Investor Facebook Mau Tendang Mark Zuckerberg dari Posisi Chairman

20 October 2018 - by

Rentetan kasus penyalahgunaan data yang dialami Facebook ternyata membuat pendiri dan CEO dari raksasa media sosial tersebut, Mark Zuckerberg, jadi kurang dipercaya. Sejumlah investor Facebook kabarnya ingin melengserkan Zuckerberg jadi posisi Chairman perusahaan.

Menurut laporan Reuters, ada empat investor Facebook yang ingin mengganti Zuckerberg dengan seorang Chairman independen.

Usulan serupa sebenarnya sudah pernah diajukan tahun lalu, namun gagal karena kalah suara dalam rapat pemegang saham. Upaya pemungutan suara untuk melengserkan Zuckerberg yang ditujukan pada dewan Facebook dibuat oleh bendahara negara bagian Illinois, Rhode Island, dan Pennsylvania. Ketiga investor Facebook ini merupakan pengelola dana pensiun negara.

Terakhir, pengawas keuangan kota New York Scott Stringer juga ikut serta dalam pengusulan pelengseran Zuckerberg dari posisinya sebagai Chairman Facebook. Jika mendapat izin dewan, maka pemegang saham akan segera melakukan pemungutan suara dan boleh menyerahkan suara mereka sampai rapat pemegang saham tahunan Facebook pada Mei mendatang.

Bendahara negara bagian Illinois, Michael Frerichs, mengatakan jika ada pimpinan yang independen di Facebook, bisa jadi masalah kebocoran dan penyalahgunaan data yang kerap muncul di Facebook bisa makin berkurang, dan turunnya harga saham bisa ditanggulangi.

Harga saham Facebook pada penutupan bursa Rabu (17/10) lalu sebesar 159,42 dolar AS atau sekitar Rp 2,4 juta, turun 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Saham Facebook kembali merosot pasca Zuckerberg menghadapi sidang Kongres perihal skandal Cambridge Analytica pada bulan Juli lalu. Sejak itu, saham Facebook terus merosot hingga 26,7 persen.

Sayangnya, upaya investor empat negara bagian itu sepertinya akan sia-sia karena Zuckerberg memegang saham mayoritas Facebook. Artinya upaya investor tidak memiliki kekuatan besar untuk melengserkan Zuckerberg dari jabatan Chairman. Ia memiliki hak suara terbesar di perusahaan sebanyak 60 persen.

 

Masalah kebocoran data silih berganti muncul di Facebook

Sejumlah kasus bocornya data pengguna terus menggempur Facebook. Baru-baru ini, Facebook mengumumkan ada 30 juta akun penggunanya yang diretas dan membuat hacker bisa mengakses data profil pengguna.

Kasus yang paling heboh adalah skandal Cambrige Analytica yang membocorkan data pribadi 87 juta pengguna Facebook dengan berkedok kuis untuk kepentingan kampanye Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2016.

Tak heran , sejumlah masalah perlindungand data pengguna itu membuat para investor menganggap Facebook sebagai media sosial yang tidak aman. Pihak yang dianggap paling bertanggung jawab atas kasus ini tak lain adalah Mark Zuckerberg.