icon-category News

Izin Operasional Uber di London Dicabut

  • 23 Sep 2017 WIB
Bagikan :

Uber kehilangan izin operasionalnya di London, Inggris. Otoritas transportasi kota London (Transportation for London/TfL) mengatakan kurangnya tanggung jawab perusahaan dalam sejumlah kasus jadi penyebab tak ada izin baru untuk Uber di London.

"Pendekatan dan langkah perusahaan menunjukkan kurangnya tanggung jawab di sejumlah peristiwa yang punya potensi berdampak pada keselamatan dan keamanan publik," bunyi pernyataan TfL seperti dikutip dari The Verge.

Dengan keputusan ini, Uber tak akan bisa beroperasi lagi di London. Sebelumnya mereka hanya punya lisensi izin dalam durasi empat bulan. Mereka mengajukan izin operasional berjangka 5 tahun, tapi ironisnya ditolak.

Kini lepas September, Uber tak boleh lagi beroperasi. Namun Uber masih diperbolehkan mengaspal di London selama proses banding berlangsung.

Izin operasional Uber di London resmi berakhir di akhir bulan ini. Namun mereka masih punya waktu selama 21 hari untuk banding. Selama proses banding belum tuntas, Uber masih boleh beroperasi di sana.

Uber pertama kali tiba di London lima tahun lalu. "Ada 3,5 juta warga London yang menggunakan aplikasi kami, dan lebih dari pengemudi berlisensi yang mencari pendapatan di Uber akan merasakan dampak dari keputusan ini," ucap Tom Elvidge, General Manager Uber di London.

Sebelumnya sumber Business Insider mengatakan dirinya tak yakin bahwa Uber akan mendapat perpanjangan lisensi jangka panjang di London. Kalaupun masih diperbolehkan, maka lisensi itu tetap dalam bentuk jangka pendek.

Uber sempat menungggu perpanjangan lisensi dari Transport for London (TfL), otoritas transportasi kota, untuk durasi lima tahun. Saat ini Uber hanya memegang lisensi berdurasi empat bulan, dan itu pun tak lama lagi berakhir.

Ada sejumlah alasan Uber mendapat tekanan publik yang begitu besar di London. Pertama adalah penolakan dari pengemudi taksi reguler.

Pengemudi taksi reguler itu berpendapat Uber membuat lesu pendapatan mereka. Mereka juga menuding Uber tak aman bagi penumpang, merujuk pada laporan pelecehan seksual yang pernah terjadi.

Selain itu, sebagain mitra pengemudi Uber sendiri pun punya keluhan dari segi nilai upah yang mereka dapat yang terlalu kecil. Padahal jam kerja mereka panjang.

Beban lain yang harus ditanggung Uber di London adalah sidang yang menentukan status pengemudi apakah tetap sebagai "mitra" atau "pekerja". Lebih parahya lagi, Uber harus menghadapi tekanan politisi yang mengkapitalisasi isu tersebut.

London menjadi salah satu pasar paling penting Uber di Eropa, yang juga berstatus kota dengan pengemudi Uber terbanyak di Inggris. Business Insider mencatat ada sekitar 40.000 pengemudi Uber di sana. Kehilangan London akan jadi pukulan telak bagi Uber yang sedang berbenah di bawah CEO baru, Dara Khosrowshahi.

Tak hanya di London, Uber juga dalam sorotan publik menyusul investigasi otoritas hukum AS yang menemukan dugaan praktik bisnis ilegal di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Laporan investigasi itu menyebut ada dugaan suap oleh Uber ke polisi untuk memuluskan izin operasional salah satu kantor mereka di Jakarta.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : uber 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini