Muda-Mudi Bergaji Tinggi Tanpa Perlu Pergi Pagi Pulang Pagi

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising


Sejak pukul 09.00 WIB, orang-orang berdatangan ke Jogja Digital Valley (JDV). Mereka membawa tablet atau laptop masing-masing. Namun jangan salah, muda-mudi itu bukan datang untuk bermain gim atau membuka media sosial dengan memanfaatkanWifigratis . Mereka justru tengah bersiap untuk bekerja di area publik garapan Telkom tersebut.

Nurul Karima misalnya, gadis berusia 22 tahun ini sengaja datang ke JDV untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagaicontent writer. Selain di JDV, ia juga sering mengerjakan proyek-proyek berbasis IT di tempat-tempat publik lain, seperti Perpustakaan Kota Yogyakarta. Asal ada lapotop dan akses internet cepat, ia bisa mengerjakan tugas-tugas dengan lancar.

Selain sebagaicontent writeruntuk sebuah toko daring, gadis yang akrab disapa Rima ini juga bekerja untuk sebuahsocial media strategy agency. “Pekerjaan saya sebenarnya ringan. Ya kita hanya butuh kemampuan menulis,” tuturnya padaRepublika.co.id, belum lama ini.

Dalam melancarkan tugasnya, Rima cukup menggunakan aplikasi Hootsuite untuk mengerjakan proyeksocial media strategy. Sementara untuk mengerjakan tugascontent writer, alumnus UMY itu lebih memilih menggunakan aplikasi Magento.

Menurut Rima, pekerjaan yang saat ini dijalaninya cukup menjanjikan. Bahkan pendapatan yang ia peroleh jauh lebih besar dari pekerjaannya sebelum berkecimpung di dunia IT. “Dulu sayakan kerja sebagai jurnalis. Sekarang ya pendapatan saya jauh lebih tinggi,” kata perempuan berjilbab itu sambil tersenyum, meski enggan menyebut berapa besar penghasilannya per bulan.

Rima menuturkan, pekerjaan yang dilakoninya sekarang jauh lebih fleksibel. Ia bahkan bisa mengatur jam kerja dan hari liburnya sendiri. Saat ini dalam satu bulan Rima ditarget untuk mengerjakan 75 tulisan pendukungcontent writerdankey visual product. Jika target tersebut dapat dikerjakan kurang dari satu bulan, maka sisa hari kerjanya dapat dipakai untuk liburan.

Namun tekanan sering kali datang dari klien. Hal ini karena pengguna jasasocial media strategy agencysering kali menuntut hasil kerja yang cepat. “Misalnya sudah pakai jasa kita, mereka ingin segera penjualannya naik. Padahal untuk memperkenalkan sebuah produk di media sosial juga butuh proses,” ujar Rima.

Kerja Tanpa Office Hour


Kondisi yang hampir sama juga dialami oleh Erich Hartawan (31 tahun). Pembuat aplikasi Nutapos ini seringkali bekerja seharian penuh di depan komputer jika sedang mengejar batas waktu proyek IT. Bahkan ia pun harus rela mengorbankan libur akhir pekan demi menyelesaikan aplikasi pesanan klien.

“Kita rata-rata bisa kerja dari jam sembilan pagi sampai jam 10 malam. Bahkan saya pernah baru bisa menyelesaikan pekerjaan jam lima subuh,” katanya Erich sambil tertawa. Karena itu tak jarang istri dan keluarga Erich pun sering protes dengan jam kerjanya yang tak jelas.

Namun keletihan tersebut segera terbayar saat klien puas dan memuji produk hasil garapannya bersama tim. Pria kelahiran Surabaya ini mengaku, kepuasan utama yang hendak dicapai para programer adalah apresiasi dari para pengguna aplikasi. Bukan hanya sekadar uang yang diperoleh dari hasil penjualan produk IT.

Saat ini, Erich bersama tiga kawannya, Hendra, Rahmat, dan Husnan fokus untuk memasarkan Nutapos. Sebuah aplikasi kalkulasi yang diperuntukkan bagi kasir bisnis kuliner, seperti restoran, rumah makan, kedai, dan kafe. Aplikasi tersebut dapat menghitung omset penjualan, persediaan bahan baku, dan menyajikan laporan keuangan secara praktis.

Untuk mengembangkan Nutapos, hingga saat ini Erich dan tim telah menghabiskan dana sebesar Rp 350 juta. Namun jumlah pengguna aplikasi ini pun semakin berkembang. Menurut Erich, sekarang ada 60 pengguna berbayar Nutapos. Setiap tahunnya mereka hanya dibebankan harga sebesar Rp 960 ribu.

“Sejak awal kami memang merancang sistem ini untuk dapat digunakan siapapun, namun dengan harga yang terjangkau,” kata Erich. Maka itu, tak jarang pengusaha yang baru mengetahui Nutapos segera meneken kontrak untuk menggunakan aplikasi tersebut.

Dalam satu tahun ke depan, Erich bersama tim menargetkan seribu pengguna Nutapos yang tersebar di seluruh Indonesia. Maka itu, selain tetap mengembangkan aplikasi, mereka juga fokus pada pemasaran produk IT ini.

BERITA TERKAIT