icon-category Technology

Uzone.id dan HelloMotion Academy Gelar Gathering Volume 6

  • 30 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Uzone.id dan Hellomotion Academy menyadari banyaknya minat anak muda terhadap dunia video, salah satunya adalah stop motion.

Melihat semangat dan antusiasme inilah kedua belah pihak mengadakan sebuah acara seru yaitu, HelloMotion Gathering Volume 6 dengan topik 'Receh Remeh Tapi Jadi Karya Kece!’

HelloMotion Gathering Volume 6 ini diadakan pada Sabtu, 29 April 2017 di Hellomotion High School di Ciputat, Tangerang Selatan. Tujuannya, memberikan informasi bagaimana membuat konten kreatif dari bahan-bahan sederhana yang ada di sekitar kita.

Pembicara untuk event HelloMotion Gathering ini adalah Wahyu Aditya (Founder HelloMotion Academy), Firman Widyasmara (Special Jury Award for Children Animation Piala Citra/FFI) dan Tb Putera (Award Winning VINE Video Creator).

Acara ini dihadiri oleh puluhan orang yang kebanyakan anak muda dari berbagai latar belakang, mulai mahasiswa hingga dokter. Mereka merasa tertarik untuk mendalami seni stop motion secara mendalam.

alt-img

Gathering yang digelar di HelloMotion Academy itu juga menjadi ajang berbagi proses kreatif ketiga narasumber. Bagaimana menciptakan karya yang bagus dengan ide-ide sederhana dan bahan yang sederhana.

Aditya misalnya, ia membagi pengalamannya saat membuat stop motion berjudul ‘Stop Human Cloning’.  Karya yang pertama Aditya ini dibuat dari bahan-bahan yang sederhana seperti kardus, kertas, lem, dan lainnya.

Dari segi desain, awalnya ia menggunakan kardus yang bertekstur, namun tak berhasil. Ia lantas menggunakan konsep kedua, menggunakan kardus dengan tekstur yang rata. Setelah melalui berbagai percobaan, akhirnya Aditya berhasil membuat stop motion pertamanya.

Untuk menciptakan karya stop motion, kata Aditya, yang dibutuhkan adalah media gambar, alat gambar, dan media rekam. “Semua bahan ini bisa kita dapatkan dengan harga yang tak terlalu mahal.” 

Ia mencontohkan stop motion karya Aulion, seorang kreator yang kini mendapat 362 ribu subscriber di YouTube. Karya Aulion berjudul ‘Heavy Rotation JKT48’ ini telah dilihat oleh 551 ribu orang. Sebuah angka yang cukup fantastis.

“Jika saya dalami lagi, ternyata karya-karya Aulion itu dibuat dari bahan-bahan sederhana yang banyak terdapat di sekitar kita,” kata Aditya.

Karya Pinot, menurutnya, menarik karena menggunakan aplikasi vine dengan durasi yang sangat singkat, yakni 6 detik. Pinot membuat karya dengan bahan-bahan yang sederhana; pensil, kertas, dan telepon genggam.

“Pinot adalah orang Indonesia yang menggunakan vine dengan 200 ribuan orang follower. Dia unik dalam berkreativitas,” sanjung Aditya.

Kini Pinot telah mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi berkat karya-karyanya yang bagus, unik dan mendunia. Klien-klien Pinot kebanyakan adalah perusahaan-perusahaan multinasional.

“Yang dibutuhkan dalam membuat karya-karya seperti ini ada tiga. Desain, cerita (story), dan menggunakan yang benar. Ketiganya harus dikuasai untuk membuat karya-karya seperti tadi,” Aditya menyarankan.

Tb Putera dalam kesempatan ini juga membahas proses kreatifnya sebagai animator dan pembuat stop motion. Siswa angkatan pertama HelloMotion Academy ini mengungkapkan tentang trik-trik membuat stop motion dari bahan-bahan yang dianggap remeh. Ia menggunakan aplikasi vine.

“Awal saya tertarik di dunia stop motion ini gara-gara vine,” tuturnya.

Pada awal-awal kariernya di dunia stop motion, Putera kemana-mana membawa handycam dan merekam apa yang ada di sekitarnya. Seiring berlalunya waktu, kaset hasil rekaman handycam itu pun menumpuk. Akhirnya, ia belajar teknik editing dan mulai tertarik membuat stop motion.

“Di stop motion itu, foto-foto dan grafis dijadikan satu dalam bentuk video. Cuma yang saya lakukan dengan hasil rekaman-rekaman itu adalah mengambil beberapa detik dari frame yang ada. Kemudian saya sambungkan dengan frame lain yang telah saya potong per beberapa detik. Inilah yang meciptakan sebuah ilusi menarik,” ungkapnya.

Saat itu, tutur Putera, belum ada smartphone. Karenanya, ketika muncul ponsel cerdas, ia merasa girang karena akan dapat berkarya dengan lebih mudah. Ia kemudian tertarik dan menggeluti vine.

“Dulu kan bawa-bawa handycam itu berat. Belum lagi harus impor file ke komputer. Ternyata di smartphone, semua jadi serba instan. Kita bisa bikin, edit, dan share langsung dari smartphone.”

Putera mengakui dirinya adalah tipe orang yang spontan. Jika merasa mendapat sesuatu yang menarik untuk dijadikan karya, ia langsung membuatnya. Tak perlu menunda-nunda atau menunggu inspirasi.

“Bikin saja dulu, tanpa nunggu ini-itu. Tak ada alasan untuk tak bisa berkarya. Semua yang ada di sekitar kita bisa dijadikan konten,” tegas pemenang Vine Video Creator ini.

Ia juga mengatakan, dengan aplikasi vine kreativitas kita benar-benar diuji karena singkatnya durasi video di aplikasi ini. Hanya hitungan detik. “Karenanya, kita harus mengambil materi yang benar-benar penting saja,” imbaunya.

Sementara itu, Firman lebih banyak membahas tentang aktivitasnya di Lanting Production, sebuah perusahaan kreatif. Namun, pria berkaca mata ini lebih senang menganggap Lanting sebagai tempat kerja bareng seniman ketimbang perusahaan.

“Kita di sini (Lanting) memproduksi animasi, ilustrasi dan workshop. Karya animasi yang kita produksi ada yang buat orang lain (klien), ada pula untuk kami sendiri,” tuturnya.

Untuk membuat sebuah stop motion, kata Firman, dibutuhkan waktu yang lumayan lama. “Diperlukan upaya yang serius dan sungguh-sungguh untuk membuat stop motion. Latihannya juga berjam-jam dalam sehari. Semua bahan yang dibutuhkan ada sekitar kita,” tandasnya.

Perwakilan dari Uzone.id, Priyo Utomo, menyampaikan tentang portal Uzone.id dan lomba stop motion yang digelar situs ini.

“Uzone adalah media online aggregator yang mengkurasi konten-konten media online yang terkenal Republika, Tempo, Suara.com dan lain-lain,. Terdapat 12 kanal di Uzone.id, mulai dari news, travel, olahraga hingga otomotif,” papar Corporate Communication Executive Uzone itu.

Ia menambahkan, Uzone adalah media bagi para pegiat komunitas untuk berunjuk karya. Karenanya, Uzone menggelar lomba stop motion. “Ini adalah kedua kalinya lomba stop motion yang digelar Uzone. Tema kali ini adalah Warna Budaya Indonesia Satu,” bebernya.

Priyo kemudian meminta peserta gathering yang hadir untuk mengikuti lomba stop motio di Uzone.id. “Hadiahnya lumayan, sampai puluhan juta.

Dalam kompetisi ini, Uzone.id mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kearifan lokal daerah masing-masing dalam bentuk karya film stop motion.

Lomba dengan hadiah uang puluhan juta rupiah dan beragam hadiah lainnya ini dimulai sejak 29 Maret 2017, dengan batas pengumpulan video hingga 31 Mei 2017. Penilaian akan dilakukan pada 5-7 Juni 2017, dan pengumuman pemenang akan digelar pada 8 Juni 2017.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini