Seberapa Canggih Google Maps Buatan Huawei?

19 August 2019 - by

 

Uzone.id -- Tak cuma soal pengembangan sistem operasi sendiri untuk menggantikan Android, Huawei juga siap membuat peta digital sendiri.

Sejak pertengahan tahun ini, Huawei memang sedang diterpa masalah perselisihan dengan Amerika Serikat. Kedua negara ini tengah menghadapi perang dagang, terutama sikap AS yang terlampau curiga dengan Huawei dan sempat memasukannya ini di blacklist agar tidak bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan AS.

Hal ini yang mendorong Huawei segera mengembangkan OS sendiri yang diberi nama HarmonyOS, atau HongMeng.

Nah, sekarang Huawei akan merakit peta digital sendiri yang diberi nama Map Kit. 

Baca juga: Lah, Peluncuran Huawei Mate X Ditunda Lagi?

Diwartakan China Daily, peta digital ini dirancang untuk merangkul developer peranti lunak agar bisa memaksimalkan kemampuan pemetaan digital.

Tak cuma itu, Map Kit juga dipercaya akan terhubung dengan layanan pemetaan lokal dan akan mencakup 150 negara.

“Map Kit Huawei akan tersedia dalam 40 bahasa. Nantinya peta ini juga akan menyuguhkan kondisi lalu lintas secara real time dan sistem navigasi canggih yang bisa mengenali perubahan lajur mobil. Ke depannya Map Kit juga bakal mendukung pemetaan secara augmented-reality,” ucap Presiden Cloud Service Huawei Consumer Business Group, Zhang Pingan.

Ini akan menjadi tantangan besar bagi Huawei jika memiliki objektif penggunaan Map Kit bisa melampaui Google Maps. Berkaca pada Apple, perusahaan pimpinan Tim Cook ini gagal membuat Apple Maps menjadi penantang Google Maps.

Baca juga: Ini Dia OS Penantang Android dari Huawei

Google Maps yang dirilis pada 2005 kemudian semakin diperkuat dengan akuisisi Waze pada 2013 untuk meningkatkan jaringan.

Meski begitu, ada ceruk menarik jika Huawei mengembangkan peta sebagai penantang Google Maps, mengingat Google selama ini gak bisa mencakup secara lengkap area China, negeri kampung halaman Huawei sendiri.

China memang dikenal mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan otorisasi khusus dari departemen administratif untuk melakukan survei dan pemetaan di bawah DPR. Untuk melakukan syarat ini semua, bukanlah hal mudah bagi perusahaan asing, bahkan sekelas Google pun.