Kominfo Targetkan Literasi Digital ke 50 Juta Masyarakat di Tahun 2024

16 September 2021 - by

Ilustrasi (Foto: Austin/Unsplash)

Uzone.id - Kemenkominfo dan Gojek sepakat menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) tentang Percepatan Transformasi Digital melalui Edukasi dan Pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Masyarakat Umum.

UMKM menjadi salah satu pilar dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung saat ini. Menurut studi McKinsey tahun 2020, digitalisasi UMKM berpotensi memberikan kontribusi ke perekonomian nasional hingga 140 Miliar USD pada tahun 2030. 

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, Gojek serta pemerintah terus mendorong pelaku UMKM melek digital guna mendorong upaya transformasi digital.

Baca juga: Google Didenda Rp2,5 Triliun Gara-gara Gak Rela Android Punya Saingan?

Selama masa pandemi ini, lewat ekosistem GoTo, Gojek telah meningkatkan literasi dan adopsi ekonomi digital kepada lebih dari 250 ribu pelaku UMKM di Indonesia. Tak hanya itu, Gojek juga mendorong pelaku UMKM untuk melek terhadap keamanan digital.

Upaya edukasi seputar keamanan digital yang dilakukan Gojek dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi selaras dengan target dari pemerintah. 

Pemerintah menyasar sekitar 50 juta masyarakat Indonesia untuk melek dan mencapai literasi digital di 2024. 

Baca juga: Kembangkan Ekonomi Digital, Indonesia Perlu Infrastruktur Seluler yang Baik

Direktur Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, kalau ada 50 juta orang yang kita literasi dan mereka bisa meliterasi orang di sekelilingnya, ini bisa ber impact sampai 200 juta orang, harapannya.

Dalam MoU ini, Kemenkominfo dan Gojek fokus pada tiga area utama, yaitu akselerasi kompetensi SDM digital, peningkatan literasi digital masyarakat, dan percepatan transformasi digital pada sektor ekonomi dan bisnis.

Tiga area ini merupakan elemen vital percepatan transformasi digital di Indonesia. Tak hanya mendorong ekonomi nasional, tiga area utama ini juga memaksimalkan potensi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara.