Kebutuhan IT Talent Naik 90 Persen, Apa yang Perlu Disiapkan Anak Muda?

22 September 2022 - by

Singapura, Uzone.id – Gaung digital talent atau talenta digital nyatanya tak hanya menggema di Indonesia saja. Kebutuhan untuk IT talent nyatanya juga melambung tinggi di skala Asia.

Dari paparan Chief Growth Officer, Marketplace - Jobseekers SEEK Asia, Hsing Ren Chiam, dalam kurun dua tahun belakangan, lebih tepatnya selama pandemi berlangsung, lowongan pekerjaan meningkat dua kali lipat.

Advertising
Advertising

Uniknya, meski lowongan kerja meningkat, Hsing Ren mengatakan justru kesulitan merekrut calon karyawan juga bertambah dua kali lipat.

Demand di industri teknologi juga masih tinggi. Selama pandemi, banyak perusahaan yang bertransformasi menjadi serba digital dan mengakomodasi rutinitas new normal,” ungkap Hsing Ren saat panel diskusi di acara Tech In Asia Conference 2022, Singapura yang dihadiri oleh Uzone.id, Rabu (21/9).

Sementara dari data yang dibagikan Chief Growth Officer, Career & Connect Platform SEEK, Chook Yu Yng, tercatat kebutuhan tech talent, atau peran pekerjaan di industri IT meningkat 90 persen secara year-on-year (YoY) di kawasan Asia.

Baca juga: Direktur Milenial Telkom: Talenta Digital Jadi Kunci Kemajuan Teknologi

Tak heran apabila skillset adalah hal yang disorot agar anak-anak muda yang ingin berkecimpung di industri teknologi dapat memenuhi standar dan menjalankan perannya dengan baik.

“Berbicara soal skill, tentu hard skill pastinya penting, tapi hal ini bergantung dengan peran atau tipe pekerjaan yang diambil oleh si calon pekerja. Hard skill membutuhkan planning dan proses pembelajaran yang cukup matang, jadi bagi calon tech talent, bisa disiapkan dari jauh-jauh hari jika ingin menguasai kemampuan teknis,” ucap Yu Yng saat berbincang dengan Uzone di sela konferensi.

Kendati begitu, soft skill juga tak kalah penting. Kemampuan klasik seperti cara komunikasi yang baik sudah menjadi kebutuhan paling dasar. Yu Yng mengatakan, calon karyawan di industri teknologi juga harus mengetahui soft skill yang dibutuhkan harus berkaitan dengan pekerjaan yang akan dijalankan.

Meski begitu, Yu Yng tetap menekankan bahwa soft skill dapat dikuasai melalui pengalaman dan pembelajaran dari lingkungan pekerjaan.

Chief Growth Officer, Career & Connect Platform SEEK, Chook Yu Yng. (Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)

“Justru menurut saya, di luar hard skill, jika ada karyawan yang sedang berada di tangga karier, soft skill semakin penting, terutama urusan leadership dan berinteraksi dengan sesama,” kata Yu Yng.

Berbicara soal kemampuan yang paling dicari oleh perusahaan di industri teknologi saat ini, Yu Yng mengatakan tentunya ada banyak jika dilihat secara umum.

Ia kemudian merangkum dari aspek hard skill, peran data analytics menjadi semakin penting karena perkembangan teknologi tidak lepas dari aktivitas pengelolaan data.

Baca juga: Digital Talent Harus Bisa Coding? Gak Juga!

Data scientist saya rasa banyak dicari dan akan selalu dicari. Ini adalah peran yang sangat bagus dan kesempatan baik bagi anak muda yang ingin berkontribusi lebih di industri,” sambungnya.

Sementara ada satu hal lain yang ia soroti. Ada sekitar 68 persen pekerja digital dari berbagai negara mengaku bersedia bekerja secara remote tanpa perlu kehadiran secara fisik.

Tandanya, banyak perusahaan teknologi semakin tak ragu mempertimbangkan untuk merekrut talent internasional.

Global skill yang sangat dibutuhkan dan begitu mendasar layaknya Microsoft Office adalah Bahasa Inggris. Kemampuan Bahasa Inggris membuat banyak hal terasa tidak ada batasan dan proses komunikasi yang begitu lancar. Saran saya untuk anak muda, ketahui karier yang ingin dicapai dan terus eksplorasi terhadap kesempatan yang ada,” tutup Yu Yng.