icon-category Sport

PSSI Menunggu Persetujuan FIFA Terkait Regulasi Liga 1

  • 10 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih menunggu persetujuan dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait regulasi baru di Liga 1 2017. Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi mengatakan, jika tak disetujui federasi nasional maka PSSI akan kembali ke aturan yang lama.

Edy menerangkan, salah satu yang harus menunggu, yakni soal komposisi serta sistem pergantian pemain. PSSI, kata dia, tetap pada pendirian menerapkan komposisi lima pemain U-23 dalam setiap klub peserta Liga 1. Selain itu, federasi nasional juga akan menerapkan lima kali pergantian pemain dalam setiap pertandingan. "Kalau (FIFA) tak setuju ya sudah, kita kembalikan ke aturan yang lama,” kata Edy, Senin (10/4).

PSSI sudah menetapkan Liga 1 akan tanding perdana pada 15 April. Namun, lima hari sebelum kickoff perdana, masih banyak persoalan yang mengganjal. Selain belum ada rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), PSSI juga belum merampungkan sistem aturan dalam kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air, musim ini.

Dalam rapat antara kepengurusan federasi nasional, bersama 18 klub peserta Liga 1, juga operator PT Liga Indonesia Baru (LIB), pekan lalu sepakat dengan regulasi kompetisi baru selama gelaran. Paling kontroversi, yaitu menyangkut pemain muda dan sistem pergantian pemain dalam setiap pertandingan.

PSSI mewajibkan, setiap klub peserta memasukkan lima nama pemain U-23 dalam skuat utama masing-masing kesebelasan. Lima pemain U-23 tersebut, tiga di antaranya harus bermain minimal 45 menit. Sedangkan dua pemain lainnya, boleh sebagai cadangan. Selain itu, federasi nasional juga menambah jumlah pergantian pemain yang tadinya cuma tiga, menjadi lima kali.

Regulasi tersebut, memang belum resmi disetujui. Sebab, belakangan memunculkan reaksi ketus dan penolakan. Bahkan, PSSI dianggap menyalahi aturan sepak bola internasional bikinan FIFA. Padahal, sebetulnya sudah ada kata saling setuju antara PSSI dan klub, serta operator terkait aturan baru itu.

Edy menjelaskan tentang regulasi baru tersebut. Terkait U-23, kata dia, PSSI bukan asal menerapkan aturan. Jenderal bintang tiga itu mengatakan, regulasi tersebut berasal dari kebuntuan regenarasi pemain muda nasional. Itu terlihat dari sulitnya kepelatihan nasional (timnas) mencari pemain-pemain yang berusia 23 tahun untuk bisa bergabung bersama Garuda Indonesia.

"Kalau saya sebut pemain tua nanti mereka marah. Tapi, yang senior-senior itu sudah lah pensiun. Saya ingin mereka (pemain-pemain uzur) jadi pelatih," sambung dia. Adapun terkait lima kali pergantian pemain, Edy pun punya alasan serupa. Kata dia, susah mencari pemain muda berbakat di Indonesia. "Kebutuhan ini yang sulit kita jelaskan dan mereka (masyarakat) terima," ujar dia.

Wakil Ketua PSSI Djoko Driyono menambahkan, pada laga Liga 1 nanti setiap klub harus menurunkan lima pemain dari U-23. Dari lima pemain U-23 tersebut, tiga di antaranya harus bermain minimal 45 menit dari 90 menit waktu pertandingan normal. Keharusan U-23, otomatis membuat pos pemain di masing-masing kesebelasan, menyisakan, dua pemain. Sebab, dari 11 pemain utama, lima di antaranya diisi U-23 dan satu penjaga gawang. Tiga pos milik dua pemain asing non Asia dan satu Asia.

Dalam regulasi yang lain, terang Djoko, PSSI meminta agar masing-masing kesebelasan, hanya boleh memainkan pemain maksimal 35 tahun. Lima pemain U-23 dan lima kali pergantian pemain tersebut, Joko yakini sebagai jalan tengah antara keinginan PSSI terkait pengembangan timnas Indonesia, dan kebutuhan klub agar pemain-pemain usia di atas 23 tahun, tetap bisa dalam satu lapangan.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Liga 1 PSSI FIFA 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini