Rudiantara Sebut Bakar Duit e-Commerce sebagai Hal Lumrah

28 July 2019 - by

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menganggap promosi yang dilakukan e-commerce sebagai sesuatu yang lumrah karena tetap dilakukan dengan dasar perhitungan bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan.

"Semua bisnis punya hitung-hitungan, tidak ada yang mau rugi terus. Kalau bisnis rugi terus itu namanya lembaga sosial. Blibli.com saya rasa bukan lembaga sosial. Yang namanya promosi itu di industri retail adalah sebuah keharusan," kata Rudiantara usai acara ulang tahun kedelapan Blibli.com di Jakarta Utara, Jumat (26/7).

Rudiantara memberikan contoh industri seluler di Indonesia. Menurutnya, operator seluler terus menerus melakukan promosi paket untuk menjaring lebih banyak pengguna dan meningkatkan kesadaran merek (brand awareness).

"Misalnya kita lihat di seluler misalkan terus-terusan ada yang namanya promosi. Hanya promosi itu bukan 5 tahun diskonnya. Namanya juga promosi, itu ada masanya untuk menarik masyarakat. Baik perhatian maupun minat, sehingga orang melakukan transaksi," ungkapnya.

Lihat juga:
Jurus Jitu 'Dulang' Klik dan Fenomena Clickbait

Untuk itu, ia mengaku tidak keberatan apabila e-commerce melakukan berbagai promosi agar masyarakat mulai berbelanja daring.

Rudiantara mengatakan pihaknya justru mengawasi promosi yang bersifat jangka panjang. Ia mengatakan 'bakar duit' berkepanjangan tidak akan memberikan keuntungan berkelanjutan bagi e-commerce.

"Saya rasa nanti suatu saat akan mencapai titik keseimbangan yang baru," tandasnya.

Sebelumnya, Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) menyebut diskon kilat (flash sale) yang diadakan para pelaku e-Commerce tidak melulu soal harga murah. 

Lihat juga:
Kisruh Aplikasi Umroh dalam Pusaran Arus Ziarah Digital

Ketua umum iDEA Ignatius Untung mengatakan pelaku e-commerce bisa meningkatkan pelayanan ketika flash sale untuk meningkatkan brand awareness. 

Menurut Untung ketika brand awareness meningkat, konsumen tidak akan berpatokan pada harga ketika flash sale diadakan. Bisa saja suatu pelaku e-commerce memiliki layanan yang berkualitas lebih dipilih oleh konsumen dibandingkan pelaku lain yang menawarkan harga lebih murah.

"Flash sale jangan dikemas seolah-olah belanja daring itu mau menang murah aja. Justru bagaimana caranya kita mau mendorong ini agar bisa meningkatkan layanan jadi bahkan tidak paling murah tapi orang masih mau balik. Itu baru hebat," ujar Ignatius.

Berita Terkait