Kena Ransomware, Garmin Bayar Rp146 Miliar ke Hacker?

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Garmin dikabarkan telah membayar ratusan miliar ke hacker untuk bisa terbebas dari pemerasan dan sistem mereka kembali berjalan. Garmin sendiri belum memberikan pernyataannya terkait dengan pembayaran ransomware tersebut, namun sistem mereka sudah kembali berjalan sejak kemarin.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim Garmin pada 27 Juli lalu, mereka mengakui jika perusahaan telah menjadi korban serangan siber. Pernyataan ini dibuat setelah empat hari sistem mereka down dan tidak bisa diakses oleh pengguna.

Baca juga:Garmin Down Gara-gara Ransomware

"Kami telah menjadi korban dari penjahat siber sejak 23 Juli lalu. Hasilnya, banyak layanan online kami yang terdampak, termasuk website, customer support, aplikasi konsumen dan komunikasi perusahaan. Kami dengan segera langsung mengatasi hal itu. Kami tidak melihat indikasi adanya akses ke dalam data konsumen, termasuk informasi pembayaran dari Garmin Pay, yang dicuri atau hilang. Sistem yang terdampak sudah diperbaiki dan diharapkan operasional akan kembali normal dalam beberapa hari mendatang," ujar pihak Garmin, seperti dikutip dari Computer Weekly, Kamis, 30 Juli 2020.

Laporan dari sebuah laman keamanan siber, BleepingComputer menyebut jika Garmin telah diperas oleh hacker yang meminta tebusan sebesar USD10 juta atau sekira Rp146 miliar. Kabarnya, Garmin telah membayar hacker tersebut dan berhasil mendapatkan kunci untuk men-dekrip sistem agar kembali berjalan normal.

Baca juga:Layanan Garmin Sudah Bisa Diakses Meski Belum Normal

Namun kabar lainnya mengungkap jika Garmin tidak secara langsung membayar ke hacker, melainkan bantuan orang ketiga. Sayangnya, Garmin menolak untuk mengkonfirmasi isu terkait pembayaran ransomware ini.

Ahli keamanan dari Trend Micro menyebut jika memang benar Garmin telah membayarkan tebusan ke hacker, itu merupakan langkah yang salah. Pasalnya, hacker telah memiliki cara untuk bisa mengulangi pemerasan itu di kemudian hari.

"Menurut pendapat saya, seharusnya tidak usah dibayarkan sama sekali. Hal ini akan memicu langkah pemerasan kedua kali dan ketiga kali, serta seterusnya. Garmin akan menjadi korban pemerasan lebih besar lagi," ujar Bharat Mistry dari Trend Micro.

Kabar yang beredar dari cuitan para karyawan Garmin, perusahaan telah mengalami serangan ransomware yang disebut WastedLocker. Namun ini hanya sebatas spekulasi yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Media teknologi Taiwan malah menyebut penutupan layanan Garmin dikarenakan sistem perusahaan disusupi virus.

Namun sepertinya, masalah Garmin cukup besar karena mereka harus menutup pabrik produksi selama beberapa hari, dengan alasan maintenance.