Sponsored
Home
/
Film

Resensi 'Alita: Battle Angel', Dimanjakan Teknologi Motion-Picture

 Resensi 'Alita: Battle Angel', Dimanjakan Teknologi <i>Motion-Picture</i>
Preview
Tomy Tresnady08 February 2019
Bagikan :

Film 'Alita: Battle Angel' (20th Century Fox)

 Uzone.id - Mata kita akan dimanjakan dengan teknologi motion-pictures dalam 'Alita: Battle Angel'. Kita bisa melihat sosok aktris cantik Rosa Salazar dalam rupa bentuk anime dengan mata bulat yang besar.

Efek digital diciptakan Weta Digital yang sudah melegenda. Menuntut visual yang menyeimbangkan antara dunia nyata dengan dunia anime.

Film ini mengadaptasi dari serial manga karya Yukito Kishiro. Film bergenre thriller sci-fi cyberpunk yang mengisahkan cyborg muda yang berjuang untuk bertahan hidup.

'Alita: Battle Angel' sudah jadi proyek yang bikin produser dan penulis James Cameron bergairah untuk selama lebih 20 tahun. Dia begitu semangat dengan materi film dan berharap bisa jadi inspirasi untuk putrinya sendiri.

 Baca juga: Mamamoo Gelar Fan Meeting di Jakarta

Menurut James, di dunia masa depan semua orang dikompromikan sehingga mengganggu sosok ayah. Kompromi itu bahkan sampai bikin kesepakatan dengan iblis.

"Anak perempuan tertua saya, Josephine berusia 7 tahun pada waktu itu dan saya berpikir banyak tentang menjadi ayah dan bagaimana membesarkan anak perempuan dan seperti apa kehidupan di masa remajanya," ungkap James.

Awalnya film ini akan disutradarai oleh James sendiri, namun akhirnya diserahkan kepada Robert Rodriguez, yang sudah menjalin pertemanan selama 25 tahun.

James batal menjadi sutradara 'Alita: Battle Angel' karena sudah disibukkan dengan proyek film 'Avatar'.

Rodriguez sempat membaca skrip sebelum proyek dimulai. Dia terkejut kalau karakter dalam film begitu banyak cinta dan emosi padahal dirinya tahu jika itu adalah cyborg dan sci-fi.

Penyanyi asal Inggris, Dua Lipa, merekam 'Swan Song' sebagai soundtrack film. Dia coba bangkitkan emosi melalui lagunya.

Lirik lagu mengambil moto dari kelompok aktivis AIDS bernama ACT UP yang berbunyi "Diam sama dengan kematian".


Alur cerita

Kisah bermula ketika dr. Ido (Christoph Waltz) mengambil alih tempat barang rongsokan untuk dipelajari dari sisa perang yang dikenal 'The Fall', yang terjadi sekitar 300 tahun sebelumnya.

Perang menyisakan Iron City sebagai dystopia yang luluh lantak. Dr Ido menemukan kepala wanita cyborg dengan otak manusia yang masih hidup, lalu menghidupkan kembali dengan memberi tubuh baru.

Alita menjadi cyborg yang punya kecepatan dan kekuatan luar biasa, meskipun tidak bisa mengingat identitas aslinya.

Alita menjelma jadi ksatria pemburu. Spesialis pembunuh cyborg jahat. Dia menguasai seni bela diri legendaris yang telah punah, Panzer Kunst.

Baca juga: Bongky Tuntut Slank soal Hak Cipta Lagu dan Gambar

Bumbu mitologi yang diadaptasi dari manga bikin film ini kompleks. Multikultural yang penuh dengan konflik di kawasan Iron City.

Cerita terlihat seru ketika Alita beraksi dengan aksi bela dirinya membunuh banyak target. Banyak bentuk cyborg, seperti bentuk wajah manusia dipadukan kerangka logam dengan penjepit atau kaki laba-laba, atau tentakel yang tajam.

Motion-picture dalam film ini terlihat detail hingga terasa nyata. Kamu bisa berdecak kagum selama menontonnya.

Di balik keseruan film ini ternyata ada yang terasa kurang. Kisah cinta Alita dengan lelaki manusia bernama Hugo (Keean Johnson) seperti diabaikan sehingga penonton tak merasakan adanya hubungan emosional di antara mereka.

Memang sih, Alita sendiri memang sosok cyborg. Padahal, Rosa Salazar merupakan aktris yang mumpuni ketika main di film-film sebelumnya, kayak 'The Maze Runner'.

Film ini sepertinya terjebak cuma dalam pertempuran-pertempuran sengit Alita. Pemain pendukung Mahershala Ali dan Jennifer Conelly jadi tak terlihat kekuatan aktingnya.

'Alita: Battle Angel' sudah bisa kamu disaksikan di bioskop.

populerRelated Article