Tantangan UMKM Go Digital

05 October 2020 - by

 Foto: Ilustrasi (by Travel for Life Sören Eichhorst & Henning Richter on Unsplash)

Advertising
Advertising

Kolom oleh: Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)

Salah satu dampak Pandemi Covid-19 adalah transformasi digital yang lebih cepat. Sebagai contoh, kita lebih sering berbelanja online dibandingkan dengan sebelum pandemi. Apalagi, di beberapa tempat aktivitas konsumsi secara langsung dibatasi, seperti di rumah makan di beberapa daerah.

Oleh karena itu, penting bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memanfaatkan kanal digital agar dapat bertahan dan berkembang. Namun, ternyata belum semua UMKM sukses melakukan ini. Dari 60-an juta UMKM yang ada di Indonesia, Kemenkop UKM memperkirakan baru sekitar 9,5 juta UMKM yang go online. 

Ada beberapa tantangan terkait digitalisasi UMKM yang perlu diperhatikan di bawah ini.

 

  1. Kualitas barang yang ditawarkan

Sebelum berbicara soal bagaimana menjual barang melalui online, harus dipastikan bahwa produk UMKM tersebut layak jual. Pada kenyataannya, kadang ditemukan produk UMKM yang memiliki kualitas yang tidak seragam. Selain itu, brand atau packaging produk UMKM juga kadang perlu diperbaiki.

Adanya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian lembaga maupun swasta selama ini cukup membantu. Namun, hal ini perlu didorong dengan peningkatan sarana informasi terkait pelatihan tersebut yang mudah diakses oleh para pelaku UMKM. 

Selain itu, penyederhanaan persyaratan untuk mengurus berbagai administrasi juga perlu ditingkatkan. Termasuk di dalamnya pengurusan sertifikasi halal, SNI, dan izin lainnya yang dibutuhkan oleh UMKM.

Photo by You X Ventures on Unsplash

 

  1. Pemasaran

Setelah memastikan barang siap untuk dijual, tantangan berikutnya adalah memasarkan produk tersebut melalui kanal digital. Pelaku UMKM perlu mempelajari kanal yang paling tepat sesuai dengan sasaran pelanggan mereka.

Sebagai contoh, apabila ada UMKM yang ingin menjual barang kepada BUMN, belum lama ini kementerian BUMN meluncurkan inisiatif https://padiumkm.id/ yang menjembatani antara UMKM di satu sisi sebagai penjual dengan BUMN di sisi lain sebagai pembeli.

UMKM perlu memperhatikan pula kualitas layanan mereka di kanal tersebut, dimulai dari tampilan toko/lapak dan produk, termasuk di dalamnya deskripsi dan foto barang yang baik, pengiriman barang yang rapi dan cepat, serta layanan purna jual yang baik. Hal ini diperlukan untuk membangun reputasi agar semakin dilirik oleh pembeli.

 

  1. Permodalan

Tantangan terakhir adalah permodalan. UMKM membutuhkan modal, khususnya untuk menangani order dalam jumlah besar. Belakangan ini muncul beberapa layanan dari fintech maupun perbankan yang berusaha memenuhi hal ini, meskipun tampaknya layanan ini masih dapat ditingkatkan lagi.

Pihak-pihak yang ingin membantu digitalisasi UMKM, baik itu pemerintah maupun pihak terkait lainnya, perlu untuk memperhatikan tantangan-tantangan di atas dan turut menjawab sebagian atau seluruhnya. Hal ini dapat dilakukan melalui teknologi maupun orkestrasi dengan perusahaan atau pihak lain yang berada di dalam ekosistem UMKM ini.

Semoga dengan demikian, UMKM di Indonesia dapat semakin memanfaatkan kanal digital dan tumbuh lebih cepat serta turut membesarkan negeri kita tercinta.