Harap-harap Cemas Lulusan SMK untuk Jokowi dan Mobil Esemka

06 March 2018 - by

Siswa-siswa pelbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa jadi menaruh harapan besar pada janji Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Esemka sebagai mobil nasional yang diproduksi massal.

Tak hanya soal kebanggaan, namun juga penyerapan tenaga kerja pun menjadi keinginan lainnya.

PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) sendiri sempat berjanji melibatkan siswa-siswa SMK termasuk lulusannya sebagai pekerja di pabrik mobil Esemka.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penyumbang terbesar angka pengangguran di Indonesia justru berasal dari lulusan SMK yakni sebanyak 11,41 persen pada tahun lalu. Padahal lulusan SMK digadang-gadang bakal jadi pencetak tenaga kerja yang siap terjun ke lapangan.

Sehingga, janji PT ACEH untuk memperkerjaan siswa-siswa SMK dan lulusanya menjadi angin segar bagi lulusan sekolah tersebut.

Lihat juga:
BPS: Lulusan SMK Banyak Menganggur Sepanjang 2017

PT ACEH merupakan gabungan dari PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Pada 2015, kedua perusahaan itu resmi bergabung dan bertanggung jawab atas proyek mobil nasional Esemka.

Harapan untuk siswa-siswa SMK itu juga diungkapkan oleh guru otomotif SMKN 2 Surakarta, Dwi Budhi Martono. SMKN 2 Surakarta adalah satu dari lima SMK di Indonesia yang merakit mobil Esemka generasi pertama.

Lihat juga:
Reaksi Pabrikan Jepang Melihat Fenomena Baru Esemka

Martono memiliki keyakinan jika pemerintah maupun PT ACEH tidak akan melupakan SMK. "Karena mereka berangkat dari SMK. Tentunya nanti akan berjalan bersama-sama," kata Martono saat ditemui CNNIndonesia.com di Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/2).

Menurutnya, belum adanya keterlibatan siswa-siswa SMK dalam proyek mobil nasional karena pabriknya memang belum beroperasi. Untuk diketahui, proses pembangunan pabrik Esemka yang berada di Boyolali, Jawa Tengah hingga kini masih dalam tahap proses penyelesaian.

Padahal, tahun depan masa jabatan Jokowi sebagai presiden RI akan segera berakhir. Terlebih sudah hampir tiga tahun berlalu sejak PT ACEH resmi dibentuk, namun belum juga ada satu pun mobil Esemka yang dipasarkan ke publik.

Ilustrasi pelajar. (Adhi Wicaksono)

Sejarah Esemka

Awal mula perintisan mobil Esemka adalah dalam rangka mengangkat eksistensi SMK dan pengembangan pendidikan karakter kewirausahaan.

Pada 2007, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mencetuskan program teaching factory untuk sekolah-sekolah terpilih. Salah satu satu bidang yang coba dikembangkan adalah perakitan mobil.

Martono mengatakan, ada lima SMK yang ditunjuk untuk merakit mobil. Lima SMK itu adalah SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMK 1 Singosari Malang, dan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur.

"Jadi, 2007 itu diawali dari bagaimana membuat bodi secara manual bersama-sama mereka. Baru dirakit bareng-bareng gitu," kata Martono.

Mobil Esemka Rajawali berjenis Sport Utility Vehicle (SUV) yang dirakit secara manual dengan buatan tangan pun tercipta. Tidak ingin hanya berpuas diri karena telah berhasil merakit mobil, Martono bersama keempat sekolah yang lain kemudian mengenalkan kepada siswa-siswa SMK mengenai alur bisnis dalam kendaraan bermotor.

Lihat juga:
Beli Motor Modifikasi, Jokowi Pacu Anak Muda Berkarya

Termasuk melakukan pengujian ke Kementerian Perhubungan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melalui BPLJSKB (Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor).

Selain itu, lanjut Martono, mereka juga belajar untuk membuat nomor rangka agar merk Esemka bisa tercantum dalam STNK.

Merk berlabel nama Esemka dipilih karena dianggap punya nilai yang bisa mencerminkan SMK. "Memang lahir dari Sekolah Menengah Kejuruan. Berangkat dari SMK, SMK menjadi Es em ka, itu history-nya begitu," kata Martono

Sampai pada 2012, mobil Esemka kemudian diperkenalkan oleh Jokowi ke nasional melalui uji emisi ulang. Kala itu, Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo, Jawa Tengah.

Bahkan, mobil SUV Esemka Rajawali kemudian digunakan oleh Jokowi sebagai mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo. Ia juga berjanji akan menjadikan mobil Esemka sebagai mobil nasional.

"Dulu waktu 2010 itu kita ujikan enggak lulus, karena lampu, karena emisi gas buang, karena apa ada beberapa lah yang tidak lulus. Sehingga dari situ perbaikan, perbaikan, perbaikan, akhirnya pada pengujian yang keenam lolos juga," kata Martono

Bantuan untuk Esemka

Lebih lanjut, Martono mengatakan, setelah mobil Esemka muncul kepermukaan dampak yang dirasakan sangat besar.

Sejumlah perusahaan baik dalam maupun luar negeri memberi bantuan dalam hal pembelajaran. Mulai dari cara membuat prototipe yang baik agar bisa dibuat massal, membuat frame, hingga perancangan konstruksinya.

"Begitu mobil Esemka muncul kepermukaan, Suzuki ngirim Ertiga, Honda ngirim Brio, Toyota ngirim. Dulu enggak ada yang namanya industri ngasih mobil ke SMK untuk media pembelajaran, jangan harap," kata Martono.

Ilustrasi Suzuki. Produsen otomotif itu sempat memberikan bantuan kepada Esemka. (Foto: REUTERS/Mike Blake)

Pada 2015, beberapa prototite mobil Esemka telah berhasil dibuat dan dipasarkan ke publik. Berawal dari lima SMK, kemudian dikembangkan menjadi 33 SMK, dari Lampung hingga Bali. Harapannya, kata Martono, akan ada 42 SMK dari Sabang sampai Merauke yang berkolaborasi dengan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) untuk merakit mobil.

PT SMK adalah perusahaan yang dibentuk oleh 11.000 koperasi SMK di Indonesia. Melalui PT SMK inilah mobil SUV Esemka Rajawali R2 dipasarkan.

Menurut Martono, ada sekitar 200 unit mobil SUV Esemka Rajawali R2 sudah berhasil terjual. Semua mobil itu dibeli secara perorangan, tidak ada yang dibeli melalui lembaga. Meskipun kebanyakan dari pembelinya masih merupakan keluarga besar PT SMK.

Lihat juga:
Bus Listrik Akan Digunakan untuk Shuttle Bus di Bandara

"Paling banyak di Jawa Timur, di Wonogiri dua, di Pati dua, di Jakarta ada dua, di Lampung ada 29 unit," kata Martono.

Kiprah mobil Esemka ternyata tidak hanya berhenti sampai di sana. Pada 2014, Jokowi terpilih menjadi Presiden. Sebagai bukti keseriusan terhadap janjinya, Jokowi kemudian membentuk PT ACEH sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas mobil nasional Esemka.

Pada 2016, PT ACEH kemudian membangun pabrik mobil Esemka di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik tersebut kini masih dalam tahap proses pembangunan. Selain di Boyolali, PT ACEH juga sudah menyiapkan pabrik lainnya yang ada di di Cileungsi, Bogor.