Gunung Agung Berstatus Awas, Penerbangan di Bali Masih Aman

23 September 2017 - by

Status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (22/9) pukul 20.30 WITA dinaikkan ke level IV (Awas). Warga yang tinggal di sekitar gunung pun langsung berbondong-bondong mengungsi.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, menuturkan hingga pukul 14.00 WIB berdasarkan laporan di lapangan tidak ditemui adanya vulkanik eruption (VE). Maka dari itu, Agus menyatakan tidak ada masalah dengan penerbangan meski status Gunung Agung sudah awas.

"Sampai saat ini pukul 14.00 WIB, keterangan dari lapangan menyebutkan tidak ada satu pun ditemui adanya abu vulkanik. Karena tidak adanya VE, maka di dunia penerbangan tidak ada masalah," kata Agus pada konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (23/9).

"Yang terjadi di minggu-minggu ini adalah kejadian kegempaan yang per harinya mencapai ratusan kali. Dan keluarnya gas kegempaan maupun taraf keluarnya gas-gas dari Gunung Agung bisa membahayakan penerbangan," lanjutnya.

Ia pun menekankan selama tidak ada vulkanik es, maka tidak akan membahayakan penerbangan. Sehingga berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan para stakeholder penerbangan, selama belum ada abu vulkanik, maka semua penerbangan normal.

"Saya tekankan tidak ada letusan vulkanik, karena vulkanik itulah yang membahayakan penerbangan. Tidak ada (debu vulkanik) dan tidak membahayakan penerbangan. Dan hasil rapat koordinasi, kami dari stakeholder penerbangan sepakat selama belum ada abu vulkanik, penerbangan normal. Semua berjalan lancar dan wisata di Bali masih tetap aman," tegasnya.

Meski demikian, Agus mengatakan pihaknya tetap harus membuat navigasi apabila nantinya terjadi semburan abu vulkanik. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) BMKG jika sewaktu-waktu terjadi semburan abu vulkanik

"Kalau BMKG menginformasikan daerah yang adanya abu vulkanik, misalkan ada abu vulkanik di mana, seluruh penerbangan harus menghindari abu vulkanik. Kami sudah berpengalaman beberapa kali dengan letusan gunung. Jadi untuk Bali sudah berpengalaman untuk adanya navigasi," tuturnya.

"Kami dari otoritas keamanan ingin mengatur keamanan agar aman. Mana kala ada vulkanik es, destinasi di Bali juga harus dipindahkan ke daerah sekitar. Ini semua tentunya harus bekerja sama dari otoritas penerbangan dan operator untuk mendapatkan solusi. Menutup tidak bisa satu jam dua jam sebelumnya. Makanya kita pantau terus. Jadi kami tekankan status aman terkendali, silakan berwisata dan berliburan .Kalau ada navigasi kami akan hentikan dan merute penerbangan," tutupnya.

Reporter: Adhim Mughni