Penjualan Ponsel Turun Drastis, Huawei Fokus Ternak Babi?

24 February 2021 - by

 

Uzone.id - Perusahaan telekomunikasi raksasa di CHina Huawei mulai mencari industri lain akibat mereka dilarang untuk berdagang di Amerika Serikat. Hal ini berimbas pada penjualan elektroniknya.

Sebagai alternatif, Huawei mencari cara untuk mendapatkan revenue dari teknologi yang telah mereka kembangkan. Bersamaan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), Huawei mulai mendalami industri peternakan babi dan penambangan batu bara.

Advertising
Advertising

Menurut laporan yang UZone.Id kutip dari BBC News, tingkat penjualan ponsel Huawei turun sebanyak 42 persen pada kuartal terakhir tahun 2020. Hal ini diakibatkan oleh suplai chip mikro yang terbatas karena larangan perdagangan, terutama tekanan Amerika. Huawei juga telah dilarang untuk berpartisipasi dalam pengembangan 5G di beberapa negara, termasuk di Inggris karena alasan keamanan negara.

Baca juga: Huawei Pangkas Produksi Smartphone Sampai 60 Persen

“Hal ini bukan karena terdapat masalah pada kualitas produk Huawei, namun karena Huawei terjebak di masalah geopolitik,” ujar perwakilan dari Huawei ke BBC.

China memiliki industri peternakan babi terbesar di dunia. Teknologi Huawei diharapkan akan membantu peternakan babi untuk mendeteksi penyakit dan melacak lokasi. Teknologi Sistem Pengenalan Wajah atau Facial Recognition dipercaya mampu membedakan tiap babi yang ada, sementara teknologi lain dapat mengawasi berat, pangan, dan gerak badan babi.

“Penerapan teknologi informasi dan komunikasi ini adalah contoh bagaimana industri tradisional dapat merasakan manfaat dari perkembangannya,” tambah perwakilan Huawei.

Baca juga: Huawei Bakal Bikin Konsol Game?

Selain itu, penemu dan chief executive Huawei, Ren Zhengfei mengumumkan bahwa mereka akan mengembangkan lab inovasi pertambangan di provinsi Shanxi, China. Biliuner ini ingin mengembangkan teknologi yang disebutnya efisien serta aman, juga melibatkan sedikit pekerja.

“Kami masih bisa bertahan tanpa harus bergantung pada penjualan ponsel,” ujar Ren.