icon-category Digilife

2027, Big Data Analytics Bakal Bernilai Rp1.426 Triliun

  • 03 Jan 2022 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Era pandemi menuntut semua bisnis bertransformasi digital. Saat itulah, kebutuhan big data analytics juga meningkat karena dianggap cukup penting untuk meningkatkan bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Lembaga riset Statista menyebut jika volume pasar big data akan melampaui angka USD100 miliar atau setara Rp1.426 triliun dalam lima tahun ke depan. Hal ini mengindikasikan jika industri marketing yang baru pertama mengadopsi analitik big data cenderung membuka jalan sukses lebih besar di era new normal karena e-commerce terus tumbuh seiring pandemi COVID-19.

Volume penggunaan big data kini semakin meningkat. Padahal sebelumnya, belum banyak industri yang menggunakan analitik big data untuk memperkuat departemen penjualan dan pemasaran di perusahaan. Apalagi saat Covid melanda, industri farmasi pun menatapnya sebelah mata, bahkan di sektor lain.

Baca juga: 3 Tips Mengolah Big Data Jadi Lebih Efisien

"Pandemi telah memberikan dorongan yang kuat untuk revolusi digital, dan mengakselerasikan transisi dunia ke dalam ruang digital. Saat pandemi, sejumlah besar transaksi finansial diproses secara elektronik. Tren ini dipastikan akan terus berlanjut. Dengan big data, diharapkan akan bisa memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen," ujar Maxim Manturov, Head of Investment Research Freedom Finance Europe, seperti dikutip dari Venture Beat, Senin, 3 Januari 2022.

Dijelaskannya, banyak hal yang bisa dilakukan dengan analitik big data. Tak hanya untuk memberikan engagement yang lebih baik ke konsumen tapi juga untuk bisa bersaing dan menjadi lebih baik dibanding kompetitor. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh big data di antaranya:

1. Menganalisa Kompetitor

Perusahaan bisa mendapatkan wawasan berharga terkait dengan apa yang dilakukan oleh kompetitor, kemudian data tersebut juga bisa dipadukan dengan melihat perilaku para pelanggan kita. Hal ini dapat membantu apakah sebuah kampanye bisa berhasil atau tidak di pasaran.

2. Mengamati dan memahami tren pasar

Pasar yang ada saat ini sangat berbeda dengan kemarin. Namun bukan berarti kita tidak bisa belajar dari sejarah yang sudah dilakukan sebelumnya. Data historis milik perusahaan bisa membantu kita untuk memahami pasar dan apa yang akan menjadi tren di masa depan.

3. Memprediksi keuntungan

Menggunakan big data untuk pasar yang ditargetkan secara tidak langsung akan mengurangi pengeluaran iklan yang anda habiskan selama ini. Selain itu, bisa juga memperpendek rantai pasokan, atau membantu kampanye pemasaran yang ada agar langsung tepat sasaran.

Secara tidak langsung, big data akan mengarahkan perusahaan ke pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini