Sponsored
Home
/
Travel

Banyuwangi Masuk Nominasi Kota Wisata Bersih se-ASEAN

Banyuwangi Masuk Nominasi Kota Wisata Bersih se-ASEAN
Preview
ANTARA18 September 2017
Bagikan :

Tak mudah untuk memenangkan kejuaran sebagai kota terbersih, terutama bagi kota besar yang sedang berkembang. Namun, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tetap optimis, dengan mengirimkan nama Banyuwangi dalam kompetisi Kota Wisata Bersih tingkat ASEAN (ASEAN Clean Tourist City Award - ACTC) 2017.

Dalam kompetisi tersebut, kabupaten yang berada di Jawa Timur itu akan bersaing dengan kota lain se-Asia Tenggara untuk meraih penghargaan tertinggi bidang pariwisata di tingkat ASEAN tersebut.


"Ini kebanggaan sekaligus tugas berat bagi kami sebagai salah satu wakil Indonesia dalam kompetisi kota wisata terbersih se-Asia Tenggara. Meskipun tergolong pemain baru di bidang pariwisata, kami terus berupaya membenahi destinasi wisata kami, terutama kebersihannya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, seperti yang dilansir dari Antara.


Azwar mengatakan Banyuwangi terpilih sebagai nominator karena kotanya mulai konsisten mengusung konsep ecotourism alias berwawasan lingkungan dan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, dan ekonomi masyarakat lokal.

Banyuwangi juga sudah memiliki “modal” untuk bisa jadi nominator, yakni juara sebanyak lima kali berturut-turut dalam ajang Adipura Indonesia, lambang supremasi kebersihan kota di Indonesia.


"Kalau lingkungan kotor, mustahil turis akan masuk, sehingga kami selalu mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan, termasuk di tempat-tempat wisata. Bahkan tiga tahun terakhir, kami terus menggelar festival toilet bersih sebagai bentuk kampanye kebersihan kami," ujar Azwar.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pariwisata MY. Bramuda mengatakan kalau dua objek wisata Banyuwangi yang akan bersaing dengan ratusan objek wisata lain di Asia Tenggara yakni Bangsring Undewater dan Grand New Watudodol.


"Dua objek wisata itu kami pilih karena pengelolanya memiliki visi yang sama dalam masalah kebersihan. Contohnya Bangsring Undewater, secara periodik mereka mengajak masyarakat di sekitar lokasinya untuk kerja bakti membersihkan sampah lewat pengeras suara, terutama saat pengunjung ramai. Ini juga sebagai edukasi ke pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan," kata Bramuda.

Konsistensi menjaga kebersihan di dua objek wisata itu telah berlangsung lama. Bahkan, pengelola Bangsring Underwater—yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Samudra Bhakti, sempat meraih penghargaan Kalpataru 2017 di bidang penyelamat lingkungan, karena dinilai sebagai pelopor konvervasi laut yang berhasil mengubah perilaku dan budaya tangkap ikan para nelayan.


Bramuda lanjut mengatakan, penilaian kota wisata bersih itu didasarkan pada tujuh indikator yakni; pengelolaan lingkungan, kebersihan, pengelolaan limbah, dan pembangunan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan dan kebersihan, kemudian tersedianya ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan, serta infrastruktur dan fasilitas pariwisata.

"Lomba kota wisata bersih ASEAN tidak hanya fokus pada masalah sampah, namun juga masalah penunjang wisata lainnya di antaranya tata ruang kota yang rapi, pencegahan polusi, serta bebas dari gelandangan/pengemis," pungkas Bramuda.

Berita Terkait

populerRelated Article