icon-category Lifestyle

Ini Kisah Ghea Siagian, Pecinta Anjing dan Kucing

  • 07 Dec 2017 WIB
Bagikan :

Manusia merupakan makluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Namun banyak manusia yang tidak memiliki kasih bagi sesama makhluk Tuhan.

Belakangan ini sedang marak kasus penyiksaan terhadap hewan, khusunya hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.

Ghea Siagian, merupakan salah satu anak muda yang cantik dan mempunyai kepedulian terhadap hewan, khususnya anjing dan kucing. Saat ini ia juga memelihara 4 kucing dan 2 anjing di rumahnya dari hasil yang ia temukan dijalan dan adopsi.

“Semuanya itu nggak ada yang beli, semuanya itu rescue,” kata Ghea kepada suara.com, di Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Sejak April 2017 Ghea sudah mulai terbebani untuk menolong dan membawa ke shelter anjing dan kucing yang ia temukan di jalan karena dibuang oleh pemiliknya, dan tidak jarang juga mereka dalam kondisi yang mengenaskan untuk dibawa ke shelter.

Bagi Ghea tidak ada yang namanya kucing liar atau anjing liar. Pada dasarnya mereka memiliki majikan mereka masing-masing. “Pada dasarnya nggak ada tuh yang namanya kucing liar, anjing liar, mereka punya majikan sebenarnya,” kata Ghea.

Alasan Ghea untuk memperhatikan anjing dan kucing adalah kasihan. “Kasian, lebih ke kasian aja, karena mereka kan nggak bisa jajan sendiri, mereka nggak punya uang sendiri, ngga bisa cari kerja,” kata Ghea.

Bagi Ghea berbuat lebih ke hewan bukan berarti tidak memiliki simpatik ke sesama manusia. “Bukannya nggak punya simpatik ke manusia sih, cuma saya selalu berpikir kalau manusia itu masih punya akal, masih punya kaki, bisa bicara, punya tubuh yang lengkap, nggak seperti mereka,” kata Ghea.

Ghea mengatakan bahwa anjing dan kucing sering kali dieksploitasi oleh manusia.

“Mereka tuh cuma dieksploitasi sama manusi, kalo ngga dipukul, ditendang, ya kalo sakit dibuang,” ujarnya.

Ghea juga mengatakan bahwa hewan memiliki hak yang sama seperti manusia, karena hewan juga diciptakan Tuhan dibumi dan seharusnya manusia juga berbagi tempat dan berbagi kasih.

“Mereka juga punya hak yang sama, kalo sakit ya dibawa ke dokter, kalo nggak suka sih nggak apa-apa sebenernya, kan banyak juga dari mereka yang jijik sama anjing jijik sama kucing, tapi kadangan tanggapan mereka kalo jijik terus langsung menyiksa, itu yang sebenernya saya nggak suka, jadilah seperti yang ada di shelter datang dengan keadaan kritis,” kata Ghea.

Karena bagi Ghea makanan kucing tidak semahal makanan anjing, ia selalu membawa makanan kucing di dalam tasnya untuk diberikan kepada kucing-kucing yang sedang mencari makan.

“Di tas itu selalu stay cat food, untuk dijalan suka ketemu kucing-kucing yang lagi makan disampah alangkah baiknya di kasih, nggak mahal kok cat food,” katanya.

Dalam kesehariannya Ghea rela memberikan makanan terbaik bagi peliharaannya walaupun terkadang makanan peliharaannya lebih enak dibandingkan dia. “Kalo uda cinta rela aja gitu, kita mau makan ikan asin ya makan ikan asin aja,” kata Ghea.

Ketika ditanya oleh suara.com arti dari hewan-hewan yang ia tolong, baginya mereka adalah segalanya. “Kalo nulis caption di instagram itu mereka my everything,” kata Ghea.

Selama menolong dan mengurus kucing dan anjing yang membutuhkan, ada kendala dari sang ayah yang takut kalau Ghea sakit akibat peliharaannya. “Lebih kendalanya ke papa sih ya, takut anaknya sakit, yang penting harus keep clean biar sehat, kalo mereka sehat kita juga sehat,” kata Ghea.

“Dan walaupun suatu saat saya nggak bisa punya anak, itu bukan gara-gara mereka, tapi Tuhan belum mempercayai saya untuk bisa punya anak,” lanjutnya.

Adopsi Anjing dan Kucing Untuk Mendewasakan Hubungan

Karena keadaan finansial orangtua Ghea tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan kucing-kucing dan anjing-anjing miliknya, dibalik itu ada sang kekasih yang setia membantunya. “Karena keadaan finansial orangtua aku lagi menurun waktu itu, jadi pacar saya yang biayain kebutuhan mereka sampai saat ini,” kata Ghea.

Bagi Ghea dan kekasihnya mengadopsi anjing dan kucing secara bersama merupakan salah satu cara untuk bisa mendewasakan hubungan mereka. “Awalnya itu dia bantuin waktu adopsi anjing pertama, dianggap untuk komitmen bersama, untuk bertanggung jawab, dan untuk mendewasakan hubungan juga kan, itu sama aja kayak anak manusia juga,” kata Ghea.

Stop Makan Daging Anjing

Menjelang natal, banyak sekali kasus yang sedang marak yaitu jual beli daging anjing dengan menyalahgunakan kata natal untuk mendonasikan dana untuk Natal.

Ghea pun menghimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kata natal untuk jual beli daging anjing. “Stop gunain kata natal untuk jual beli daging anjing, kan bisa cari dana natal dengan ide-ide yang lebih kreatif lagi,” kata Ghea.

Karena bagi Ghea dan kawan-kawan nya memakan daging anjing dapat membawa penyakit bagi yang memakannya. “Alasannya mereka bawa penyakit untuk dimakan, uda banyak kok kasusnya, satu keluarga makan daging anjing lalu mereka meninggal, uda banyak kok kasusnya kalo mau dicari,” kata Ghea.

Ghea juga mengharapkan kepada yang merayakan natal untuk bisa merasakan suka cita natal tanpa daging anjing. “Jadi bisa kita rayakan natal, suka cita natal tanpa daging anjing,” kata Ghea. (Handita Fajaresta)

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : kucing anjing 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini