Satu Lagi Petinggi WhatsApp Hengkang, Ada Apa?

29 November 2018 - by

Dua petinggi WhatsApp sebelumnya, Brian Acton dan Jan Koum, hengkang dari WhatsApp dan kini jejaknya juga diikuti oleh Neeraj Arora selaku Chief Business Officer.

Hal itu dikonfirmasi dari akun Facebook resminya. Arora menulis alasannya untuk berhenti karena ingin beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Anehnya, dalam kolom ucapan terima kasihnya, Arora hanya menulis tim WhatsApp dan secara spesifik menyebutkan nama Brian Acton dan Jan Koum tanpa menulis nama Mark Zuckerberg yang notabenenya CEO dari perusahaan induk WhatsApp.

"Saya telah diberkati untuk bekerja dengan satu tim kecil yang berisi orang-orang berbakat dan melihat bagaimana fokus bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa dan dicintai miliaran orang. Saya sangat berutang budi kepada Jan dan Brian, yang mempercayakan saya untuk menjadi teman bisnis mereka selama bertahun-tahun," tulis Neeraj Arora dalam postingan di Facebooknya.

Sebelumnya, Facebook telah mengakuisisi WhatsApp sebesar 19 miliar dolar pada tahun 2014 silam dan berjanji untuk mengizinkan aplikasi perpesanan itu untuk terus beroperasi secara independen di bawah Acton dan Koum yang saat itu menjabat sebagai Chief Executive Officer, namun tiba-tiba keduanya berhenti satu per satu.

Dilansir dari Tech Crunch, hal tersebut menimbulkan tanda tanya dan spekulasi, mengingat para petinggi WhatsApp dan Instagram sebelumnya hengkang karena diduga juga memiliki hubungan yang kurang baik dengan Mark Zuckerberg.

Dalam postingan Facebook Arora dapat diketahui bahwa Koum dan Acton menariknya untuk bergabung dengan WhatsApp dan Arora juga digadang akan menjadi CEO WhatsApp untuk menggantikan posisi Koum dan Acton, namun setelah hengkangnya Arora, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai calon pengisi jabatan tersebut.

Chief Business Officer WhatsApp, Neeraj Arora. [Facebook]

 

Sementara itu, menurut Telegraph, baru-baru ini Acton mengaku bahwa alasannya hengkang karena adanya ketidakcocokan dengan model bisnis yang dilakukan Facebook. Acton juga mengampanyekan "delete Facebook" kepada pengguna di tengah maraknya skandal Cambridge Analytica. Keluarnya Arora ini menjadi bukti lebih lanjut bahwa Facebook telah memasuki era baru, memperlihatkan di mana strategi akuisii perusahaan mungkin berada dalam bahaya yang lebih serius. [Telegraph/Techcrunch]

 

Berita Terkait: