Strategi Telkom Mendukung Ekosistem Digital di Indonesia

16 November 2019 - by

Kolom oleh: Setyo Budianto - Director & Chief Digital Consumer Officer, PT Metranet   Minggu lalu saya mewakili Telkom Indonesia mengisi acara Talkshow pada acara Fintech Festival Bank Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia di Cirebon. Tema Talkshow adalah "BUMN Go Digital".

Saya mulai paparan dengan menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai program Making Indonesia 4.0 untuk mengahadapi revolusi industry 4.0. Pemerintah telah mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0.

Advertising
Advertising

Revolusi Industri 4.0 atau industri generasi ke empat merupakan perubahan sektor industri di dunia yang dipengaruhi oleh maraknya perkembangan teknologi serta internet. Lima jenis industri yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia, diharapkan menjadi

tulang punggung dalam rangka meningkatkan daya saing nasional.

Selain itu, Pemerintah juga mendorong lima  fokus area kerja untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ke-5 Fokus area tersebut adalah : Pembangunan SDM, Pembangunan Infrastruktur, Menyederhanakan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi.

Kelima jenis industri tersebut diharapkan menjadi tulang punggung untuk meningkatkan pertumbuhan PDB, peningkatan lapangan kerja, dan peningkatan kontribusi PDB dari manufaktur

5 Fokus ini juga secara tidak langsung akan membantu Indonesia dalam mengembangkan ekosistem digital di Indonesia.

Untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi digital, Telkom sudah melakukan beberapa inisiatif strategis, yaitu

  • Membangun digital connectivity dengan memperluas coverage jaringan broadband menggunakan teknologi 4G dan FTTH, peningkatan bandwidth, low latency dan virtualisasi network.
  • Membangun digital platform yang dapat digunakan untuk pengembangan digital ecosystem.
  • Mengembangkan digital services melalui skema build, buy dan borrow.

National digital platform yang akan dibangun Telkom akan dilengkapi dengan platform bigdata, payment, cloud, IOT, cyber security dan API yang diharapkan bisa menjadi katalisator untuk pengembangan use-case use-case dan aplikasi digital yang dapat melengkapi ekosistem digital Indonesia yang selanjutnya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan

ekonomi nasional.

Untuk pengembangan use case/aplikasi digital, dilakukan melalui pengembangan di internal melalui Amoeba, program inkubasi melalui Indigo dan nextdev, sedangkan venture capital melalui MDI dan TMI. Saat ini sudah banyak aplikasi digital yang dihasilkan melalui program-program tersebut.

Untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital, Telkom menggunakan pendekatan People, Planet, Participation.

  • People : membangun digitalpreneur melalui inovasi internal (Amoeba) dan inkubasi (Indigo).
  • Planet : menyediakan 17 creative camp (DILo) dan 4 creative center (digital valley).
  • Participation : bekerjasama dengan institusi Pendidikan, korporasi, komunitas, government dan media untuk pengembangan ekosistem startup.

Dalam 5 tahun terakhir sudah banyak dampak ekonomi yang diperoleh dari program pembinaan startup yang dilakukan oleh Telkom, baik dari sisi jumlah talent digital, peningkatan lapangan kerja, digital preneur, jumlah UKM yang go online, serta valuasi startup yang meningkat cukup siginifikan.

Beberapa hal yang dilakukan dalam program pembinaan startup antara lain :

  • Memberikan mentoring baik yang dilakukan oleh mentor dari dalam negeri maupun mentor dari startup silicon valley.
  • Memberikan funding berdasarkan tahap yang sudah dicapai oleh startup.
  • Memberikan market access melalui channel yang dimiliki oleh Telkom.
  • Memberikan fasilitas co-working space.
  • Memberikan access ke global investment

Program pembinaan startup digital Telkom Group selama 4 tahun terakhir menghasilkan 21.538 Talenta, 10.082 Ide, dan 283 Startup yang berdampak ke peningkatan lapangan kerja dan digital-preneur.