Kenapa Negara Barat Parno Sama Huawei?

14 January 2019 - by

(Ilustrasi foto: ZDNet)

Uzone.id -- Bak film perang, selalu ada yang namanya mata-mata. Ketakutan aksi spionase ini gak cuma di perang bersenjata, tapi juga perang dagang.

Ketakutan ini juga yang dihadapin sama perusahaan teknologi Huawei. Bahkan mereka memutuskan untuk memecat seorang karyawannya di Polandia yang diduga menjadi mata-mata bagi pemerintah China.

Berawal dari pihak kepolisian yang telah menangkap petinggi Huawei bernama Wang Weijing. Dari berbagai sumber, Weijing dinyatakan telah melanggar hukum Polandia yang membuatnya kemudian dicurigai sebagai mata-mata dari China untuk Warsawa.

Masalah ini bisa saja menimbulkan ketegangan keamanan Eropa tentang Huawei sebagai perusahaan, serta hubungan negara Polandia sendiri dengan pemerintah China.

Baca juga: Huawei Ketahuan Ucapkan Tahun Baru Pakai iPhone

Meski begitu, pihak Huawei bilang, masalah ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kinerja perusahaan.

Weijing sendiri adalah seorang manager penjualan Huawei. Bergabung di Huawei sejak 2011, Weijing tercatat warga asli China dan mantan diplomat yang pernah ditempatkan di Gdansk, Polandia pada 2006-2011. Dia ditangkap bersama mantan pegawai divisi keamanan pemerintahan Polandia.

Dua orang terancam dipenjara selama 3 bulan. Sementara juru bicara Huawei untuk Warsawa, Joe Kelly menolak untuk memberi tanggapan.

Huawei dan ‘ketakutan’ negara Barat

Sebagai perusahaan besar yang memproduksi perangkat teknologi dan jaringan telekomunikasi, Huawei telah menghadapi sejumlah masalah di negara-negara Barat terkait hubungannya dengan Beijing.

Singkatnya, negara-negara Barat kerap mencurigai Huawei dan perangkat-perangkat teknologinya —yang menurut mereka— dimanfaatkan oleh China untuk memata-matai negara Barat.

Padahal sampai saat ini belum ada bukti yang secara gamblang dipublikasikan. Huawei pun beberapa kali mengelak tuduhan ini.

via GIPHY

Kalau kalian belum tahu, ada deretan negara yang membatasi akses Huawei ke pasar mereka.

Mengutip ABC, pemerintah Australia melarang Huawei untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur 5G pada Agustus lalu. Alasannya karena ada kecemasan keamanan nasional.

Kemudian pada Februari 2018 direktur FBI Chris Wray mengatakan ada kecemasan mendalam tentang potensi Huawei yang mengontrol infrastruktur Amerika Serikat.

Baca juga: Huawei P30 Pro Punya Sensor 3D Lebih Baik?

Lalu kembali di Warsawa, Polandia, menteri dalam negeri Joachim Brudzinski menyarankan bahwa Uni Eropa dan NATO harus bekerja sama untuk menentukan apakah Huawei layak dikeluarkan atau tidak dari pasar.

Melibatkan pelaku penegak keamanan skala internasional tampaknya memang layak dilakukan jika tingkat 'paranoid' mereka sudah sangat besar. Minimal, membantu untuk memonitor perangkat dari Huawei termasuk yang consumer-based.

Yang jelas, terkait kecemasan dari negara-negara Barat ini, Huawei selalu meyakinkan kalau perusahaan telah memenuhi segala aturan yang diterapkan di tiap negara.

“Huawei mematuhi semua regulasi dan hukum di negara tempat perusahaan beroperasi dan kami mewajibkan tiap karyawan untuk mematuhinya,” begitu ucap Huawei dalam pernyataannya.