Home
/
Travel

Pemudik Bawa Duit Rp9,7 Triliun ke Kampung Halaman

Pemudik Bawa Duit Rp9,7 Triliun ke Kampung Halaman
Christine Novita Nababan07 June 2019
Bagikan :

Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin Jakarta sekaligus Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi (HIPPI) DKI Jakarta melansir puncak perputaran uang pada perayaan Idul Fitri 1440 Hijriah mencapai Rp9,7 triliun. Itu artinya, uang dibawa pemudik ke kampung halamannya.

Hitung-hitungan itu diperolehnya berdasarkan data Balitbang Kementerian Perhubungan yang memperkirakan jumlah pemudik lebaran 2019 dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 14,9 juta orang.

Menurut dia, jika setiap rumah tangga dirata-rata membawa uang paling minim Rp4 juta, maka uang yang mengalir ke daerah mencapai Rp9,5 triliun. Jumlah itu lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp8,2 triliun, dan 2017 lalu Rp7 triliun.

"Uang tersebut mayoritas beredar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur, sebagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/6).


Dana itu belum termasuk remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri yang berjumlah nyaris 9 juta orang. Dengan perhitungan setiap TKI mengirim Rp1 juta per orang, maka daerah menerima perputaran uang tambahan Rp9 triliun. Walau, ada kecenderungan dana tersebut tidak akan dibelanjakan semua.

Ia meyakini ekonomi daerah akan bergerak dan bergairah dengan jumlah transaksi yang signifikan. Karena, perputaran uang sangat tinggi, dampak dari uang yang mengalir dari kota ke daerah tujuan mudik.

"Belanja konsumsi masyarakat akan mampu memberikan kontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang diperkirakan mencapai 5,2 persen, naik dari sebelumnya, 5,07 persen. Momentum perayaan ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.


Adapun konsumsi masyarakat yang dimaksud, antara lain berputar di sektor pariwisata, seperti oleh-oleh khas daerah, aneka produk UKM, hingga makanan khas dan kerajinan. "Masa liburan lebaran tahun ini yang mencapai 11 hari sangat mendukung perputaran uang," imbuh Sarman.

Pun demikian, ia mengingatkan bahwa konsumsi masyarakat akan landai. Masyarakat berpotensi mengerem dan selektif dalam membelanjakan uangnya usai momentum lebaran, mengingat berakhirnya libur lebaran bakal diikuti dengan ajaran baru anak sekolah.

Berita Terkait

populerRelated Article