Kiat CEO Go-Jek dan Tokopedia Memulai Startup

17 November 2016 - by
CEO Go-Jek Nadiem Makarim saat menjadi pembicara di hari kedua Tech in Asia Jakarta 2016. (uzone.id/Dedy Maryanto)

Siapa yang tidak kenal Gojek dan Tokopedia, dua perusahaan Startup yang kini namanya begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Berawal dari sebuah Startup, kini dua perusahaan itu telah bertransformasi menjadi brand raksasa dan jadi panutan bagi banyak Startup baru di Indonesia untuk bisa sesukses dan sebesar mereka.

Tentunya tidak mudah untuk mengubah sebuah Startup kecil menjadi merek yang begitu dikenal luas masyarakat seperti sekarang ini.

Menjadi pembicara di hari kedua gelaran Tech in Asia Jakarta 2016, Nadiem Makarim sang CEO Go-Jek membeberkan sedikit rahasianya dalam menjalankan perusahaannya di awal.

Satu hal yang ditekankan oleh Nadiem ketika dia menjalankan Go-Jek saat awal pendiriannya, dia mengaku tidak pernah pelit kepada para rekan pendiri dan tim pekerjanya, tetapi ia menyarankan untuk selalu pelit kepada para investor.

“Waktu awal mulai Go-Jek saya bagi-bagi saham gojek kepada para co-founder dan karyawan kaya bagi-bagi kacang goreng,” jelas pria berkacamata ini sambil tertawa.

Ada alasan khusus kenapa Ia melakukan hal tersebut, karena menurutnya ketika mereka dihargai, maka mereka akan menjadi loyal kepada perusahaan karena merasa sangat dihargai.

Lebih jauh Ia menambahkan bahwa hal tersebut berhubungan kepada kenyamanan para investor dalam berinvestasi ke perusahaannya. “Ketika investor melihat core-team kami begitu solid, maka mereka akan merasa aman dalam menginvestasikan uangnya di Go-Jek,” tuturnya.

Selain itu Nadim juga menciptakan suasana kerja yang begitu akrab di antara para pegawainya, di mana mereka kerap hang out bersama setelah jam kerja.

CEO Tokopedi William Tanuwijaya saat menjadi pembicara di hari kedua Tech in Asia Jakarta 2016. (uzone.id/Dedy Maryanto)

Sedikit berbeda dengan Nadiem, William Tanuwijaya CEO Tokopedia yang tampil jadi pembicara setelah Nadiem ikut memaparkan kiatnya dalam mengelola Tokopedia.

Ia menyebut bahwa semua dimulai dengan mentalitas bertarung layaknya underdog. Artinya sebagai sebuah Startup lokal yang baru mulai tapi harus tetap punya keyakinan yang tinggi.

“Sebagai Startup lokal dengan tim yang sangat kecil Anda harus punya keberanian dan keyakinan tinggi saat orang lain tidak percaya dengan Anda,” ungkap William di atas panggung utama.

Selain itu keberanian untuk mempekerjakan para talenta muda yang belum berpengalaman juga menjadi kunci tambahan dirinya membesarkan Tokopedia.

“Anda harus berani dan yakin untuk memberikan kesempatan serta kepercayaan kepada para fresh graduate yang belum berpengalaman untuk berada di tim Anda,” Wiliam menambahkan.

William juga berpesan untuk tidak takut dalam mengambil keputusan, sesulit apapun keputusan tetap harus diambil, dan jangan lupa belajar dari kesalahan yang terjadi.