Kaleidoskop 2020: Daftar Startup Travel yang Bangkit dari Pandemi

16 December 2020 - by

Uzone.id - Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi para startup yang bergerak di bidang travel. Banyak startup yang menjalankan bisnis online travel agent (OTA) terpuruk di awal pandemi COVID-19, terlebih dengan adanya kebijakan lockdown di beberapa negara, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia.

Advertising
Advertising

Bahkan, beberapa OTA asal luar negeri sudah hengkang dari tanah air di pertengahan 2020. Meski demikian, banyak pula OTA yang beroperasi di Indonesia kembali bangkit menjelang akhir tahun. Berikut daftar startup travel yang bangkit dari pandemi.

Tiket.com

Sejak awal pandemi, tren pemesanan tiket dan hotel menurut drastis. Namun, angkanya cenderung meningkat di kuartal ketiga (Q3) 2020.

Tiket.com mencatat penjualan tiket penerbangan yang meroket tiga kali lipat atau sebesar 240 persen dibandingkan Q2 2020. Kemudian, reservasi hotel pun meningkat di angka 250 persen pada periode yang sama.

Dalam media briefing beberapa waktu lalu, Gaery Undarsa, Co-founder & Chief Marketing Officer tiket.com menyatakan, "Pemulihan pariwisata bertumbuh seiring dengan mulai dibukanya sejumlah destinasi wisata lokal yang menerapkan protokol kesehatan dan optimisme masyarakat untuk kembali liburan."

Traveloka

Di awal November 2020, Traveloka kembali hadirkan EPIC SALE 2020. Program ini berkolaborasi dengan ribuan mitra di industri pariwisata nusantara untuk menghadirkan penawaran perjalanan dan gaya hidup terbaik bagi pengguna dengan tetap mematuhi protokol kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan.

Baca juga: Meneropong Potensi Perusahaan Digital Indonesia di Masa Depan

Traveloka berhasil mencatat beberapa pencapaian dari program promosi tersebut. Berbagai kota tujuan populer staycation dan roadtrip seperti Jakarta, Puncak, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya masih memiliki animo tinggi.

Adanya animo tinggi terhadap destinasi domestik yang mengedepankan keindahan alam juga tercermin dari kenaikan permintaan yang tinggi untuk Bali, Labuan Bajo, Lombok, dan Banyuwangi.

Selain itu, destinasi lokal populer lainnya juga terlihat dari minat para pengguna terhadap tempat wisata, hiburan, hingga kesehatan dan kecantikan dari Traveloka Xperience seperti Jakarta, Surabaya, Bogor dan wilayah Jawa Barat lainnya.

Dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu, Albert, Co-Founder Traveloka mengatakan, “Memasuki era normal baru, sektor pariwisata mendapatkan harapan baru untuk pulih dan kembali bergerak, tentunya dengan memperhatikan dan menjaga protokol kesehatan yang lebih ketat.”

OYO

Data internal OYO mencatat membaiknya performa hotel OYO di Indonesia secara perlahan. Tingkat okupansi per bulan Agustus 2020 meningkat sebanyak 70 persen dari titik terendah di bulan April 2020, meskipun peningkatan tersebut masih di angka 60 persen dari tingkat okupansi normal sebelum pandemi.

Baca juga: MDI Ventures Didapuk Jadi The Best Venture Capital

OYO juga masih optimis terhadap potensi industri hospitality di Indonesia, khususnya di sektor hotel budget. Adanya tren staycation di hotel-hotel budget dengan skala kecil yang tetap memberikan pengalaman menginap unik dinilai menjadi sinyal positif bagi potensi pertumbuhan OYO di Indonesia.

RedDoorz

RedDoorz Indonesia juga mengalami peningkatan bisnis yang cukup positif di Q3 2020. RedDoorz mencatat peningkatan pemesanan kamar sebesar 80 persen dan peningkatan tingkat hunian hingga 50 persen selama Maret-Oktober 2020.

Berdasarkan laporan STR Hotel Database, perusahaan bisnis intelijen independen untuk hospitality, angka itu lebih di atas rata-rata okupansi nasional yang hanya 36 persen.

Adil Mubarak, VP Operations of RedDoorz mengatakan, pandemi Covid-19 memang mendisrupsi performa bisnis RedDoorz sejak Maret 2020. Meski demikian, pertumbuhan bisnis yang cukup positif di Q3 membuat pihaknya semakin optimis dan berharap pariwisata domestik akan pulih kembali.