icon-category Technology

7 Fakta Kasus Pembobolan Rekening Melalui Skimming

  • 18 Mar 2018 WIB
Bagikan :

Geger kasus skimming terjadi di beberapa kota di Indonesia telah membuat resah masyarakat. Sejumlah nasabah mengaku kehilangan uangnya di rekening mereka. 

Kejadian ini, dilakukan oleh pelaku dengan menempelkan alat di perangkat ATM, kemudian membaca data kartu agar dapat digunakan untuk bertransaksi di tempat lain. 

Pihak kepolisian yang mendapat laporan segera bergerak. Mereka pun menangkap lima orang pelaku skimming yang diduga dilakukan di lima kota di Indonesia. 

kumparan (kumparan.com) menyajikan beberapa fakta kasus pembobolan rekening melalui skimming.  

1. Sejumlah nasabah Bank BRI diduga terkena kejahatan skimming

Kasus ini bermula dari sejumlah nasabah Bank BRI melaporkan kehilangan uang rekeningnya. Mereka mengaku, saldo simpenannya tiba-tiba berkurang secara misterius. Kasus ini antara lain dialami nasabah Bank BRI di Kediri, Jawa Timur.

Sejumlah nasabah pun mengetahui kasus ini setelah menerima notifikasi SMS adanya penarikan dana melalui ATM, yang tidak mereka lakukan. Dana mereka yang hilang berkisar antara Rp 1 juta-Rp 4 juta. 

"Karena ini teknis, kami tidak tahu tiba-tiba uang nasabah hilang begitu saja. Maka kami lapor ke pusat. Kami duga ini adalah skimming, yaitu, ada penyadapan data nasabah. Sehingga pada waktu transaksi PIN-nya bocor," ujar Pimpinan Cabang Bank BRI Kediri, Dadi Kusnadi di kantornya, Senin (12/3).

2. BRI mengganti kerugian 33 nasabah korban skimming sembari menyelidiki dalang di balik aksi kejahatan ini

Dikarenakan banyaknya nasabah BRI menjadi korban skimming, PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BRI) pun bertanggungjawab penuh terhadap kerugian yang dialami nasabah di Kantor Cabang Kediri. 

Jumlah nasabah yang mengalami kerugian adalah 33 orang dengan nilai kerugian mencapai Rp 145 juta.

"BRI telah mengganti seluruh kerugian nasabah dan saat ini sudah selesai prosesnya," ujar Direktur Digital Banking & Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo di Jakarta, Kamis (16/3).

Tahap penggantian kerugian dilakukan melalui pelaporan dari nasabah dengan mengisi formulir keluhan. Setelah itu, bank akan melakukan investigasi pada data nasabah.

Bank juga mengaku telah mengambil langkah preventif untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa dengan mengamankan dari sisi teknologi maupun kebijakan. BRI juga mengimbau nasabah untuk juga ikut berpatisipasi menjaga keamanan, antara lain dengan mengganti pin secara berkala.

3. Akhirnya komplotan asal Rumania dan Hungaria berhasil dibekuk

Pengitaian selama seminggu oleh tim dari unit IV Subdit Resmob Polda Metro Jaya membuahkan hasil. Kepolisian telah menangkap lima orang pelaku skimming yang diduga dilakukan di lima kota di Indonesia. 

Lima orang tersangka ditangkap di empat lokasi berbeda, diantaranya CAS, RK alias LM dan IRL yang merupakan warga negara Rumania, FH warga negara Hungaria, dan MK yang merupakan warga negara Indonesia. 

Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa satu buah deepskimmer, satu buah encoder, tiga buah spy cam, 1.447 kartu ATM dengan data curian, empat buah kanopi pin pet, enam unit micro SD, empat mulut ATM, lima unit handphone, 19 buah karet mulut ATM, enam unit modem, dan sejumlah alat untuk membuat deep skimmer.

Para tersangka mengaku sudah menjalankan aksinya sejak Juni 2017 lalu. Dalam melakukan aksinya, para tersangka membuat alat skimmer dan seperangkat alat pendukung lainnya kemudian memasangnya di berbagai ATM yang ada di Bali, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan Jakarta.

4. Para pelaku awalnya hanya wisatawan

Mereka mengawali kedatangannya ke Indonesia hanya menjadi wisatawan di Bali pada tahun 2016, namun tujuan mereka berubah dengan melakukan kejahatan.  

"Jadi mereka mulanya datang ke Bali untuk berwisata. Tapi setelah itu tujuan mereka berubah dan melakukan kejahatan yaitu skimming," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (16/3).

5. Mereka mampu bobol 64 bank di seluruh dunia termasuk Indonesia

Pelaku skimming jaringan internasional Rumania dan Hungaria mengaku telah membobol sebanyak 64 bank yang ada di dunia. Untuk di Indonesia sendiri sudah ada 13 bank lokal, sisanya 51 bank di luar negeri. 

AKP Rovan Richard ketika, Kanit IV Subdit Resmob Polda Metro Jaya, menegaskan kasus pembobolan 64 bank ini tidak berhubungan dengan kasus skimming yang mengakibatkan uang milik nasabah BRI di Kediri, raib. Sebab, para tersangka juga membobol bank lainnya yang ada di Indonesia.

6. Mereka menyasar ATM yang minim pengawasan

Para pelaku ini melancarkan aksinya dengan cara mengincar ATM yang sepi dan minim pengawasan. Mereka membobol ATM dengan alat skimmer.

Tak hanya itu, para pelaku juga memiliki beberapa Indikator untuk memasang alat skimmer di beberapa atm. 

“Terkait dengan sasarannya, mereka terkait dengan indikator misalnya sasaran sepi. Tidak ada satpam kemudian tidak mencurigakan,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta di Polda Metro Jaya, Sabtu (17/3).

Mereka membutuhkan waktu 5-10 menit untuk memasang alat skimmer ke mesin ATM. Alat tersebut berbentuk sebuah pelat besi panjang untuk merekam data dari magnet ATM, mereka masuk dengan membawa beberapa alat untuk memasang skimmer di ATM.

7. Pelaku skimming mempunyai peran tersendiri

Para pelaku skimming mempunyai peran masing-masing. Mulai dari penyediaan alat hingga eksekusi di lapangan. 

Tim pertama berperan sebagai penyedia alat, software, hardware dan alat skimming. Mereka mendatangkan alat-alat tersebut dari luar negeri. Tim kedua yakni tim operasional, yang mencari ATM yang bisa dipasang alat skimming dengan aman.

“Tim ketiga ambil uang dan transfer, di mana setelah mereka mendapatkan data dari ATM tertentu kemudian mereka pindahkan ke kartu, kemudian ada material skimming, jadi ini data itu terekam,” ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Affinta di Gedung Resmob Polda Metro Jaya, Sabtu (17/3).

Setelah mengambil data dan rekening, mereka memindahkan hasil tersebut ke dalam harddisk. Lima orang tersangka yang tertangkap ini merupakan bagian dari tim 2 dan 3. Polisi mengakui sedikit kesusahan untuk menangkap tim 1 tersebut, pasalnya, barang yang mereka masukkan dari luar negeri merupakan barang-barang yang bersifat legal. 

Sampai saat ini, Polisi sendiri masih memburu beberapa orang yang terkait dengan kasus skimming tersebut. Termasuk memburu bagian dari tim komplotan Rumania yang belum tertangkap. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : skimming 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini