Kaleidoskop 2022: Startup Indonesia yang Terkena Badai PHK

pada 1 tahun lalu - by

Uzone.id- 2022 bisa dibilang menjadi tahun kelabu bagi perusahaan teknologi, baik lokal maupun perusahaan raksasa dunia. 

IstilahTech Winterpun menjadi populer di tengah ramainya tren PHK massal sepanjang 2022, ada juga fenomenaBubble Burstyang menjadi salah satu faktor adanya PHK di startup.

Sepanjang 2022, ada lebih dari 10 startup di Indonesia yang melakukan pemangkasan karyawan. Secara keseluruhan, per September 2022 dari laporan Satu Data Kemnaker, ada sekitar 11,6 ribu orang di Indonesia yang terkena PHK.

Dan dari data terbaruLayoffs.fyi, tercatat sebanyak 149.876 karyawan di seluruh dunia terdampak badai PHK di 2022.

Baca juga:Resesi di Depan Mata, Wejangan Kominfo untuk Startup: Jangan Asal PHK

Berikut beberapa Startup di Indonesia yang melakukan pemangkasan atau PHK massal di Indonesia selama 2022.

Startup Ajaib

Startup sektor investasi Ajaib yang melakukan PHK terhadap kurang lebih 67 karyawannya.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesiapan perusahaan dalam menghadapi kondisi makro ekonomi yang tak stabil.

Perampingan karyawan ini berdampak pada 67 karyawan. Mereka akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan aturan UU yang berlaku dengan tambahan bonus pesangon sebesar satu bulan gaji per satu tahun masa kerja.

Startup GoTo

Induk perusahaan Tokopedia dan Gojek, GoTo menjadi perusahaan teknologi yang juga melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Karyawan yang terdampak pun telah menerima pemberitahuan semenjak 18 November 2022.

Dalam pernyataan resmi yang diterima Uzone.id, pemangkasan yang dilakukan oleh induk perusahaan ini berdampak pada 12 persen karyawan tetap Grup GoTo atau sekitar 1.300 karyawan.

“Hal ini dilakukan antara lain dengan memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology. GoTo telah mencatatkan pertumbuhan yang konsisten di bidang ini,” tambahnya.

Ruangguru

Menyusul GoTo, startup pendidikan, Ruangguru, turut melakukan PHK massal karyawan-karyawannya di hari yang sama.

Dari kabar yang beredar, pemangkasan karyawan ini dilakukan mendadak dan dilakukan melalui email pribadi karyawan dan jumlah pegawai yang terdampak pemangkasan ini mencapai ratusan orang. Perusahaan pun menyebut kalau efisiensi ini dilakukan karena kondisi pasar global.

Terdapat ratusan pegawai Ruangguru yang terdampak dari pemutusan hubungan kerja ini, dan keputusan ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis.

Shopee Indonesia

Tanggal 19 September lalu, Perusahaan e-commerce Shopee mengumumkan telah memberhentikan sejumlah karyawannya di Indonesia.

“Dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya. Keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis,” terang Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira.

Baca juga:Resesi 2023, Industri Digital dan Pusat Data Bakal Jadi ‘Tulang Punggung’

Tidak disebutkan berapa banyak karyawan yang di-PHK oleh Shopee namun Redynal menyebut kalau efisiensi ini juga berkaitan dengan kondisi ekonomi global saat ini.

LinkAja

Startup pembayaran online LinkAja juga melakukan PHK karyawan pada Mei 2022 lalu sebagai salah satu langkah relevansi fungsi SDM pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.

Dari penuturannya, penyesuaian yang dilakukan perusahaan telah mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh stakeholder perusahaan, termasuk para karyawan.

Tokokrypto

Badai PHK masih terus berlangsung menjelang akhir tahun 2022, kini giliran startup aset kripto Tokocrypto yang melakukan perampingan karyawan.

PHK ini didorong oleh kondisi pasar yang bergejolak saat ini. Tokocrypto mengatakan kalau pihaknya akan melakukan perampingan secara operasional dan fokus pada peningkatan kinerja platform perdagangan aset kripto.

Pemangkasan karyawan ini akan berdampak pada 58 persen karyawannya menyusul adanya perubahan yang diselaraskan dengan bisnis plan perusahaan tahun depan.

JD.ID

E-commerce JD.ID juga melakukan pemangkasan karyawan sebanyak 30 persen atau sekitar 200 orang. Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh pihak JD.ID dimana mereka telah melakukan perampingan karyawan pada hari ini, Selasa, 13 Desember 2022.

Karyawan yang terdampak akan mendapatkan dukungan dan berbagai manfaat seperti asuransi dan talent promoting, serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Startup BINAR Academy

Salah satu startup edutech Indonesia, BINAR Academy umumkan pengurangan tenaga kerjanya sebesar 20 persen.

Pengurangan karyawan ini mutlak sebagai keputusan strategis BINAR untuk bersiap hadapi ketidakpastian ekonomi global belakangan ini.

Baca juga: Strategi Telkomsel, Indosat dan XL Axiata Hadapi Ancaman Resesi 2023

BINAR tetap berkomitmen untuk membantu memberi pendampingan sampai karyawannya mendapatkan pekerjaan. Pihaknya juga berjanji untuk tetap melanjutkan jaminan kesehatan bagi keluarga dan karyawan terdampak sampai 30 Oktober 2022 mendatang.

Startup Xendit

Platform payment gateway Xendit menjadi startup selanjutnya yang melakukan PHK terhadap karyawannya di Indonesia dan juga Filipina pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Layanan fintech dengan status unicorn ini melakukan pemangkasan karyawan dengan alasan rightsizing struktur dan sumber daya tim.

Alasan ini juga didorong dengan situasi makro ekonomi yang tidak menentu saat ini yang memaksa Xendit melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim.