri Ranti (panahan), Eki Febri Ekawati (tolak peluru), I Gede Siman Sudartawa (renang), bahkan tim bulu tangkis beregu putra yang menggigit medali beramai-ramai.

Preview

Preview

Mengapa mereka berpose seperti itu? Usut punya usut, pose itu ternyata atas permintaan fotografer.

“Biasanya fotografer meminta mereka bergaya begitu,” kata Aditia Noviansyah, fotografer senior kumparan, Rabu (30/8/2017).

Tren menggigit medali mulai marak lebih dari satu dekade. Foto tertua milik Getty Images bisa dilihat pada tahun 1991, saat satu tim atletik Inggris menggigit medali emas yang mereka dapat. 

Di Olimpiade Beijing 2008, pose menggigit medali juga sangat sering dilakukan.

“Di Olimpiade, menggigit (medali) sebagian besar didorong oleh seruan utamanya fotografer dari Eropa: "Cium (medalinya), gigit,” tulis Reuters kala itu.

Saat itu hampir semua peraih medali emas dan banyak juga peraih perak dan perunggu, diminta menggigit medali pada Olimpiade 2008. Namun, kata editor foto Reuters saat itu, kadang-kadang permintaan itu menghasilkan pose yang kurang menarik.

Permintaan fotografer untuk menggigit medali sebenarnya adalah cara agar atlet punya pilihan bergaya dengan pose yang menarik.

"Banyak orang, terutama atlet China, benar-benar tidak tahu harus melakukan apa, jadi mereka menggosoknya ke bibir dengan sangat canggung," kata fotografer lepas Natalie Behring.

Preview

David Wallechinsky, presiden Perhimpunan Sejarawan Olimpiade Internasional, pada tahun 2012 membenarkan gaya menggigit medali adalah untuk memuaskan keinginan awak media.

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan sebuah medali, dan para juara yang antusias biasanya memenuhi permintaan para fotografer untuk menggigit lambang prestasi mereka tersebut.

"Ini menjadi obsesi para fotografer," kata Wallechinsky, seperti dilansir CNN, 12 Agustus 2012.

"Saya rasa mereka (fotografer) melihatnya sebagai jepretan yang ikonik, sebagai sesuatu yang mungkin bisa Anda jual. Saya tidak berpikir menggigit medali adalah sesuatu (inistiaf) yang dilakukan para atlet sendiri,” ungkap Wallechinsky.

Salah satu penulis buku “Buku Lengkap Olimpiade” ini melihat pada Olimpiade 2012, semakin banyak juara — utamanya dari cabang renang — yang bergaya dengan menggigit medali dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apa alasannya, Wallechinsky tidak tahu.

Medali yang digigit para atlet juara tentunya sangat keras -- termasuk medali emas yang lebih 90 persen berbahan perak -- sehingga perlu hati-hati. Jika terlalu bersemangat menggigit, bisa-bisa gigi bisa patah, seperti yang terjadi pada atlet Jerman yang berlaga di Olimpiade Musim Dingin 2010, David Moeller. Gigi depan Moeller sedikit rontok gara-gara menggigit medali peraknya atas permintaan fotografer.

"Para fotografer ingin kami menggigit medali kami pada upacara penyerahan meda. Dan ujung gigi depanku patah,” ujar Moeller seperti dikutip dari Metro.co.uk edisi 12 Februari 2010.

"Itu tidak terlalu buruk dan tidak sakit. Tapi itu menyebalkan saat Anda tidak bisa tersenyum seperti biasanya. Dan karena saya ingin memiliki foto bagus dan kenangan indah akan Olimpiade-olimpiade yang saya ikuti, maka saya pergi ke dokter gigi untuk memperbaiki gigi saya,” akunya.

Sepertinya Moeller telah tahu bahaya "mengunyah" medali.

Preview
Preview
Preview
Preview

populerRelated Article