icon-category Health

Hati-hati, Tidur di Pesawat Bisa Bikin Tuli!

  • 20 Sep 2017 WIB
Bagikan :

Perjalanan menggunakan pesawat terbang kerap dimanfaatkan sebagian besar penumpang untuk memejamkan mata alias tidur. Namun penelitian yang dilakukan Harvard Medical School menemukan bahwa risiko tidur di pesawat bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Peneliti mengatakan bahwa tertidur ketika pesawat mengalami perubahan ketinggian dapat memicu tekanan di gendang telinga yang pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan permanen alias tuli.

"Hal ini terjadi ketika tekanan di bagian luar telinga tidak sesuai dengan yang di dalam. Seringkali, ini terjadi pada kebanyakan orang yang tertidur saat pesawat mendarat dan turun drastis di ketinggian tertentu," ujar dia dilansir Independent.co.uk.

Selain menyebabkan perubahan tekanan secara tiba-tiba di dalam telinga, tidur saat pesawat mengalami perubahan ketinggian yang mendadak  dapat memicu tabung eustachius tersumbat dan menyebabkan barotrauma.

Pada kasus yang berat ketika tabung eustachius tersumbat dalam waktu yang lama, infeksi dapat terjadi yang menyebabkan akumulasi cairan di belakang gendang telinga. Kondisi ini memicu rasa sakit dan membuat seseorang kesulitan mendengar.

Untuk menghindari risiko ini pastikan Anda bangun saat pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat meski rasa kantuk masih membayangi.

Selain menimpa mereka yang kerap tidur dalam pesawat, risiko gangguan pendengaran karena perbedaan tekanan udara juga dialami mereka yang hobi menyelam.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : tidur pesawat 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini