icon-category Sport

Di Balik Borok Arsenal

  • 28 Aug 2017 WIB
Bagikan :

"Apakah Leicester sangat berbahaya ketika menghadapi Arsenal? Ya, benar. Saya menyaksikan pertandingan itu tiga kali. Tapi apakah Leicester membahayakan kami? Tidak. Itu karena lawannya adalah kami.”

Ungkapan jemawa itu diucapkan Jose Mourinho usai Manchester United menekuk Leicester City dua gol tanpa balas, Sabtu (26/8) lalu. Konteks yang dibicarakan Mourinho bukan soal keberhasilan Paul Pogba dan kawan-kawan dalam melesakkan sepasang gol ke gawang Kasper Schmeichel, tapi lebih kepada kesuksesan mereka meredam produktivitas Leicester City. Hal tersebut gagal dilakukan Arsenal. Kendati berhasil menceploskan empat gol, gawang The Gunners tiga kali bobol oleh juara Premier League 2015/2016 itu.  

Namun, Mourinho tidak asal ngomong. Ucapannya terbukti pada Minggu (27/8) ketika Arsenal dilibas empat gol tanpa balas oleh Liverpool. Tak hanya menjadikan kekalahan kedua beruntun yang ditelan Arsenal, tapi juga menggenapkan delapan gol yang telah bersarang ke gawang mereka dalam tiga laga terakhir. 

Jelas itu sebuah catatan buruk sebab hanya West Ham United saja yang mencatat jumlah kebobolan lebih banyak ketimbang mereka. Bandingkan dengan catatan tak kebobolan yang berhasil diukir United dalam tiga laga beruntun —mereka belum kebobolan sama sekali—, seketika langsung terbayang raut muka arogan khas Mourinho.

***

Saat melihat starting line-up yang diturunkan Arsene Wenger kala timnya bentrok dengan Liverpool, sebagian dari anda mungkin berpikir jika Arsene Wenger sudah gila. The Professor mencadangkan Shkodran Mustafi serta Sead Kolasinac dan lebih memilih Rob Holding dan juga Hector Bellerin dalm skema 3-4-1-2 yang dipakainya.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Wenger menerapkan susunan pemain macam itu. Seperti diketahui, Sadio Mane dan kawan-kawan memiliki kecepatan dan pressing yang mumpuni. Mustafi mungkin tak secepat Holding, apalagi Kolasinac yang masih lebih lambat ketimbang Bellerin, tetapi cepat saja tak cukup. Wenger melalaikan satu aspek penting untuk melawan gegenpressing yang diterapkan Juergen Klopp, yakni ketenangan dan kemampuan dalam mendistribusikan bola.

Dalam hal tersebut, Mustafi lebih baik daripada Holding. Catatan 89 umpan —terbanyak kedua setelah Mesut Oezil dan Granit Xhaka— yang dilepaskannya di laga kontra Stoke City bisa dijadikan acuan.

Sementara itu Kolasinac terbukti nyetel dengan skema tiga bek milik Wenger. Tak hanya sebagai wing-back saja, tetapi juga saat mengisi pos bek tengah. Di satu sisi, penampilan apik Alex Oxlade-Chamberlain di laga sebelumnya juga jadi pertimbangan Wenger untuk memainkannya sebagai wing-back di pertandingan melawan Liverpool.

Untuk Bellerin, kami tak mengatakan dia full-back yang buruk, tapi kami tak bisa mengatakan hal yang sama jika dirinya dipasang dalam pakem tiga bek. Pemain berusia 22 tahun itu cenderung terlambat turun membantu pertahanan ketika timnya diserang.

Bellerin bertanggung jawab terhadap tiga gol yang bersarang ke gawang Petr Cech. Pemain yang sempat diincar Barcelona itu dua kali gagal menutup umpan silang yang kemudian berbuah gol, plus kecerobohannya yang membuat Mohamed Salah mencetak gol via serangan balik.

Holding memang cuma jadi biang kerok di gol kedua Liverpool yang dicetak Mane. Tapi bukan itu satunya-satunya kesalahan yang dilakukan pemain yang direkrut dari Bolton Wanderers tersebut. Kecerobohan pertamanya terjadi saat meloloskan umpan mendatar Emre Can kepada Salah dan yang kedua adalah saat melakukan kontrol bola buruk di babak kedua yang membuahkan peluang bagi Mane. Beruntung, aksi-aksi buruknya itu masih tertutupi oleh penampilan ciamik Cech. Selain itu dirinya juga tercatat telah empat kali kehilangan bola —terbanyak kedua setelah Oezil.

Jika berbicara mengenai masalah pertahanan, Liverpool sebenarnya tak jauh lebih baik ketimbang Arsenal. Pada pertandingan pembuka, mereka sudah kemasukkan tiga gol kontra Watford. Di kualifikasi Liga Champions, gawang mereka dibobol tiga kali oleh Hoffenheim dalam dua leg. Dengan. Clean sheet baru didapatkan Liverpool saat mereka berhadapan dengan Crystal Palace yang hingga saat ini belum berhasil mencetak gol sama sekali.

Dengan lini pertahanan yang tidak bagus-bagus amat, wajar kalau Liverpool dikabarkan tengah membidik beberapa bek tengah, mulai dari Virgil van Dijk hingga Benedikt Hoewedes. Wajar juga kalau eks-bek Liverpool, Jamie Carragher, sempat gusar melihat cara mantan timnya bertahan. Namun, menghadapi Arsenal, pertahanan buruk Liverpool itu tampak baik-baik saja. Malah, Arsenal tidak sekalipun bisa mencetak shot on target.

Bukan raihan yang menjanjikan untuk menjamu tim sekaliber Arsenal. Terlebih di awal laga, Juergen Klopp sempat membuat kejutan dengan menanggalkan Simon Mignolet dari starting XI dan menurunkan Loris Karius yang penampilannya cukup riskan musim lalu. 

Namun, seburuk-buruknya penampilan penjaga gawang, tak akan bepengaruh jika tak ada bola yang mengarah ke gawangnya, bukan? Itulah yang dialami Karius, dari delapan tembakan yang dilepaskan The Gunners, tak ada satu pun yang tepat sasaran. 

Lagi-lagi, ini PR buat Wenger.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Arsenal Liverpool 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini