icon-category Sport

Sesal Seorang Oliver Kahn: Batal Bergabung dengan Manchester United

  • 15 Dec 2017 WIB
Bagikan :

Entahlah. Sulit rasanya membayangkan era keemasan kedua Sir Alex Ferguson di Manchester United tanpa sosok Edwin van der Sar di bawah mistar. Bermain untuk "Iblis Merah" sampai usia 40 tahun, kiper asal Belanda ini menyumbangkan sepuluh trofi mayor, termasuk satu gelar Liga Champions pada 2008.

Van der Sar sendiri tidak datang ke Old Trafford pada usia muda. Setelah sempat gagal di Juventus dan harus membangun ulang kariernya bersama Fulham, kesempatan kedua itu akhirnya datang bagi Van der Sar saat usianya sudah menginjak angka 35.

Pada tahun 2005, Fergie akhirnya memutuskan untuk merekrut pria kelahiran 1970 ini sebagai penjaga gawang. Bergabungnya Van der Sar itu sekaligus mengakhiri pencarian Manchester United akan kiper yang tangguh sepeninggal Peter Schmeichel pada 1999. Sebelumnya, sudah ada nama-nama macam Mark Bosnich, Massimo Taibi, Fabien Barthez, Tim Howard, sampai Roy Carroll dan Ricardo Lopez yang sudah terbukti tidak sehebat Schmeichel dalam mengawal gawang "Iblis Merah".

Namun, Ferguson sebenarnya tidak harus menunggu sampai enam tahun untuk mencari pengganti Schmeichel. Pasalnya, sekitar tahun 2003 dan 2004, manajer asal Skotlandia tersebut sudah mengarahkan pandangan pada salah satu kiper terbaik dunia. Kiper itu bernama Oliver Kahn dan pria Jerman ini sebenarnya sempat hampir bergabung dengan United.

Hal ini diceritakan sendiri oleh Kahn yang saat ini telah berusia 48 tahun kepada Bild.

"Alex Ferguson masih kesal kepadaku," tutur Kahn. "Dia yakin aku bakal bergabung antara tahun 2003 atau 2004, tetapi membangun era baru di Bayern (Muenchen) saat itu lebih penting bagiku."

 Ya, Kahn pada akhirnya memang tidak pernah meninggalkan Bayern sampai pensiun pada 2008. Kini, belasan tahun setelah batal pindah ke United, Kahn baru mengutarakan penyesalannya.

"Kalau dilihat-lihat lagi, seharusnya aku pindah saja ke United. Itu seharusnya bakal jadi tantangan besar terakhirku," kata Kahn. "Tetapi, ketika itu aku lebih tertarik untuk membentuk sebuah era baru bersama timku."

Adapun, Kahn sendiri sebenarnya punya memori buruk bersama Manchester United. Ketika Ferguson membawa United meraih trigelar pada 1998/99, Kahn jadi pesakitan di sana. Pada laga final Liga Champions 1999 di Camp Nou, gawang Kahn harus kebobolan dalam dua menit terakhir dan Bayern yang sudah unggul satu gol pun pada akhirnya harus kalah 1-2. Namun, tidak pernah ada kesumat di dada Kahn.

"Bagi saya, sih, ketika itu kami menang," kelakarnya. "Dua menit terakhir itu tidak pernah ada."

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : oliver khan 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini