Personal Shopper atau Personal Stylist?
Belakangan ini rumah mode ternama berlomba-lomba memanjakan para konsumernya melalui fitur personalisasi yang memungkinkan klien mencantumkan inisialnya pada beragam produk yang ditawarkan seperti dompet, tas, koper, luggage tag, botol parfum, hingga syal cashmere yang mewah.
Segala yang berbau 'personal' pun kian marak diburu oleh pencinta fashion. Tak ketinggalan jasa personal shopper dan personal stylist yang tengah menjadi incaran para selebriti maupun kalangan high society.Ketika Anda telah terlalu sibuk dan 24 jam sehari tidaklah cukup untuk mengurusi tetek bengek seputar mode, merekrut personal shopper atau personal stylist tentu menjadi opsi yang paling masuk akal untuk tetap menjadikan tampilan Anda senantiasa memukau di tengah poros pergaulan.
Jasa personal shopper cenderung identik dengan layanan yang diberikan secara cuma-cuma di sejumlah butik, departement store luks, hingga e-commerce.
Mereka sengaja dihadirkan untuk membantu konsumer menyeleksi koleksi terbaru atau koleksi limited edition, sehingga Anda sebagai pelanggan tidak perlu repot-repot menelusuri setiap rak karena personal shopper akan menyajikan sortirannya di depan Anda.
Semakin sering (dan banyak) Anda berbelanja, tentunya semakin baik pula pelayanan yang mereka berikan untuk Anda.
Seiring dengan perkembangan jaman, profesi ini pun semakin banyak dibutuhkan terutama bagi individu yang tak mau ambil pusing soal mendapatkan barang fashion yang dibutuhkan atau diincarnya.
Menanggapi fenomena ini, department store maupun butik bergengsi yang rela jungkir balik demi memuaskan para klien A-list pun kian menjamur.
Biasanya department store dan butik papan atas telah memiliki satu tim personal shopper yang mengobservasi dan menganalisa gaya dan selera para klien, termasuk dengan mengamati pola berbelanja sekaligus menelusuri riwayat pembelanjaan mereka.
Hasil 'penelitian' tersebut kemudian digunakan sebagai pedoman bagi tim personal shopper untuk melayani para klien. Dengan bantuan personal shopper, setiap produk fashion yang tertera di lembaran wish list atau to-buy list segera tersedia di depan mata tanpa harus menyisihkan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk memburunya sendiri.
Di Indonesia sendiri, belum banyak individu yang menggunakan jasa personal shopper dan biasanya mereka memilih untuk membiarkan sosok personal shopper berada di bawah radar. Toh publik tidak perlu tahu tangan-tangan tak terlihat yang telah berjasa mendapatkan deretan barang fashion yang mereka kenakan.
Sebagai contoh, seorang sosialita menggunakan jasa personal shopper yang berbasis di luar negeri untuk membelikan barang-barang yang diinginkannya. Dengan demikian ia tak perlu repot bolak-balik terbang hanya untuk berbelanja koleksi yang tidak tersedia di Indonesia.
Contoh lainnya, tersebutlah seorang wanita pekerja profesional merekrut personal shopper yang ditugaskan untuk memburu barang-barang limited edition yang diincarnya.
Koleksi limited edition yang diburu pun bukan sekadar lansiran teranyar saja, koleksi vintage hingga koleksi yang hanya dimiliki oleh segelintir orang di muka bumi ini pun akan dikejar.
Kendati terdengar trivial, fenomena ini membuktikan bahwa dengan bantuan personal shopper Anda dapat membangun koleksi fashion serumit apa pun preferensi yang Anda punya.
Meskipun biasanya tugas utama personal shopper hanya sebatas membelikan barang saja, sejatinya seorang personal shopper yang baik juga harus mampu merangkap sebagai penasihat dalam urusan pembelanjaan untuk mengurangi serta menghindari terjadinya pembelian secara impulsif.
Mereka harus mampu menentukan apakah suatu barang dapat dijadikan sebagai investasi dalam wardrobe Anda, bukan sekadar barang yang sebentar trendi, sebentar 'basi'.
Berbeda dengan personal shopper, profesi personal stylist jelas lebih populer serta memperoleh permintaan yang lebih banyak—terutama dari kalangan selebriti, sosialita, dan pekerja top level.
Keterbatasan waktu, energi, dan juga pengetahuan untuk mengatur penampilan sendiri membuat mereka membutuhkan bantuan personal stylist yang tak hanya sekadar mendandani, namun juga membangun citra dan gaya personal yang membuat mereka terlihat lebih stylish, berkarakter, dan representatif.
Salah satu personal stylist yang dihubungi oleh Bazaar, Yoland Handoko, menuturkan bahwa kliennya merasa membutuhkan jasa personal stylist karena menyadari kekurangan fisik yang mereka anggap kurang sedap dipandang, namun mereka belum tahu bagaimana cara menyiasatinya.
Dengan kesibukan yang begitu padat, mereka tidak lagi memiliki banyak waktu luang untuk memerhatikan tren fashion, apalagi mencari tahu bagaimana seharusnya mereka menata penampilannya sendiri. Di situlah seorang personal stylist memiliki peran yang sangat signifikan.
Selain itu, perhatian personal stylist juga tidak hanya terpaku pada ukuran dan bentuk tubuh saja. Berbagai aspek seperti kepribadian, jenis pekerjaan, hingga selera fashion turut menjadi elemen yang penting untuk dipahami sebelum seorang personal stylist dapat menyuguhkan rekomendasi tampilan yang tepat.
Stylist profesional, Thornandes James, bahkan sempat mengemban tanggung jawab untuk menciptakan image dan membangun karakter gaya seorang selebriti jauh sebelum ia diorbitkan. Strategi seperti ini penting agar sang selebriti dapat terlihat atraktif, sehingga ia akan meninggalkan impresi yang baik di tengah publik.
Selain itu, sebagai seorang personal stylist dengan klien selebriti papan atas, Thornandes James juga memiliki serangkaian tugas mulai dari menyediakan baju dengan sejumlah opsi untuk dipilih langsung oleh selebriti yang bersangkutan, baik untuk keperluan acara resmi, proyek komersil, hingga untuk tampilan sehari-hari.
“Untuk satu tampilan, saya biasanya menyediakan sekitar empat atau lima alternatif yang bisa dipecah dan dipadu-padan satu sama lain. Saya mendapatkan wardrobe tersebut baik melalui jalinan kerjasama dengan desainer lokal maupun brand internasional, dan tak jarang saya juga harus berbelanja untuk memenuhi kebutuhan penampilan sang klien.
Untuk beberapa proyek khusus, saya juga bertugas untuk memberikan panduan kepada desainer soal rancangan yang akan dikenakan oleh klien. Sebagai seorang stylist, saya harus mempelajari kekurangan dan kelebihan fisik klien sehingga saya tahu rancangan dan gaya seperti apa yang tepat untuk diaplikasikan pada mereka,” jelas Thornandes James pada Bazaar.
Ketika Anda memiliki personal stylist, pada saat yang bersamaan mereka juga dapat merangkap sebagai personal shopper Anda.
Setelah melewati serangkaian proses assessment, mereka telah mengetahui secara pasti ukuran dan bentuk tubuh klien, preferensi gaya, juga segenap aspek personal lainnya, sehingga proses pembelanjaan pun akan menjadi lebih mudah dan efisien.
Berbeda dengan personal shopper yang terbatas mencarikan dan membelikan barang yang diinginkan oleh klien, personal stylist memburu barang-barang yang mampu mengelevasi penampilan sang klien secara keseluruhan dengan berbekal segenap pengetahuan yang telah ia gali dari klien dan diperkaya oleh sensitivitas serta wawasan fashion yang ia miliki.
Sehingga setiap barang yang ia peroleh telah terseleksi dengan perhitungan yang cermat dan benar-benar sesuai kebutuhan.
Karena pada hakikatnya, selain piawai menjadikan klien terlihat lebih stylish, seorang personal stylist yang baik juga harus mampu 'menghemat' uang kliennya dengan memastikan bahwa setiap item yang dibeli memang benar-benar dibutuhkan serta dapat terus dikenakan dan mudah dipadu-padan dengan berbagai barang yang telah bertengger di dalam wardrobe.
Dengan bantuan personal stylist, Anda akan benar-benar memahami pentingnya seni berbusana di tengah publik dan betapa penampilan yang prima akan menciptakan impresi tersendiri.
Berkat kemahiran mereka dalam menata gaya, mereka tak hanya mampu menjadikan Anda terlihat lebih stylish, namun juga membuat Anda merasa lebih percaya diri. Hal tersebut merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya.
(Ilustrasi oleh Katherine Karnadi)