icon-category Digilife

10 Ribu Karyawan untuk Metaverse dan Kritik Pedas Whistleblower Facebook

  • 01 Nov 2021 WIB
Bagikan :

 Foto: dok. Cnet

Uzone.id -- Rencana visioner Facebook dalam mengembangkan metaverse di masa depan tampaknya memang tidak main-main. Di tengah pergantian nama menjadi Meta, perusahaan ini berencana merekrut 10 ribu karyawan baru untuk fokus mengembangkan metaverse.

Kabarnya, Facebook berencana merekrut 10 ribu teknisi di Eropa untuk mewujudkan metaverse, ‘dunia’ internet yang berbasis virtual dan augmented reality. 

Rencana ini langsung mendapat kritik pedas dari whistleblower Facebook, Frances Haugen.

Ia mengaku terkejut saat tahu 10 ribu teknisi akan direkrut untuk membangun dunia virtual metaverse.

Baca juga: 5 Fakta Facebook, Metaverse dan Nasib Data Pengguna

“Saya terkejut mendengar Facebook mau fokus membangun metaverse dan berencana merekrut 10 ribu teknisi di Eropa untuk mewujudkannya,” ungkap Haugen, seperti dikutip berbagai sumber.

Ia melanjutkan, “wow, apakah mereka sadar apa yang bisa dilakukan untuk aspek keamanan jika punya 10 ribu lebih teknisi? Pasti bakal menakjubkan.”

Sejak dikenal sebagai whistleblower, Haugen yang merupakan mantan product manager Facebook ini kerap menyuarakan sisi keamanan di perusahaan yang menurutnya selalu diabaikan. Melalui pengakuannya di Kongres Amerika Serikat, Haugen bersaksi bahwa Facebook selama ini memperkuat misinformasi untuk mengeruk keuntungan dan acuh tak acuh terhadap kondisi mental pengguna.

Sementara metaverse, sesuai penjelasan Mark Zuckerberg, merupakan “lingkungan virtual” yang dapat dimasuki manusia -- jadi tak cuma dinikmati melalui layar perangkat saja.

Baca juga: Imbas Facebook Jadi Meta, WhatsApp Jadi Berubah

Metaverse diharapkan dapat menggambarkan sebuah dunia berisi komunitas virtual yang saling terhubung tanpa batas, tempat di mana orang-orang bertemu, bekerja, dan bermain dengan menggunakan perangkat headset VR, kacamata AR, aplikasi ponsel, dan lain-lain.

Metaverse juga diyakini dapat menjadi game-changer untuk kultur perubahan kerja WFH-WFO di tengah pandemi Covid-19. Alih-alih bertemu dengan rekan kerja di lanskap video call seperti biasa, nantinya sebuah tim bisa berkumpul di sebuah kantor atau ruangan virtual.

Visi metaverse dari Zuckerberg dianggap kontradiktif dengan antusiasme para pemerhati metaverse secara umum.

Mereka melihat bahwa metaverse ini sebagai pembebasan kultur online dari raksasa teknologi seperti Facebook -- jejaring sosial yang tampak ‘posesif’ dengan akun-akun pengguna, foto-foto, dan data lain yang dibagikan penggunanya.

VIDEO: 2 Minggu Pakai iPhone 13 Pro, Ini Rasanya

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini