icon-category News

Garuda Indonesia Minta Maaf Atas Keterlambatan Penerbangan

  • 02 Dec 2017 WIB
Bagikan :

Menyusul sejumlah keterlambatan dan penundaan layanan penerbangan yang terjadi Jumat (1/12), penerbangan Garuda Indonesia mulai berangsur lancar dan penumpukan penumpang sudah mulai terurai. Garuda Indonesia juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penumpang atas keterlambatan dan penundaan penerbangan yang terjadi.

"Pertama-tama, kami atas nama Garuda Indonesia menyampaikan maaf kepada seluruh penumpang customer kami yang selama dua hari ini mengalami pembatalan atau keterlambatan dalam hal penerbangan Garuda Indonesia. Kami berterima kasih atas kesabaran dan kesetiaan penumpang kami bahwa meskipun dalam dua hari terakhir kami menghadapi kendala dalam penerbangan, para penumpang dan customer masih tetap menunjukkan kesetiaan pada Garuda," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (2/12).

Pahala mengatakan, penerbangan yang sudah berangsur normal mencapai 70 persen. Ia menyebut bahwa pembatalan dilakukan untuk memperbaiki kinerja penerbangan mereka.

"Kami juga melihat bahwa memang penerbangan-penerbangan yang kami batalkan tersebut tentunya adalah penerbangan yang jumlah penumpangnya rendah, sehingga ini tentunya memungkinkan kondisi operasional yang lebih baik hari ini, dan tentunya yang sudah kami sampaikan sudah membaik dari sisi jumlah penerbangan yang bisa terbang sesuai dengan waktunya," ujarnya.

"Sudah ada perbaikan yang kami lakukan dan untuk memastikan bahwa para penumpang kami yang kemarin mengalami pembatalan hampir dipastikan semuanya dapat diterbangkan hari ini. Jadi tentunya ini kondisi yang lebih baik dari sebelumnya," tegasnya.

Lebih lanjut, Pahala mengungkapkan pembatalan penerbangan awalnya dikarenakan erupsi Gunung Agung yang mengakibatkan ditutupnya Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Internasional Lombok. Akibatnya, pesawat dan kru yang bertugas tidak bisa melakukan penerbangan, sehingga dilakukan penjadwalan ulang dengan kru lainnya.

"Dengan adanya jumlah kru, karena bagi kami penerbangan di Denpasar dan Lombok ini bisa mencapai sekitar 30 persen dari penerbangan kami yang mana ada keharusan bagi kami melakukan re-assignment daripada kru dan juga menyebabkan kru yang bisa di-assign menurun dibanding biasanya," ungkapnya.

Karena adanya re-schedule yang dilakukan, Pahala mengatakan adanya kesulitan dari sistem assignment ataupun pengelolaan dari sisi manajemen dan IT.

"Bayangkan kalau ada 600 penerbangan dalam sehari itu hampir seluruh dari penerbangan sekitar 30 persen terpengaruh, tentunya perlu dilakukan re-assignment dari resources yang kami miliki, baik itu kru maupun pesawat. Dan akumulasi dari hal tersebut dan pada saat yang sama kami juga melakukan updating dari sistem kami dan tentu itu dilakukan," paparnya.

Pahala juga mengungkapkan sebetulnya 10 hari sebelum erupsi Gunung Agung terjadi sudah mengantisipasi untuk melakukan antisipasi apabila aktivitas Gunung Agung meningkat. Apalagi pada awal November jumlah penerbangan belum begitu tinggi, sehingga dianggap cukup aman untuk melakukan langkah-langkah antisipasi.

"Tapi dengan adanya berbagai macam reschedule, assignment ini menyebabkan beberapa akumulasi penerbangan sehingga kemarin itu sudah sampai 700 kru yang terpengaruh dengan reschedule tadi karena sudah berlangsung selama 3-4 hari. Jadi ini kendala kami, sehingga kemarin dan hari ini banyak proses manual yang juga kami harus lakukan, sehingga ini yang juga menyebabkan kendala operasional kami. Tetapi seperti yang kami sampaikan hari ini, alhamdulillah bahwa kondisi operasional sudah sangat membaik, dan Soetta kami lihat hari ini penumpukan daripada penumpang yang ada di bandara itu sudah baik," tutupnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : garuda indonesia 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini