Sponsored
Home
/
News

Riwayat Toko Karpet, Stasiun MRT, dan Anies-Sandi

Riwayat Toko Karpet, Stasiun MRT, dan Anies-Sandi
Preview
Mesha Mediani21 October 2017
Bagikan :

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memantau pembangunan stasiun layang Mass Rapid Transit (MRT) Haji Nawi, Jakarta Selatan, Jumat (20/10) petang.

Kedua pasangan pimpinan DKI Jakarta itu juga meninjau lokasi lahan bermasalah yang membuat konstruksi stasiun tersebut terkendala karena pemilik yang belum melepasnya.

"Kita sudah review landasan hukumnya, sudah ada putusan dari BPN (Badan Pertanahan Nasional) bulan Juli 2017 dan sudah ditentukan semua rumah di sekitar sini, semua ruko, semua menerima, tetapi hanya empat (yang menolak)," kata Anies di kawasan konstruksi Stasiun MRT Haji Nawi, Jakarta Selatan.

Sang gubernur pun menginstruksikan Wali Kota Jakarta selatan, Tri Kurniadi, untuk mempercepat persoalan pembebasan lahan-lahan tersebut. Tri yang juga berada di lokasi mengatakan empat pemilik itu tak setuju dengan harga pembebasan lahan dari Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp33 juta per meter. Para pemilik lahan itu, kata Tri, bersikukuh ingin harga pembebasan lahan sebesar empat sampai lima kali lipat yang ditentukan pemprov.

Tri mengatakan untuk sengketa tentang harga itupun sudah dibawa ke pengadilan. Lewat kasasi, Mahkamah Agung (MA) memberi jalan tengah yakni Rp60 juta per meter persegi. Namun, langkah hukum itu belum berkekuatan tetap, dan gugatannya masih berproses lagi di MA.

Tiba-tiba, seorang pemilik lahan itu mendatangi rombongan Anies-Sandi di sela-sela inspeksinya. Sosok yang lalu diketahui bernam Mahes, pemilik toko karpet Serba Indah itu mengaku bakal menerima harga yang ditentukan pengadilan sejauh ini. Dia pun mempersilakan lahannya dibongkar.

"Jadi boleh nih, ya?" tanya Anies kepada Mahes.

"Boleh. Bongkar sekarang juga boleh, Pak. Sekarang saya ajak bapak, saya lebih senang," jawab Mahes.

Mahes pun menceritakan bahwa semula dirinya menggugat harga pembebasan Rp150 juta itu setelah menghitung nilai jual tanah beserta kerugian ekonominya. Di depan Anies-Sandi pun dia lantas mengeluh sudah dua tahun terakhir toko karpetnya yang memiliki luas 76 meter persegi itu sepi pengunjung.

"Tapi sesudah Pengadilan Negeri memutuskan Rp60 juta, itu kita sudah ikhlas," ujar pria keturunan India tersebut.

Riwayat Toko Karpet, Stasiun MRT, dan Anies-Sandi
Preview
Masih ada sejumlah lahan bermasalah yang membuat konstruksi stasiun layang Mass Rapid Transit (MRT) Haji Nawi, Jakarta Selatan, terhambat. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Stasiun MRT Haji Nawi adalah satu dari rencana 13 stasiun Fase 1 MRT yang tengah dibangun. Proyek Fase 1 MRT ini memanjang dari kawasan Lebak Bulus (bekas terminal dan stadion Lebak Bulus) hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Di antara dua titik ujung jalur sepanjang 16 kilometer itu bakal terdapat 7 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamaraja), serta 6 stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

Pada mula pengoperasiannya proyek fase 1 MRT ini diperkirakan dapat melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, terdiri dari 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan.

Direktur Utama MRT William Sabandar mengatakan hingga saat ini pembangunan Stasiun Haji Nawi masih terkendala pembebasan lahan di empat titik sepanjang Jalan RS Fatmawati, tetapi hal itu tidak akan mengganggu penyelesaian proyek MRT secara keseluruhan.

"(Sebanyak) 173 ribu orang akan lewat jalur ini setiap hari dan kita ingin memastikan bulan Maret 2019 sesuai dengan perencanaan dan ini sesuai dengan kepentingan nasional kita," kata Anies.

"Pastikan proyek ini tidak berhenti dan kita melihat kepentingan nasional yang amat besar dalam proyek ini. Keterlambatan disini bisa menjadi masalah," sambung mantan Menteri Pendidikan di awal Kepresidenan Joko Widodo tersebut.

Berita Terkait

populerRelated Article