5 Ilmuwan Muslim yang Penting Bagi Dunia
-
Ilmuwan muslim punya peran penting dalam dunia penelitian moderen. Bahkan ada beberapa yang hasil pemikirannya digunakan hingga saat ini
Ya, ilmuwan muslim ini tak hanya menjadikan Alquran sebagai kitab suci saja, namun juga dijadikan patokan untuk melakukan penelitian.
Siapa sajakah mereka? Beriku Uzone.id rangkumkan untuk kamu dari berbagai sumber.
1. Al Battani
lmuwan Muslim kedua yang namanya perlu disebut adalah Al Battani. Dia hidup di tahun 858-929. Al Batani merupakan seorang ahli astronomi dan matematika yang lahir di Harran dekat Urfa, Arab.
Al Battani memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani. Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, lima jam, 46 menit, dan 24 detik.
2. Ibnu Sina
Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai seorang penulis yang produktif, di mana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Banyak orang menyebutnya sebagai Bapak Pengobatan Modern.
Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang berisi tentang rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Dia lahir pada tahun 980 dengan nama lengkap Abu Alī al-Husayn bin Abdullah bin Sina, di Afsyahnah, daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037, di Hamadan, Persia (Iran).
3. Muhammad ibn Musa Al Khwarizmi
Ilmuwan Muslim selanjutnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Dia adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia.
Buku pertamanya adalah Al Jabar. Buku itu meruapakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar.
4. Muhammad bin Zakaria Al Razi
Ilmuwan selanjutnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat. Dia dikenal sebagai salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864-930.
Dia lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 251 H/865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.
Dia merupakan dokter pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar, ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.
Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
5. Abu Musa Jabir ibn Hayyan
ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi.
Atas penelitiannya itu, Jabir dianggap sebagai perintis hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya adalah penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta pengembangan instrumen.
Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi, antara lain Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sabeen, Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, dan lainnya.