4 Kiat Meminimalkan Pembajakan Karyawan di Perusahaan Startup

19 April 2017 - by

Pembajakan karyawan, atau dikenal dengan istilah employee poaching, merupakan kasus dilematis yang memerlukan perhatian khusus, terutama oleh divisi sumber daya manusia (SDM) dalam sebuah perusahaan yang menaungi banyak orang.

Situasi tersebut tak hanya terjadi di ranah perusahaan besar saja, tetapi juga dalam lingkup startup di mana dinamika pergantian karyawannya (turnover) cenderung lebih tinggi karena pengaruh dari banyak faktor. Entah karena iming-iming gaji lebih besar, posisi pekerjaan yang lebih baik, pengaruh etos kerja, dan lain sebagainya.

Realita dan dorongan berbagai faktor tadi membuat kasus pembajakan karyawan hampir mustahil untuk dihindari dalam sebuah perusahaan. Namun, pembajakan karyawan dapat dimitigasi dengan strategi meminimalkan turnover akibat “rayuan” pihak lain di kemudian hari.

Berikut adalah beberapa kiat untuk meminimalkan pembajakan karyawan dalam startup yang kamu miliki.


Berikan benefit pada bidang kesehatan, kesejahteraan, dan karier

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meminimalkan turnover karyawan adalah dengan memberikan benefit yang berfokus pada tiga hal, yaitu kesehatan, kesejahteraan, dan juga karier. Tiga fokus benefit yang diberikan oleh perusahaan ini bisa menjadi pertimbangan tambahan bagi para karyawan saat hendak pindah kerja di perusahaan lain.

Dengan benefit tersebut, seorang karyawan tidak hanya memperoleh kompensasi atas kerja keras mereka saja, tetapi juga perhatian lain dari sisi kesehatan, serta jenjang masa depan karier yang lebih jelas.

Seandainya tidak dapat menjanjikan jenjang karier yang tinggi, perusahaan dapat memosisikan dirinya sebagai wadah pengembangan potensi diri karyawan melalui aktivitas berbagi pengetahuan atau pengalaman, pembekalan keterampilan lewat pelatihandan lain-lain. Harapannya, karyawan dapat memiliki kemampuan lebih yang suatu saat dapat berguna bagi dirinya, keluarga, maupun lingkungan tempat ia bekerja.


Ukur kebahagiaan karyawan melalui survei secara berkala

Sebuah startup umumnya menawarkan kelebihan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan perusahaan lain, mulai dari lingkungan bekerja yang fleksibel hingga benefit unik yang umumnya tidak dijumpai dalam perusahaan konvensional.

Meskipun hal ini bisa dianggap sebagai benefit yang menjadi daya tarik sebuah perusahaan, namun seiring waktu, pihak perusahaan juga perlu mencari tahu apakah karyawan sudah bahagia dengan kondisi yang mereka dapatkan di tempat kerja selama ini. Untuk mengetahui hal tersebut, perusahaan bisa mengadakan survei kepuasan bekerja karyawan yang berisi rangkaian kuesioner serta kolom pemberian kritik ataupun saran.

Meski hasilnya terkadang tidak seratus persen valid, namun beberapa poin dalam survei ini cukup membantu, terutama untuk memberikan masukan kepada perusahaan seputar hal apa lagi yang bisa ditingkatkan lagi untuk ke depannya.


Tanamkan rasa ikut memiliki perusahaan

Kepergian rekan kerja akibat aktivitas pembajakan karyawan oleh pihak luar bisa juga diminimalkan dengan membuat yang bersangkutan merasa ikut memiliki perusahaan tempat ia bernaung. Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menempatkan karyawan sebagai keluarga dan pemberian opsi kepemilikan saham perusahaan dalam jangka waktu panjang.

Rasa ikut memiliki perusahaan ini juga bisa ditingkatkan dengan memberi keterlibatan lebih bagi karyawan dalam proses pengambilan keputusan di bidang yang mereka kerjakan.

Dengan memberi kesempatan untuk menyumbang aneka ide baru, berimprovisasi, dan melakukan hal yang di luar ekspektasi perusahaan, setidaknya karyawan akan merasa menjadi bagian dari entitas “keluarga” yang besar dan tak lagi sekadar menjadi sekrup kecil dalam sebuah mesin uang yang kompleks.


Bangun loyalitas melalui lingkungan kerja yang apresiatif

Lingkungan kerja yang positif dapat dilihat dari bagaimana sebuah perusahaan memanusiakan karyawan di tempat mereka bekerja. Dengan memberikan ungkapan terima kasih, perhatian terhadap keluarga, ataupun ucapan selamat atas pencapaian seorang karyawan, setidaknya perusahaan menunjukkan niatnya untuk menghargai karyawan sebagai mitra berbisnis dan menjalin komunikasi dua arah yang baik di lingkungan tempat bekerja.

Komunikasi semacam ini tak hanya berdampak pada pandangan karyawan terhadap perusahaan saja tetapi juga mendukung moral bekerja yang baik sehingga menciptakan suasana kerja yang kolaboratif dan juga mendukung loyalitas karyawan.

The post 4 Kiat Meminimalkan Pembajakan Karyawan di Perusahaan Startup appeared first on Tech in Asia Indonesia.