Isu Keamanan WhatsApp Bikin UMKM Digital Bingung Beriklan?

15 January 2021 - by

Foto ilustrasi: Unsplash

Uzone.id -- Pelaku UMKM di Indonesia sedang didorong oleh pemerintah dan sektor teknologi agar dapat terus berkembang dan merambah ke ranah digital demi menunjang perekonomian di tengah pandemi. Digitalisasi ini sudah merangkap proses penjualan hingga promosi dan beriklan.

Selain melalui jaringan e-commerce, pelaku UMKM digital di Indonesia memiliki banyak ruang untuk eksplorasi aktivitas promosi iklannya, salah satunya melalui omni channel dari startup OCA (Omni Communication Assistant) Indonesia.

Advertising
Advertising

OCA Indonesia yang dibawahi oleh PT Telkom ini menyediakan layanan komunikasi digital untuk kebutuhan promosi atau iklan bagi klien (enterprise dan UMKM) yang tak cuma berupa sebaran pesan SMS atau via suara atau telepon, tapi juga merambah media sosial populer seperti Facebook, Instagram, hingga WhatsApp, Line, dan Telegram.

Baca juga: Bertemu Perwakilan WhatsApp, Kominfo Tekankan Ini

Dari penjelasan CEO OCA Indonesia Rizki Primasakti, sejauh ini layanannya mulai melayani para UMKM yang bermigrasi ke digital sekitar 15 UMKM sejak pertengahan 2020.

Success rate penggunaan channel WhatsApp untuk pesan blast itu paling besar, sekitar 70 persen lah, ya. Karena pesan yang dikirim itu langsung dituju ke konsumen yang ditargetkan dan kita bisa melihat data seberapa banyak pesan itu dibaca, bahkan direspons,” tutur Rizki saat berbincang di program Uzone Talks, Selasa (14/1).

Kendati begitu, belakangan ini WhatsApp sedang heboh dibahas lantaran ada kebijakan baru yang dianggap dapat mengambil data pribadi pengguna dan membagikannya ke induk usaha Facebook dan perusahaan pihak ketiga lain.

Meski pihak WhatsApp membantah dan mengatakan kalau kebijakan itu hanya untuk WhatsApp Business saja, Rizki mengaku sudah banyak calon klien yang rata-rata memang pelaku UMKM sadar akan hal ini dan menjadi khawatir.

“Sudah mulai banyak yang bertanya soal penggunaan WhatsApp. Apakah aman, sebaiknya digunakan atau tidak, dan lain sebagainya. Mereka ternyata aware dengan isu seperti ini dan tetap ingin memastikan promosi mereka ini aman,” jelas Rizki.

Baca juga: WhatsApp Ingatkan ke Kita: Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Jika pertanyaan seputar keamanan WhatsApp tersebut dilontarkan, Rizki mengaku ia dan timnya biasanya memberikan paparan yang realistis dan tetap memberi edukasi bahwa saluran iklan digital tidak hanya WhatsApp saja.

“Kami biasanya menjelaskan selengkap mungkin, dan menyerahkan semuanya kembali ke pelaku UMKM. Ada yang merasa tetap percaya diri pakai WhatsApp karena tahu penggunanya banyak sekali di Indonesia. Ada juga yang masih galau,” tambahnya.

Yang jelas, pihak OCA Indonesia tetap mengedepankan objektifnya terhadap target konsumen yang ingin diraih oleh para UMKM ini. Jika profiling dan demografinya lebih banyak di WhatsApp, biasanya mereka akan memikirkan ulang terlebih dahulu.

Namun tak sedikit juga yang meminta waktu untuk meninjau saluran lain seperti Telegram dan Line.

“Semua balik lagi di target konsumen juga. Layanan yang kami berikan ini komunikasi blast di omni channel, bukan hanya WhatsApp. Jadi kami harap UMKM pun juga sadar kalau opsi untuk mengembangkan cara beriklan mereka ini tidak lantas langsung terbatas cuma karena WhatsApp lagi diterpa isu,” tutup Rizki.