Seperti Apa Karakter Centennial, Generasi Sesudah Millennial?

03 April 2018 - by

Uzone.id - Telinga kamu mungkin sering mendengar istilah generasi millennial, yang merujuk pada generasi Y, yang lahir di atas 1980-an hingga 1997. Bahkan, kamu mungkin sering mengucapkan istilah ini dalam percakapan sehari-hari.

Sampai dua tahun ke depan, pemakaian istilah ini memang masih relevan. Sebab, diperkirakan bahwa pada 2020, tenaga kerja di seluruh dunia terdiri dari 35 persen generasi millennial. Demikian menurut hasil riset oleh ManpowerGroup yang berjudul Millennial Careers: 2020 Vision.

Advertising
Advertising

Namun, jangan karena terlalu sering memakai istilah itu, kamu lupa akan keberadaan generasi centennial alias generasi Z. Sebuah tulisan di New York Times mengungkapkan bahwa generasi ini merujuk pada orang yang lahir pada awal 1990-an sampai pertengahan 2000-an. Namun, sumber lain mengatakan bahwa generasi Z lahir pada 1995 sampai 2009.

Terlepas dari perbedaan definisi itu, riset oleh ManpowerGroup di atas mengungkapkan, bangku-bangku tenaga kerja di seluruh dunia juga akan diduduki oleh 24 persen generasi Z, pada 2020. Jadi, lebih dari separuh populasi tenaga kerja di seluruh dunia terdiri dari para pekerja muda kelak.

Meski akan hidup dalam satu lingkup yang sama, kedua generasi ini jelas berbeda. Generasi Z tidak pernah berurusan dengan telepon. Mereka telah tumbuh dengan pengetahuan bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan siapa saja di seluruh dunia, dalam waktu singkat, melalui media sosial. Demikian menurut sebuah artikel yang diterbitkan di situs Oxford Royale Academy.

Dengan kata lain, generasi Z adalah generasi pertama yang mengalami kemajuan teknologi yang sangat luar biasa, yang pada akhirnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Mereka pun lebih mampu beradaptasi dengan perubahan besar dalam bidang teknologi.

Selain itu, dalam bidang pekerjaan, para centennial cenderung bermimpi menjadi wirausaha dan membangun bisnis mereka sendiri. Mereka tahu bahwa ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tapi mereka siap menghadapinya—dengan modal, yaitu kepiawaian mereka dalam memanfaatkan internet dan teknologi, demi mendapatkan keamanan finansial kelak. Mereka juga optimis, tapi tetap realistis.

Generasi centennial juga cenderung sadar akan kesehatan, karena mereka telah belajar dari kesalahan generasi sebelumnya yang memiliki pola makan buruk. Para centennial cenderung tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.

Karena itu, tidak heran bila empat dari delapan ide favorit kreatif dalam ajang Democracy of Centennial (DoC) yang diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bicara tentang inovasi seputar teknologi kesehatan.

Ide-ide tersebut, yaitu chip pencegah penuaan (M. Ramzi Rauf asal SMA AL FALAH Surabaya), artificial intellegence robot to check human health (Zahra Celesta asal SMAN 1 Yogyakarta), DNA is your information (Fakhri Adi Budiarto asal Universitas Widyatama Bandung), dan earphone positive thinking (Fakhri Adi Budiarto asal SMP 3 Bekasi).

Kompetisi yang digelar PT Telkom Indonesia ini resmi dibuka 27 Oktober 2017 dan telah ditutup 31 Maret 2018. Ajang ini bertujuan merangsang buah pikiran kreatif anak-anak muda Indonesia sesuai dengan tajuk “Sejuta Ide, Seabad Indonesia”.