Jatuh Bangun Nightspade

pada 7 tahun lalu - by

Nightspade adalah salah satu studiogameyang bermarkas di kota Bandung. Didirikan oleh sekelompok jebolan jurusan Teknik Informatika ITB, Nightspade aktif sejak tahun 2010 dan telah menelurkan berbagaigamemulai dari platform Flash hinggamobile.

Beberapa karya mereka sepertiStack the StuffdanAnimal Piratespun kerap mendapatratingtinggi di Google Play Store atau Apple App Store.

Anehnya, sejak tahun 2015 Nightspade seperti menghilang. Meski bisnisnya jelas masih berjalan, studio yang pada awalnya bernama Nightclub Coders ini tidak pernah merilis publikasi tentang produk yang sedang mereka kerjakan. Hal tersebut tentu membuat kita bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan Nightspade?

Pada acara Bekraf Game Prime beberapa waktu lalu,Tech in Asia Indonesiaberkesempatan mewawancarai CEO Nightspade, yaitu Garibaldy Wibowo Mukti alias Gerry. Gerry menjelaskan bahwa Nightspade masih aktif dalam dunia pengembangangame, namun dengan visi dan cara kerja yang berbeda dari sebelumnya. Simak hasil perbincangan kami di bawah.

Introspeksi dari kegagalan

Gerry di acara Bekraf Game Prime 2016

Nightspade termasuk developer yang jarang terlihat di hadapan umum dalam beberapa bulan terakhir. Acara-acara sepertiGame Developer Gathering (sekarang Game Prime)danTech in Asia Conferencejuga tidak pernah mereka ikuti. Menurut Gerry, hal tersebut terjadi karena memang segmen pasar yang mereka targetkan sudah berubah.

“Kami jarang ikuteventseperti ini karena sekarang kami tidak berfokus pada produk tapi pada prosesoutsourcing,” ujar Gerry. Dengan kata lain saat ini Nightspade tak lagi mengembangkangameuntuk dijual ke konsumen secara langsung, tapi murni menjadi developer yang menangani permintaan pembuatangamedari penerbit atau perusahaan lain.

Keputusan untuk beralih dari produk keoutsourcingini muncul setelah Nightspade melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja mereka. Dari evaluasi tersebut, mereka menyimpulkan bahwa kekuatan Nightspade ada pada bidangdevelopment, namun mereka sangat lemah di bidangpublishing.

Nuclear Outrun, salah satu game karya Nightspade

Beberapa tahun mereka sudah mencoba untuk fokus pada produk, tapi sayangnya usaha tersebut belum bisa meraih hasil maksimal.Gameyang dirilis, meskipun berkualitas dan mendapatratingbaik, ternyata gagal di pasar. “Kalau terdengar kami merilisgameseperti bagus atau sukses,mungkin secara publikasi terlihat bagustapi sebenarnya secara angka tidak bagus,” demikian jelas Gerry.

Peluang datang dari luar negeri

Sekitar setahun lamanya Nightspade menjalani model bisnisoutsourcing, dan menurut Gerry, hasilnya cukup memuaskan. Sayangnya, sebagai tenagaoutsourcing, tidak semuagametersebut bisa dipublikasikan sebagai karya Nightspade. Namun Gerry meyakinkan bahwagamebuatan mereka mampu bersaing di pasar.

Ada tigagame keluaran Nightspade yang menduduki peringkat lima puluh besar di App Store, bahkan mereka juga pernah mendapat predikatfeatured game. Sementara itu salah satu judul yang bisa dipublikasikan adalahHeroes Unite!, sebuah RPG hasil kerja sama dengan perusahaan DeNA asal Jepang.

Klien-klien Nightspade hampir semuanya berasal dari luar negeri, termasuk salah satunya kementerian luar negeri Jerman. Dunia developeroutsourcingdi Indonesia belum begitu ramai, tapi di luar negeri praktik ini sudah lumrah dan merupakan bagian besar dari industri. Kanada bahkan memilikieventtahunan bernama External Development Summit (XDS) tempat para pemain besar seperti EA dan Ubisoft berburu tenagaoutsourcing.

Dari ikan hiu menjadi ikan remora

Sebenarnya bila dibandingkan membuat produk sendiri, pemasukan yang didapat darioutsourcinglebih kecil. Tapi pemasukan hasiloutsourcinglebih stabil, sementara membuat produk sendiri kemungkinan gagalnya lebih tinggi. “Ibarat ikan hiu dan ikan remora, kalau ikan hiu itu sebesar pohon pisang, maka ikan remora itu pisangnya,” kelakar Gerry.

Rezeki kecil inilah yang ditelateni oleh Nightspade, dan Gerry berharap ke depannya Nightspade bisa menjadi developer spesialisoutsourcingyang terlibat dalam pembuatangameAAA atau film Hollywood. Mereka tidak menutup kemungkinan kembali menciptakan produk sendiri suatu saat nanti, tapi untuk sekarang Nightspade ingin fokus pada bidang yang ditekuninya.

Saat ini, porsi “kue” di bidangoutsourcingmasih sangat besar. Pengalaman yang didapat dari kerjaoutsourcingjuga akan membantu ketika membuat produk sendiri, sebab kita jadi tahugameseperti apa yang berkualitas serta laku di pasaran. Oleh karena itu,outsourcingbisa menjadi pilihan bagi developergamelokal yang ingin berkembang dan mengincarsustainability.

Sayangnyaevent gamelokal khusus untukoutsourcingsaat ini masih belum ada. Klien di dalam negeri pun masih sedikit, sehingga perusahaanoutsourcingmasih harus berburu proyek di luar negeri. Semoga saja ke depannya pasaroutsourcingterus berkembang, hingga menghasilkan ekosistem di mana “ikan-ikan hiu” dan “ikan-ikan remora” bisa hidup berdampingan saling melengkapi.

The postJatuh Bangun Nightspade, dari Developer Produk Menjadi SpesialisOutsourcingappeared first onTech in Asia Indonesia.