Huawei Tanpa Layanan Google, Apa Bisa Bertahan?

17 December 2020 - by

Ilustrasi foto: Uzone.id

Uzone.id -- Pandangan baru terhadap ponsel pintar Huawei di masa seperti sekarang adalah absennya kehadiran layanan mobile Google (Google Mobile Services/GMS) seperti Gmail, Google Maps, PlayStore, dan lainnya. Banyak yang kemudian meragukan, apa bisa Huawei begini terus?

Absennya GMS pada perangkat Huawei tentu saja bukan keinginan dari Huawei sendiri, melainkan dampak dari tekanan politik antara pemerintah Amerika Serikat terhadap perusahaan asal China -- seperti Huawei ini. Pemerintahan Donald Trump sejak 2019 melarang perusahaan AS untuk menjalin kerja sama bisnis dengan Huawei karena dugaan mata-mata.

Advertising
Advertising

Akibatnya, Google tidak bisa lagi bekerja sama dengan Huawei, meskipun sampai saat ini, ponsel terbaru Mate 40 Pro yang sudah dirilis di Indonesia masih bisa berjalan di sistem operasi EMUI 11 berbasis Android 10.

Meski begitu, tetap saja ponsel-ponsel Huawei sudah tak lagi dilengkapi dengan layanan mobile Google. Sebagai gantinya, Huawei membekalinya dengan Huawei Mobile Services (HMS) dan selama ini diakui masih terus akan dikembangkan demi pengalaman terbaik konsumen.

Baca juga: Huawei Mate 40 Pro Dirilis, Ini Spesifikasi dan Harganya

“HMS sudah memiliki top 100 aplikasi lokal, memang belum semua tetapi mayoritas top lokal aplikasi telah bergabung. Kita terus mengembangkan kerja sama dengan top applications sehingga membawa pengalaman lebih bagus,” ungkap Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia Lo Khing Seng saat berbincang dengan beberapa awak media secara virtual, Selasa (15/12).

Salah satu hal yang sering dipertanyakan oleh masyarakat Indonesia adalah kehadiran peta digital di dalam ponsel Huawei, di mana orang-orang sudah terbiasa dengan keberadaan dan integrasi Google Maps ke aplikasi-aplikasi lain. Khing Seng percaya diri kalau peta digital bikinan Huawei, Petal Maps akan menjadi solusi terbaik.

“Petal Maps akan hadir ke Indonesia sehingga solusi untuk maps sudha lengkap agar developer bisa menggunakan aplikasi Huawei Kit. Semua demi pengalaman di HMS akan sama [seperti GMS],” lanjut Khing Seng.

Jika boleh ‘rujuk’ dengan Google, apa yang akan terjadi?

Kini, pemerintahan AS sudah berpindah tangan ke pasangan Joe Biden dan Kamala Harris yang tinggal menanti inagurasi pada Januari 2021. Tidak ada salahnya menghayal sejenak apabila kebijakan Trump soal pelarangan Google bekerja sama dengan Huawei dicabut, tandanya Huawei bisa ‘rujuk’.

Jika hal tersebut kejadian, lantas apakah Huawei langsung mengganti HMS ke GMS kembali?

Baca juga: AS Tekan Korsel untuk Depak Huawei dari Jaringan 5G

“Kalau misalnya diperbolehkan lagi, kita tetap mengembangkan HMS secara terus-menerus. Konsumen yang sudah memakai ponsel seri P30 dan lainnya, itu ada dua mobile services, jadi pengguna sebenarnya bisa memilih,” tutur Khing Seng.

Dari penjelasan Khing Seng, Huawei tidak akan serta-merta meninggalkan pengembangan HMS apabila suatu saat nanti ada kesempatan ‘rujuk’ dengan Google.

“Layanan Google tinggal diizinkan, jadi di ponsel Huawei bisa Google ready dan Huawei ready. Yang jelas kami tidak akan meninggalkan HMS karena layanan ini akan diintegrasikan ke OS baru nantinya karena seluruh kapabilitas Google juga kita punya,” tutup Khing Seng.