Betapapun Hebatnya Google, Produknya Banyak yang Gagal
Semua hal yang berhubungan dengan Google terlihat fantastis. Tengoklah beberapa produk atau layanan yang mereka miliki. Secara statistik, sangat perkasa.
Google Search, layanan paling utama, digunakan untuk melakukan 3,5 miliar kali pencarian internet setiap hari oleh orang-orang di seluruh dunia. Lalu ada 1,5 miliar pengguna aktif Gmail, layanan e-mail gratis dari Google, di akhir 2018. Angka itu dilengkapi dengan masifnya pengguna YouTube, media sosial berbasis video, yang kini telah ditonton 1,8 miliar penduduk maya dunia. Baca juga: Sejarah YouTube Merevolusi Layanan Video di Internet Dan hampir seluruh aplikasi ride-sharing seperti Gojek, Grab, Uber, atau Ola seakan-akan wajib menggunakan Google Maps, aplikasi perpetaan milik Google, sebagai pendukung fitur utama mereka. Kemantapan itu belum ditambah fakta bahwa Google adalah pemilik sah Android, sistem operasi mobile paling laku di jagat raya.Ditilik secara kasatmata, dengan statistik yang fantastis itu, Google tampaknya sukar terpeleset. Sayangnya, menurut catatan Killed by Google, suatu layanan web sumber terbuka yang mencatat produk/layanan milik Google, perusahaan yang bermarkas di California ini sering pula melahirkan produk/layanan yang gagal, tidak laku, bahkan tidak dilirik konsumen.Dalam waktu dekat, misalnya, Google hendak mematikan lima produk/layanannya. Salah satunya adalah Google URL Shortener, layanan penyingkat URL. Google URL Shortener gagal membendung berkuasanya Bit.ly, salah satu pemain pertama di pasar ini. Produk/layanan Google lainnya yang tinggal menunggu ajal ialah Google . Menurut rencana, Google akan resmi dimatikan Google pada bulan depan, April 2019.Selain Google URL Shortener dan Google , yang hendak mati dalam waktu dekat lainnya ialah Google Fusion Tables, Fabric, dan Inbox by Gmail. Secara keseluruhan, lima produk/layanan yang akan dimatikan itu akan menyusul 145 produk/layanan buatan Google yang telah lebih dahulu berpulang.Salah satu produk/layanan Google yang telah berpulang dan cukup dikenal ialah Allo. Allo merupakan aplikasi pesan instan, mirip WhatsApp, yang dibuat Google untuk pengguna Android maupun iOS. Sama dengan kisah Google , produk ini gagal memperoleh basis pengguna yang kuat. Akhirnya, per 12 Maret 2019, Allo resmi divonis mati dan digantikan Messages. Baca juga: Lahirnya Google, Sang Mesin Segala Tahu
Mengapa Banyak Produk yang Mati?
Secara sederhana, produk buatan Google yang diluncurkan ke publik kemudian mati terjadi karena produk-produk itu sukar memperoleh basis pengguna. Google URL Shortener, Google , dan Allo termasuk di antaranya.
Google URL Shortener gagal membendung berkuasanya Bit.ly di segmen pemangkas URL. Di masa-masa awal kemunculannya, pada 2010, sebagaimana diwartakan Techcrunch, Bit.ly menguasai 56 persen pangsa pasar. Kian tahun, angkanya kian meningkat. Salah satu keunggulan Bit.ly dan sukar disaingi Google URL Shortener adalah tersedianya fasilitas analisis atas URL hasil singkatan Bit.ly secara lengkap kepada penggunanya.Keunggulan pangsa pasar dan fasilitas yang diberikan membuat Bit.ly digdaya dan berhasil mengangkangi Google URL Shortener.