Home
/
Health

Cara Tamara Geraldine Sosialisasikan Bahaya Gula

Cara Tamara Geraldine Sosialisasikan Bahaya Gula
aura.co.id20 December 2016
Bagikan :

Tamara Geraldine harus kehilangan mertua dan kakak tercintanya yang meninggal akibat penyakit diabetes. 

Pengalaman pahit tersebut pun menggugah Tamara Geraldine untuk menulis sebuah buku kesehatan khususnya tentang diabetes yang berjudul “Sugascope, Vini Vidi Gula!”.

“Gula itu gerbang semua penyakit. Awalnya kena gula itu karena makan. Saya memang bukan penderita gula, tapi saya merasa dijahatin gula,” kata Tamara ditemui di RS. Sahid Sahirman, Jakarta, pekan lalu.

Tamara pun menuturkan sulitnya menemukan buku kesehatan tentang diabetes yang mudah dipahami dan dicerna.

“Dulu waktu saya merawat almarhum mertua sakit, saya sulit menemukan buku kesehatan yang mudah dipahami. Makanya sudah lama saya  berniat menulis buku tentang diabetes, tapi baru kesampaian sekarang,” Tamara mengisahkan.

Sadar akan bahaya gula, wanita berdarah Batak ini pun mengajak sang paman seorang ahli kesehatan, Dr Roy Panusunan, SpPD, KEMD, FES untuk berkolaborasi menulis buku tentang diabetes ‘Sugascope, Vini Vidi Gula’.

Dalam buku ini, Tamara menggambarkan betapa gula mampu dengan cepat diubah menjadi gula darah dalam hitungan menit. Sementara, pankreas butuh kerja keras untuk mengubahnya menjadi energi dalam hitungan jam. Banyak orang yang tidak tahu ini, hingga akhirnya makan seenaknya dan terkena diabetes.

“Dengan membaca buku ini, diharapkan pembaca paham dan mengamini betapa gula adalah sesuatu yang sangat serius. Gerbang segala penyakit seperti kolesterol, hipertensi, dan diabetes,” ujarnya.

Berbeda dengan buku kesehatan lainnya, Sugascope bertutur dengan gaya bicara bercerita. Meski demikian, buku ini tetap berdasarkan data yang dibuat dengan bahasa sehari-hari tanpa mencederai akurasi data.

Tak sekedar menulis buku diabetes, Tamara pun punya cara lain agar terhindar dari penyakit diabetes.

“Sekarang saya lebih berempati dengan pankreas. Mulai berkurang minum kopi, hindari minuman manis dan lebih baik air putih. Makan pun harus seimbang dan perlu juga dikira-kira, bukan karena parno tapi untuk hidup lebih sehat,” tuturnya.

(uli/gur)

populerRelated Article