Sponsored
Home
/
Health

Cara Mudah Bikin Pria Luluh Lagi Setelah Bertengkar

Cara Mudah Bikin Pria Luluh Lagi Setelah Bertengkar
Preview
Redaksi Cosmopolitan Indonesia14 August 2017
Bagikan :

Anda bisa, pasti bisa! Untuk menghadapi hal-hal tidak mengenakkan yang mengasah emosi dan pikiran seperti masalah finansial, stres pekerjaan, naiknya berat badan pada pasangan “masa kini” seperti Anda, berjuanglah bersama untuk melakukan langkah berikut kala tengah diliputi pertengkaran.

Masalah besar atau kecil harus diperlakukan sama. Dan wanita Cosmo akan menyelesaikannya secepat yang ia bisa.


1st  Step: Define The Issue


DO! Coba Spesifik
Pria tidak suka akan hal yang bertele-tele. Tanpa perlu appetizer, pria akan lebih senang apabila ia diberitahu menu dessert yang akan Anda bicarakan. Kalau Anda bicara berputar-putar tanpa arah, otak pria akan cepat bekerja untuk mencari sangkalan-sangkalan. Serang langsung ke titik masalah dengan spesifik. Spesifik di sini berarti mencakup; 1) kesalahan apa yang dibuatnya, 2) jelaskan situasi yang bikin hati Anda memanas, dan 3) bagaimana Anda berhasil dibuat kesal karenanya. Kuncinya ada pada pemilihan kata-kata  “mengena” yang memastikan ia jadi kesulitan untuk mengalihkan kesalahannya.

DO! Bilang Yang Anda Mau
… dan bukan fokus pada apa yang tidak Anda sukai. “Aku sebenarnya mau kamu tadi yang jemput aku ke kantor. Jadi kita bisa pergi dinner dulu,” lebih meluluhkan hatinya daripada, “Kenapa tadi gak kasih kabar dulu sih kalau kamu pulang lebih awal? Coba tadi kamu….” Ah, tak perlu dilanjutkan sudah bisa ditebak bagaimana wajahnya terlihat di depan Anda.

DON’T! Menyerangnya
Inilah kesalahan yang sering diulang-ulang oleh para wanita. Anda membiarkan gengsi yang bekerja ketimbang strategi brilian yang bisa dihasilkan saat berpikir. Simpan dulu amarah (sementara waktu), dan beri waktu untuk diam selama empat menit saja, deh, tanpa respons apa-apa. Menyiramnya dengan kata-kata sama saja dengan menumpahkan minyak pada api menyala. Jeda sedikit saja, cukup memberinya waktu untuk berpikir dan kelanjutannya, mmm, menyesali kata-kata yang tadi ia lontarkan. Empat menit lewat, Cosmo tahu Anda pasti tak kuat lagi menahan, tibalah saatnya Anda untuk terbuka dan kembali berkata-kata.

2nd Step: Move Into Discussion


DO! Stick To The Issue
Kekesalannya Anda bertumpuk, itu boleh. Tapi kalau Anda sebenarnya marah gara-gara ia lupa bilang jadwal latihan futsalnya hari itu, cukup berhenti sampai di situ saja. Jangan Anda bawa-bawa sikapnya yang terlihat tak menyesal karena lupa. Ingat, satu masalah ya satu saja yang diperdebatkan.

DO! Berhenti Menyalahkan
Ketika hendak mengalamatkan amarah pada si dia, bukalah dengan “Kayaknya menurutku kamu …” bukannya, “Kamu sih yang bla bla blaBlah! Betul ia salah, dan akan semakin runyam kalau Anda menambah-nambah lagi kesalahannya.

DO! Ini, Kelemahan Pria
Rasanya Anda sudah tahu ya kalau pria sangat tidak pandai dalam hal berdebat. Mengapa pria lebih memilih mundur pelan-pelan dari masalah? Dalam riset yang Cosmo lakukan, sejumlah pria sendiri mengaku karena setiap argumen dalam pertengkaran itu biasanya ikut melibatkan hati dan cuma wanita yang betul-betul menjajah di urusan ini. Hurrah!

DON’T! Mind Read
Kalau Anda (sebenarnya) tidak yakin pada ucapan si dia, ajari ia untuk memberi penjelasan dengan cara lain, pakailah ungkapan misalnya. Karena kalau tidak, Anda punya tendensi untuk mengambil kesimpulan yang nyatanya ia tidak berpikir demikian.                                                                                                            

3rd Step: Lihat Progres Dalam 20 Menit


DO! Siapa Pengendalinya?
Anda tersenyum lebar karena sepanjang Anda bicara, anggukan kepalanya setara dengan jumlah kata-kata yang terlepas dari mulut Anda? Sebaiknya Anda tidak! Begini, ia merasa stuck karena Anda terus bicara tanpa memberi giliran. Kedua, ia mungkin bosan mendengar ocehan Anda. Maka, apakah ia betul-betul mendengarkan Anda? Anda akan tahu ia menyimak kalau Anda memberinya kesempatan untuk bicara, err, berdebat dengan Anda.

DO! Saat Anda Marah, Tenangkan Diri
Sebanyak-banyaknya waktu yang Anda butuhkan sampai emosi berhenti mengambil alih Anda. Seperti yang dikatakan John Gottman, pakar relationship, “Saat darah terpompa dan degup jantung serasa berbalapan, maka percuma Anda bicara. Talking is pointless. Anda terlalu marah untuk bisa mendengar.” Lakukan sesuatu yang punya daya magis untuk menenangkan pikiran, memang tak terdengar tepat tapi shopping online bisa mengalihkan pikiran Anda, atau telepon sahabat. Waktu ini bukan Anda pakai untuk merangkai kalimat-kalimat untuknya saat kembali bertatap muka. Tidak begitu! Pikirkan saja, “This is just a bad moment. We’ll work it out.”

4th Step: Cari Solusi


DO! Amarah Mereda, Temukan Solusi
Ibaratnya, dalam situasi ini Anda berdua tengah memperebutkan buah jeruk. Akan ada pihak yang berkorban lebih apabila salah satu dari Anda yang meraih seutuhnya. Dan itu bukan jalan keluar. Ketika Anda bertengkar tanpa satu pun yang mengalah, sudah pasti akhirnya Anda berdua akan membelah jeruk itu – tak utuh lagi. Namun, karena ini masalah Anda berdua, maka Anda berdua perlu saling memikirkan “apa yang diinginkan”. Artikan seperti ini: win-win perfectly. Question is, bagaimana supaya Anda bisa tetap makan jeruk itu, dan berdua bisa mendapatkannya sama rata. Exactly, memerasnya itu baru disebut win-win. You got the point? Oke, good!

DO! Katakan Yang Anda Rasakan
Keadaannya Anda berdua sudah sama-sama tenang, berbanding terbalik dengan yang terjadi 30 menit sebelumnya. Cosmo tahu Anda dalam hati pasti berharap agar ia yang lebih dulu membujuk Anda untuk berbaikan. Supaya itu terjadi, Anda harus mengarahkan ia menuju kepuasan Anda terletak. Kuncinya: “Apologize first, justify later,” tutur Cox. Dari situ pria akan Anda buat luluh, dan ini pertanda Anda telah mempercepat konflik untuk mereda. Pandang matanya sambil teruskan ucapan Anda sampai ia bersuara, “Maaf, sayang” atau “That's okay, sweetheart”.

5th Step: Saat Masalah Selesai
 

DO! Berhenti Membahasnya Lagi
Seharian sudah Anda habiskan untuk menyimpan kesal sampai “memuntahkannya”. Hitungan jam setelahnya, please, berhentilah bicara. Anda sudah lega, si dia pun sudah bertekuk minta maaf, maka pria akan benci jika Anda masih terus membahasnya berulang-ulang.

DON'T Berharap Ciuman Darinya
Cosmo bilang, lebih baik jangan... dulu. Seks terasa lebih spektakuler setelah bertengkar? Itu betul adanya. Tapi akan terasa berlipat ganda setelah adanya jeda, ladies. Jika waktu untuk menyendiri yang Anda butuhkan, menjauhlah dulu sementara. Paling lama dari “sementara” itu batasnya: satu jam.  Lagian memangnya Anda ingin berakhir semalaman bersama tumpukan DVD dan semangkuk ice cream di dalam kamar. Tidak, kan?  Tunggu sampai ia mencari Anda. Jika iya, sesi pertengkaran tadi nyatanya berhasil memperlihatkan satu hal: kematangan jalinan cinta. That's the best thing to end it all.

DO! Lakukan Hal Manis
Berlaku saat malam harinya, atau sehari setelah Anda bertengkar. Tanpa perlu diberitahu lagi, Anda sudah bisa mengatur sendiri jalan skenarionya. Tersenyumlah padanya dan bilang, “We survived! We're stronger than EVER before.” Dan hanya satu yang ada dalam pikirannya: Anda itu berharga di matanya dan ia tak membiarkan Anda mundur dari pelukannya. EVER. (Silvya Winny / Image:  bondart / Shutterstock / Clickphotos)

Tags:
populerRelated Article