Samsung DeX Rawan Disusupi Hacker, Bisa Curi Data WhatsApp

17 June 2021 - by

Foto Ilustrasi: Unsplash

Uzone.id -- Samsung Galaxy hadir dengan berbagai aplikasi bawaan yang pastinya membuat pihak Samsung sangat berhati-hati dalam memastikan keamanan dalam ponselnya. Namun, namanya juga era digital, bukan tidak mungkin mendadak ada kerentanan di dalamnya.

Seorang peneliti keamanan telah menemukan celah serius dalam keamanan beberapa aplikasi bawaan Samsung. Jika disalahgunakan, celah ini bisa dijadikan alat untuk memata-matai oleh para hacker. Kerentanan ini merupakan bagian dari kumpulan besar yang telah dilaporkan ke pihak Samsung.

Advertising
Advertising

Contohnya, kerentanan UI pada sistem Samsung DeX yang bisa membuat para hacker mencuri data dari notifikasi pengguna, termasuk deskripsi obrolan Telegram dan WhatsApp.

Baca juga: Setelah Ponsel dkk, Hacker Kini Mangsa Sektor Industri

Selain itu, peretas juga bisa mencuri informasi dari Google Documents, Samsung Email, Gmail, dan lainnya. Bahkan, mereka bisa membuat backup di SD Card.

Pendiri Oversecured, Sergey Toshin, mengatakan bahwa kerentanan paling ringan dapat mencuri pesan SMS dari perangkat Galaxy pengguna. Kerentanan lainnya lebih serius, karena hacker bisa saja membaca dan menulis file arbitrer dengan izin yang lebih tinggi.

“Belum ada masalah yang dilaporkan secara global dan pengguna harus yakin bahwa informasi sensitif mereka tidak berisiko,” kata pihak Samsung dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Samsung ChromeBook 4 Rilis di Indonesia, Ini Spesifikasinya

Mereka menyambung, “kami mengatasi potensi kerentanan dengan mengembangkan dan mengeluarkan patch keamanan melalui pembaruan perangkat lunak pada April dan Mei 2021 segera setelah kami mengidentifikasi masalah ini.”

Samsung juga mengaku telah bergerak untuk menangani isu ini. Perusahaan Korea Selatan ini telah menambal kerentanan tersebut melalui pembaruan keamanan terbaru. Kerentanan ini dapat menyebabkan pelanggaran GDPR, terlebih jika dampaknya dalam skala besar, Samsung akan menghadapi kerugian signifikan di kawasan Uni Eropa.