Sponsored
Home
/
News

7 Hal yang Dilakukan Anies-Sandi Usai Tutup Alexis

7 Hal yang Dilakukan Anies-Sandi Usai Tutup Alexis
Preview
Maulana Ramadhan02 November 2017
Bagikan :

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi tidak memperpanjang izin usaha Hotel dan Griya Pijat Alexis atau dengan kata lain hotel di kawasan Jakarta Utara itu sudah tidak dapat beroperasi lagi. 

Sebelum ditolak izin perpanjangan usahanya, memang sudah banyak suara-suara miring mengenai Alexis. Alexis disebut-sebut menyediakan layanan prostitusi. Bahkan sebelum menjadi Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menyertakan penutupan Alexis ke dalam salah satu janji kampanyenya.

Anies menilai ada temuan-temuan di lapangan dan juga laporan yang diterima untuk menjadi pertimbangan izin kepada Alexis tidak diberikan. 

Terkait penutupan Alexis, Anies dan juga wakilnya Sandiaga Uno mengambil sejumlah sikap.

kumparan (kumparan.com) merangkum langkah-langkah yang dilakukan Anies-Sandi usai penutupan Alexis, sebagai berikut :

1. Pekerja Alexis bisa diikutkan program OK OCE

Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengatakan, para pekerja Alexis akan diikutsertakan dalam program OK OCE. OK OCE merupakan program andalan Anies-Sandi untuk menganggulangi masalah pengangguran di Jakarta. Menurut Sandi, para pekera Alexis nantinya akan disalurkan melalui Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI.

"Kita akan koordinasikan dalam program OK OCE, bahwa yang bekerja di hotelnya akan kita salurkan melalui Kadisnaker (ke) industri hotel serupa," kata Sandiaga di Polda Metro Jaya, Selasa (31/10).

Sandi pun juga akan mengarahkan pegawai restoran di Alexis untuk membantu restoran yang bermitra dengan OK OCE. Sebab, kata dia, restoran tersebut membutuhkan lebih banyak pekerja. Sementara, bagi pekerja Alexis yang memiliki KTP DKI, Sandi mengatakan akan mengarahkan mereka untuk bisa bekerja di industri kecantikan.

Preview

2. Ungkap ada 104 pegawai asing di Alexis

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, Alexis tidak hanya mempekerjakan tenaga kerja Indonesia, namun juga tenaga kerja asing.

"Khusus Alexis ini menarik, karena ada 104 tenaga kerja asing. 104 tenaga kerja asing itu habis hari ini. Hari ini hari terakhir izin kerja mereka," ujar Anies di Balai Kota DKI, Selasa (31/10).

Menurut Anies tenaga kerja asing di Alexis berasal dari sejumlah negara berbeda dan yang paling banyak berasal dari Thailand.

"Dari RRC 36, Thailan 57, Uzbekistan 5, Kazakhstan 2, ada catatannya nih. Kalau mereka sudah tidak lagi memiliki izin, maka mereka menjadi ilegal. nah itu urusannya dengan kementerian Tenaga Kerja," jelasnya.

3. Bekerja secara senyap tertibkan tempat serupa Alexis

Menurut Anies, pihaknya tidak akan berhenti pada Alexis untuk memberantas hotel-hotel yang melanggar aturan. Anies mengatakan akan ada lokasi lain yang akan ditertibkan secara senyap.

"Ada, ada (lokasi lain), cukup banyak, kita akan periksa semuanya satu-satu, dan kita akan bekerja dengan senyap,seperti kemarin juga senyap," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/10).

Preview

4. Ingin uang pajak yang halal

Merespons tidak diberikannya izin perpanjangan usaha, pihak Alexis mengatakan, Alexis tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan penyumbang pajak nyata bagi Pemprov DKI Jakarta.

"Kami taat pajak, penyumbang pajak nyata. Kalau tidak salah Rp 30 mililar per tahun," kata Legal Staff and Corporate Affairs Alexis Group, Lina Novita.

Menanggapi hal ini, Anies mengatakan penutupan Alexis mungkin akan berdampak cukup signifikan bagi pemasukan APBD, namun menurut Anies lebih baik apabila uang tersebut adalah uang halal.

"Kita ingin uang halal, kita ingin dari kerja halal, enggak berkah," kata Anies 

Menurut Anies, meski kehilangan pendapatan dari pajak, Pemprov DKI justru menyelamatkan sesuatu yang tak ternilai dengan menutup Alexis. Yang dimaksud Anies tak ternilai itu adalah harga diri. 

"Apakah negeri ini mau diatur dengan pemasukan? kalau di negeri ini diatur pakai pemasukan, kita enggak punya aturan nanti. Kenapa? karena kalau menegakkan aturan ternyata ongkosnya mahal. kehilangan pemasukan. Gunanya aturan itu untuk ditegakkan, untuk ditaati. Jadi ongkos dari pembiaran itu jauh lebih mahal jauh lebih besar dari pada uang yang dihitung rupiah, jauh lebih besar," jelas Anies.

5. Tidak menutup semua tempat hiburan di Jakarta

Usai penutupan Alexis, Anies mengatakan bukan berarti tempat hiburan lainnya ditutup. Yang ditutup menurut Anies hanya tempat-tempat yang memiliki praktik bermasalah.

"Sebentar, hiburan enggak ditutup semua loh, jangan. Bahaya kalau Anda bilang Rp 750 miliar tutup, enggak. Yang ada praktik-praktik bermasalah yang akan kita permasalahkan," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (1/11).

Anies menjelaskan, dari kasus penutupan Alexis bukan soal tempat hiburannya, tetapi ada pelanggaran yang dilakukan.

"Ini ada pelanggaran atau tidak, kalau ada pelanggaran maka akan kita tertibkan," papar Anies.

Preview

6. Minta eks pegawai Alexis disalurkan ke Hotel Syariah

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengajak Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk membantu meningkatkan tingkat perekonomian di Jakarta melalui konsep halal tourism. Salah satu program yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada eks karyawan Alexis yang dirumahkan. 

"Salah satu kegiatannya (MES) adalah membantu Pemprov DKI. Seandainya begitu, kami mendapatkan daftar nama-nama dari staf hotel dari Alexis Group yang harus di-train, MES sudah bersedia bersama Pemprov nanti menjadi pendamping untuk konsultasi dan advokasinya. Akan di-retrain dan akan disalurkan kepada seluruh hotel-hotel berbasis syariah yang sedang berkembang," ujar Sandi usai menerima MES di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (2/10). 

7. Siap Buka-bukaan soal pelanggan Alexis

Gubernur DKI Jakarta Anies tidak takut apabila pihak Alexis akan menggugat ke pengadilan. Anies menegaskan, Pemprov DKI memiliki bukti kuat sebelum memutuskan menutup Alexis.

"Kita punya bukti-buktinya, data-datanya ada, bahkan kalau mau buka-bukaan," tutur Anies di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (2/11).

Terkait data pelanggan Alexis, sebelumnya juga pernah disuarakan oleh Wakil Ketua DPR dar fraksi PAN Taufik Kurniawan. Taufik menyarankan untuk membuka rekaman para pelanggan yang datang ke sana supaya masyarakat dapat mengetahuinya.

"Malah dibuka sekarang, dibuka beritanya, bathupnya begini, begitu. Buka saja CCTV-nya. Supaya tidak jadi fitnah. Pelanggannya siapa, tulis gitu. Jadi tahu mana yang munafik dan mana yang tidak," ujar Taufik di Kompleks Gedung DPR RI, Rabu (1/11).

Tags:
populerRelated Article