Lho, Apple Bakal Lemahkan Privasi Pengguna di China?

24 May 2021 - by

Ilustrasi logo Apple/Unsplash

Uzone.id -- Apple sering mengklaim bahwa perusahaannya adalah benteng keamanan dan privasi, khususnya bagi penggunanya. Namun, baru-baru ini muncul kabar kalau Apple pada akhirnya akan melemahkan privasi pengguna mereka di China.

Pusat data Apple yang ada di Guiyang, China disebut akan menyimpan informasi pengguna di negara tersebut, dan meski dilindungi oleh enkripsi, kunci file dari data-data tersebut juga akan disimpan di China. Hal ini berpotensi dapat dimiliki juga oleh pemerintah negara tersebut.

Advertising
Advertising

“Di pusat data itu, hampir mustahil bagi Apple untuk menghentikan pemerintah China dalam mendapatkan akses ke email, foto, dokumen, kontak, dan lokasi jutaan penduduk China,” begitu bunyi laporan New York Times belum lama ini.

Baca juga: Hampir 1.000 Karyawan Surati CEO Apple untuk Dukung Palestina

Apple mengatakan pihaknya hanya mengikuti Undang-Undang negara tersebut dan akan melakukan segala cara untuk tetap menjaga keamanan para pengguna. Apple mengungkapkan jika perusahaan mereka masih mengendalikan kunci enkripsi pengguna mereka menggunakan teknologi yang lebih canggih dibanding negara lain.

"Kami tidak pernah membahayakan keamanan pengguna data mereka, baik di China maupun di manapun kami beroperasi," kata perusahaan kepada Times.

China sendiri merupakan pasar yang cukup penting bagi Apple, hampir 15 persen pendapatannya berasal dari negara tersebut begitupun dengan produk-produknya yang kebanyakan dirakit disana.

Dua hal penting ini menjadi peluang bagi pemerintah China untuk mendorong kesepakatan dengan Apple agar mereka mau menyerahkan sebagian kendali atas data-data pengguna mereka ke perusahaan yang dimiliki pemerintah China.

Baca juga: Baru Dirilis, AirTag Apple Sudah Bisa Diretas

Tak hanya tunduk pada permintaan pelanggan China, Apple sendiri telah menyensor App Store di negara tersebut untuk mematuhi hukum disana. Hampir 55 ribu aplikasi aktif dilaporkan telah menghilang semenjak 2017 di App Store China. Lebih dari 35 ribu aplikasi tersebut adalah aplikasi game yang harus meminta persetujuan dari pihak regulator.

Sekitar 20 ribu aplikasi lainnya adalah outlet berita asing, layanan kencan gay, dan aplikasi perpesanan terenkripsi. Apple juga dirumorkan telah memblokir aplikasi yang pro protes-demokrasi dan pembatasan internet, serta aplikasi tentang Dalai Lama.

Namun, tuduhan ini dibantah keras oleh Apple dengan dalih jika pengembang dari aplikasi-aplikasi tersebut lah yang menarik diri dari App Store milik Apple.